Rumah Sakit

Setelah 1 jam pingsan bu Siti membuka matanya dan menyadari jika dirinya kini berada di rumah sakit. Anin dengan sabar menemani Siti karena belum ada satu orangpun keluarga Siti yang datang untuk menjenguknya.

"Ibu udah bangun?". Tanya Anin dengan lembut.

"Maaf kamu siapa?". Siti mengerjapkan mata sambil mengumpulkan kesadarannya.

"Tadi ibu pingsan pas di depaan mobil saya dan saya membawa ibu ke rumah sakit ini".

"Oh, maaf nak, ibu jadi merepotkan kamu, terima kasih banyak yaa, ibu tidak tau bagaimana jadinya ibu kalau tidak ada kamu". Ucap Siti.

"Nggak apa-apa kok Bu, gimana keadaan ibu, udah mendingan?.

"Ah, ibu udah biasa nak keluar masuk rumah sakit jadi nggak ada yang perlu di khawatirkan lagi".

"Bu, jangan di sepelekan gitu dong, penyakit ibu itu udah sangat parah".

"Ibu memang udah pasrah sama penyakit ini nak".

"Jangan ngomong gitu Bu, aku akan pastiin kalau ibu pasti akan sembuh.". Ada kesedihan yang mendalam di hati Anin ketika Bu Siti pasrah dengan penyakitnya.

Bu Siti tersenyum ramah kepada Anin. "Kamu gadis yang sangat baik pasti orang tua kamu sudah mendidik kamu dengan sangat baik, mereka juga pasti bangga memiliki anak seperti kamu".

"Makasih Bu". Aku bahkan tidak memiliki orang tua lagi Bu, aku juga tumbuh tanpa didikan mereka. Gumam Anin dalam hatinya.

"Lho, kok kamu yang ngucapin makasih, harusnya ibu yang bilang makasih. Makasih ya nak ibu nggak tau harus balas dengan apa".

"Ibu cukup semangat untuk sembuh aja". Anin tersenyum pada Siti. "Oya Bu, maaf aku nggak bisa temenin ibu lama-lama karena ada urusan di kampus yang harus aku selesaikan dulu, ibu nggak apa-apa kan sendiri dulu karena pihak rumah sakit udah menghubungi keluarga ibu, mungkin sebentar lagi mereka datang". Lanjutnya lagi.

"Oh, nggak apa-apa nak, ibu bisa sendiri. Sekali lagi makasih ya anak cantik". Siti dengan senyum ramah.

"Sama-sama Bu". Anin pun pergi meninggalkan Siti sendirian.

°°°°°

Sementara itu di kampus Haikal tampak gusar setelah bertemu dengan doaen pembimbingnya. Dengan langkah cepat menyurusi keridor kampus dan tanpa sengaja bertemu dengan Nino dan Rian yang sedang berjalan menuju kantin.

"Bro, mau kemana kok buru-buru amat?". Tanya Nino pada Haikal.

"Gue harus ke rumah sakit dulu, ibu masuk rumah sakit lagi". Jawab Haikal.

"Masuk rumah sakit lagi? bukannya baru aja Ibu keluar dari rumah sakit ya". Tanya Rian kali ini.

"Itulah, Ibu gue memang bandel padahal udah nggak bisa lagi beraktivitas diluar rumah apa lagi sampai capek tapi Ibu nggak dengerin waktu gue bilangin".

"Ya udah hati-hati deh loe ya".

"Oke gue berangkat dulu ya". Lalu Haikal bergegas menuju rumah sakit.

"Kasian ya si Haikal, cobaan hidupnya kayaknya berat banget". Ujar Nino melihat tubuh Haikal yang semakin menjauh.

"Iya, gue salut sama dia, nggak pernah ngeluh dan nggak pernah mau ngerepotin orang lain. Bahkan nerima bantuan dari kita aja di sungkan dan selalu nolak". Jawab Rian.

"Iya sih, semoga aja ada jalan keluar untuk masalah hidupnya". Rian hanya mengangguk mendengar perkataan Nino.

°°°°°

...Dirumah sakit......

"Ibu, gimana Bu keadaannya?". Tanya Haikal ketika masuk kesebuah ruangan yang membuat dia sedikit bingung. Ya, Siti berada di ruangan VVIP rumah sakit teraebut atas perintah dari sang nona muda pemilik rumah sakit tersebut.

"Ibu nggak apa-apa kok nak. nggak usah khawatir ibu kan udah biasa kayak gini". Jawab Siti dengan lembut.

"Kan Haikal udah ngelarang ibu untuk keluar rumah tadi, tapi Ibu masih aja ngebantah, begini nih akibatnya. Ibu itu nggak boleh terlalu capek". Ucap Haikal.

Tok, tok, tok....

"Maaf mengganggu waktu istirahatnya Bu, kami ada kabar gembira untuk Ibu Siti". Ucap dokter yang biasa menangani Siti.

"Apa dokter?". tanya Haikal penasaran.

"Begini Haikal Bu Siti sepertinya donor ginjal untuk Bu Siti sudah di dapatkan. Kita hanya perlu melakukan beberapa tes untuk memastikan apakah ginjal tersebut cocok dengan tubuh Ibu Siti". Jawab dokter.

"Beneran dokter?". tanya Haikal antusias. "Tapi saya masih belum punya biaya operasinya dokter". Lanjut Haikal lagi dengan wajah penuh kesedihan.

"Kamu tidak usah khawatir semua biaya rumah sakit dan biaya operasi selama perawatan Ibu Siti untuk kedepannya sudah di gratiskan oleh pihak rumah sakit". Jawab dokter.

"Gratis?. Kenapa bisa dokter?". Tanya Bu Siti.

"Bisa saja Bu, karena pemilik rumah sakit ini sudah membuat peraturan baru untuk menggratiskan segala biaya rumah sakit kepada orang-orang yang tidak mampu".

"Ya Allah sungguh mulia hati pemilik dari rumah sakit ini". Ucap Siti lagi dan dokter tersenyum.

"Dokter saya bisa bertemu dengan pemilik rumah sakit ini?. Saya mau mengucapkan terimakasih kepada beliau". Tanya Haikal.

"Tentu, bahkan ibu Siti juga pasti sudah kenal dengannya".

"Saya, siapa memangnya dia dokter?". Tanya Siti penasaran.

"Gadis yang tadi membawa ibu ke rumah sakit ini". jawab dokter singkat.

"Apa?. gadis itu bahkan masih sangat muda tetapi bisa memiliki rumah sakit sebesar ini dan dia juga dia memiliki hati yang sangat mulia, dia memang sangat istimewa". Ucap Siti dengan senyum bahagia.

"Tentu, nona kami memang sangat baik meskipun terkadang dia terlihat dingin tetapi hatinya memang sungguh mulia. Haikal, Bu Siti saya hanya ingin menyampaikan kabar bahagia itu kalau begitu saya permisi dulu".

Haikal terlihat sangat bingung dengan percakapan antara ibunya dan dokter. " Gadis? siapa maksud ibu?". Tanyanya kepada sang ibu.

"Oh, itu tadi saat pulang mengantar kue Ibu pingsan di jalan raya tepat di depan mobil gadis yang membawa ibu ke rumah sakit ini, dia cantik sekali, sangat baik dan ramah. Andai aja Ibu punya menantu seperti dia ya". Jawab Siti.

"Ibu jangan berharap terlalu tinggi, dia pasti anak orang kaya karena bisa memiliki rumah sakit sebesar ini, dia pasti bukan orang kaya yang sombong seperti kebanyakan orang kaya lainnya. Haikal harus bertemu dengannya Bu untuk mengucapkan terima kasih". Ucap Haikal.

"Iya nak, dia gadis yang baik, dia bilang dia akan kembali ke sini untuk menjenguk ibu, mungkin nanti kalian bisa berkenalan bahkan ibu juga belum berkenalan dengannya dan tidak tahu siapa namanya, hehe". Ucap Siti merasa sangat bodoh karena tidak bertanya siapa gadis yang telah menyelamatkan dirinya.

"Ibu udah makan belum, aku suapin ya?". Tanya Haikal lagi.

"Udah nak, ibu udah makan sendiri barusan". Jawab Siti.

"Ya udah Bu, kalau gitu Ibu harus istirahat sekarang, ibu juga nggak boleh capek-capek lagi. Semoga donor ginjalnya cocok dengan ibu dan operasinya segera bisa dilakukan ya Bu, Haikal sangat ingin melihat ibu kembali sehat seperti dulu". Ucap Haikal sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh ibunya lalu mengecup kening sang ibu.

Haikal merasa sangat bahagia hari ini, karena ada harapan baru untuk kehidupan ibunya. Dia benar-benar merasa sangat penasaran dan ingin bertemu dengan orang yang telah menyelamatkan nyawa sang ibu.

Haikal kemudian melangkahkan kakinya menuju kantin rumah sakit karena ia merasa sangat kelaparan, dari tadi pagi dia tidak memasukkan makanan apapun ke dalam perutnya.

Anin yang yang sudah menyelesaikan mata kuliahnya hari itu, bergegas menuju rumah sakit karena ingin melihat keadaan Bu Siti.

Ceklek...

"Assalamualaikum". Ucap Anin

"Walaikumsalam". Jawab Bu Siti lalu menoleh kearah pintu. "Kamu beneran datang lagi ya nak?".Tanya Siti dengan senyum bahagia.

"Iya Bu, aku kan udah ah janji tadi mau kesini lagi kalau kuliah aku udah selesai".

"Makasih ya nak, ibu sudah tahu semuanya dari dokter tadi, kamu memang benar-benar gadis yang berhati mulia".

"Saya hanya melakukan kewajiban saya bu, saya tidak ingin orang mengalami kesulitan saat mengunjungi rumah sakit ini".

"Ibu bangga sama kamu nak, Oya anak ibu juga ada disini dia sangat ingin bertemu dengan kamu".

"Oya, berarti aku bisa menjadi temannya dong Bu?". Tanya Anin lagi.

"Tentu saja nak, tunggu sebentar ya mungkin dia sedang ke kantin atau cari angin di taman rumah sakit".

Anin pun mengangguk tanda setuju. mereka pun berbincang-bincang sambil menunggu kedatangan Haikal, Anin sama sekali tidak membayangkan kalau anak Bu Siti adalah Haikal, dia mengira anaknya Siti adalah seorang perempuan.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!