Setelah berbicara berdua saja dengan Haikal, Anin kembali lagi ke ruangan Siti. Dia berniat untuk meminta restu dan persetujuan dari Siti untuk segera menikah dengan Haikal.
Seperti sebelumnya Anin akan melakukan apapun agar keinginannya tercapai tetapi kali ini dia merasa bersalah karena memanfaatkan penyakit ibu Haikal. Anin sangat yakin jika menikah dan memiliki anak dari Haikal adalah keputusan yang terbaik.
"Mana Haikal mana nak?". Tanya Bu Siti kepada Anin yang terlihat cara memasuki beruang lewatnya.
"Heem, kak Haikal masih di luar, Bu Anin benar-benar minta maaf ya karena udah membuat ibu terkejut padahal kondisi ibu belum stabil". Jawab Anin.
"Tidak apa-apa nak, ibu bisa mengerti tapi yang membuat ibu sedikit kepikiran adalah rencana kalian untuk segera menikah, kamu tahu sendiri kan Haikal belum punya pekerjaan yang tetap".
"Nggak masalah kok Bu, kak Haikal masih bisa kuliah seperti biasa dan semuanya Anin yang akan mengurusnya".
"Kamu pasti udah tahu sendiri bagaimana sifat Haikal, dia pasti tidak mau menerima bantuan apapun dari kamu. Ibu tahu kamu punya segalanya tapi Haikal tidak akan mudah menerimanya dia tipe lelaki yang sangat bertanggung jawab".
"Bu, Anin sangat ingin segera menikah dengan kak Haikal, bukankah pernikahan tidak baik untuk ditunda. Untuk apa semua yang aku miliki ini kalau aku tidak bisa berbagi nya dengan orang-orang yang yang aku cintai Lagi pula apa ibu tidak ingin segera memiliki cucu".
"Tapi nak..."
"Bu aku mohon restui kami untuk segera menikah ya, bujuk kak Haikal untuk segera menikahi aku. Bu aku tidak punya siapa-siapa di dunia ini dan begitu aku bertemu dengan ibu aku merasa aku memiliki keluarga baru, aku mohon bu". Anin memohon dengan wajah yang terlihat sendu. Melihat hal itu membuat hati Bu Siti tersentuh.
"Ibu merestui kalau memang kalian akan menikah tetapi Ibu tidak bisa memaksa Haikal, biar dia membuat keputusannya sendiri ya nak".
"Makasih ya Bu, Restu Ibu sudah sangat cukup untuk kami". Ucap Anin sangat bahagia.
Maafkan Anin Bu, karena telah memanfaatkan penyakit ibu untuk mempermudah rencana Anin menikah dengan Haikal, tetapi Anin tidak punya cara lain agar Haikal mau menikahi Anin. Anin tulus menyayangi Ibu, karena Anin sangat merindukan sosok ibu di hidup Anin. Semoga suatu saat ketika ibu tahu tentang semuanya Ibu tidak akan pernah benci pada Anin.
Ada perasaan bersalah yang teramat besar di hati Anin, karena ini adalah hal yang sangat konyol yang pernah dilakukan di dalam hidupnya. Selama ini dia memang melakukan segala cara untuk mendapatkan apapun yang diinginkan tetapi tidak pernah menindas orang-orang yang lemah seperti sekarang ini.
Haikal yang tidak setuju dengan ide Anin. Bangkit dari duduknya dan berinisiatif menemui dokter yang merawat ibunya untuk meminta izin membawa pulang sang ibu.
"Dokter, Sepertinya saya akan membawa pulang ibu saya hari ini juga". Ucapnya pada dokter.
"Apa? kenapa? Bu Siti harus mendapatkan perawatan karena kondisinya sangat lemah dan donor ginjal juga sudah ada, rencananya kami besok akan melakukan operasi jika kondisi tubuh Bu Siti stabil, Lalu kenapa kamu akan membawa ibumu pulang?". Tanya dokter yang heran dengan keputusan Haikal.
"Apa kondisi Ibu saya sudah sangat parah dokter?". Haikal malah bertanya balik.
"Tentu Haikal, penyakit ibumu bukanlah penyakit yang main-main dia sudah sangat menderita selama bertahun-tahun. Apa kamu akan membuang kesempatan kedua ini untuk mendapatkan donor ginjal untuk ibumu?".
"Saya, saya...".
"Haikal ini kesempatan terakhir ibumu untuk bertahan hidup tidak ada yang perlu kamu khawatir kan lagi karena semua biaya perawatan dan operasi ibumu akan digratiskan. Dan kamu harus tahu bahwa donor ginjal ini didapatkan dengan sangat susah payah oleh orang-orang suruhan dari nona Anin".
Haikal mengusap wajahnya dan menghembuskan nafas dengan kasar. Ternyata kamu benar-benar sangat berniat untuk menghancurkan hidupku Anin. Haikal pun beranjak pergi meninggalkan ruangan dokter tanpa berkata apapun lagi.
Haikal masuk kedalam ruangan ibunya dan menatap wanita yang telah melahirkannya terbaring lemah di atas ranjang. Dia sungguh sangat sedih karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan hidup wanita yang telah memberikannya kehidupan di dunia ini.
Mungkin ini satu-satunya cara agar ibu bisa sembuh. Aku akan melakukan apapun untuk kesembuhan ibu. Untuk apa aku hidup kalau bukan untuk ibuku, dan jika menikahi Anin adalah satu-satunya cara agar ibu tetap sembuh maka aku akan melakukannya.
Haikal sama sekali tidak menyangka bahwa sebuah hubungan yang sangat dihargai dan dihormatinya selama ini harus dijadikannya sebuah permainan bersama Anin.
"Kamu kenapa nak?". Tanya sang ibu melihat Haikal menunduk di sampingnya.
"Ibu udah bangun?".
"Iya, kerjaan Ibu di sini hanya tiduran. Ibu sudah merasa sangat bosan".
"tidakk lama lagi ibu akan segera sembuh dan bisa beraktivitas seperti dulu. Kata dokter donor ginjal nya juga sudah didapatkan, jadi ibu akan segera melakukan operasi dan kita akan pulang ke rumah kita Bu".
"Kenapa kamu kelihatan tidak bahagia, ibu sudah tidak marah lagi karena kamu menyembunyikan tentang kamu dan Anin pada ibu kok, ibu malah bahagia karena wanita itu adalah Anin".
"Tentu Haikal sangat bahagia, hanya saja Haikal masih belum percaya kalau ibu akan segera sembuh dan ibu bisa begitu akrab dengan Anin". Ucap Haikal dengan senyum yang dipaksakan.
"Ibu sangat bersemangat ingin sembuh nak, karena Ibu ingin melihat kamu menikah dengan wanita yang kamu cintai. Ibu juga sangat ingin melihat cucu-cucu ibu yang lucu nantinya".
Sepertinya ibu sangat bahagia dengan rencana pernikahan itu. Batin Haikal.
"Apa kamu benar-benar mencintainya?". Tanya ibu melihat anak semata wayangnya.
"Yang jelas Haikal sangat mencintai ibu, ibu harus segera sembuh". Jawab Haikal.
"Ibu hanya ingin memastikan tentang perasaanmu kepada Anin, karena kamu tahu sendiri kan pernikahan hanya terjadi sekali seumur hidupmu jadi kamu harus menikah dengan wanita yang benar-benar kamu cintai dan juga mencintaimu nak".
Cinta? bahkan dia tidak memiliki hati sama sekali bu, Haikal tidak tahu seperti apa kehidupan yang harus Haikal jalani setelah hari ini. Gumamnya dalam hati.
"Sepertinya kita tidak usah membahas masalah itu dulu, fokus aja untuk kesembuhan ibu, kita akan membahas itu semua setelah ibu sembuh". Jawab Haikal lagi, agar ibunya tidak mengkhawatirkan tentang perasaannya.
"Baiklah sayang, Ibu memastikan ibu akan segera sembuh dan akan menyaksikan kamu menikahi Anin. Ibu bangga sama kamu karena kamu mencintai gadis yang sangat baik sepertinya". Ucap ibu dengan senyum yang sangat bahagia.
Bu, Anin tidak sebaik itu Bu, dia bahkan sudah merusak semua harapan dan cita-cita untuk masa depanku. Anin hanya berpura-pura saja di depan ibu. Haikal membalas perkataan ibunya dengan senyum terpaksa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Vida Kasim
sebenarnya ga setuju aja sih dgn alasan anin untuk nikah..anin kn orgx baik..
gmna pun aq ga benci ma anin..
2020-08-16
1