Peraturan Konyol

"Ibu tetap mau mengantar kue lagi hari ini?". Tanya Haikal pada ibunya.

"Iya sayang, Ibu bosan di rumah lagi pulang tempat langganan Ibu menitipkan kue selalu menghubungi Ibu dan menanyakan kue-kue ibu". Jawab Siti.

"Tapi ibu masih kelihatan lemas, apalagi ibu baru keluar rumah sakit kemarin".

"Ibu nggak apa-apa nak, kamu berangkat saja ke kampus ibu akan hati-hati kok".

"Ya udah, kalau gitu aku berangkat dulu ya Bu, ingat Ibu nggak boleh terlalu lelah". Haikal pun pamit dan mencium punggung tangan ibunya.

°°°°°

Di tempat lain....

Anin selalu teringat tentang perkataan yang diucapkan oleh Maya kemarin. Dia merasa Maya memang benar karena hidupnya memang sangat menyedihkan tanpa seorang keluarga pun yang dia miliki, rumah yang sangat luas itu pun terasa sangat sepi baginya.

"Apa hidupku menyedihkan Lila?. Tanya Anin pada asisten pribadinya ketika mereka sedang sarapan.

"Kenapa nona berbicara seperti itu?. Tentu saja hidup mana sangat istimewa, karena nona memiliki segalanya yang nona inginkan". Jawab Lila.

"Aku memang punya segalanya tetapi aku tidak punya keluarga Lila. Lihatlah hidupmu sangat sempurna kamu bahkan sudah menikah dan memiliki seorang anak".

"Iya, Nona benar saya sangat bahagia memiliki keluarga kecil. Kalau begitu menikahlah nona agar nona juga bisa memiliki keluarga kecil sendiri".

"Menikah?. Umurku bahkan baru 19 tahun".

"Apa salahnya? Saya juga menikah di umur 19 tahun".

"Tapi aku berbeda denganmu Lila, aku tidak percaya dengan pernikahan".

"Nona tidak semua pernikahan akan bahagia tetapi tidak pula semua pernikahan akan gagal. Nona hanya perlu yakin pada pilihan nona dan menikahlah dengan lelaki yang bertanggung jawab".

"Entahlah, aku bahkan mungkin tidak akan pernah menikah".

"Menikahlah nona agar nona bisa memiliki anak bukankah sangat disayangkan rumah sebesar ini dan seluruh harta kekayaan yang nona dimiliki tidak diwariskan kepada keturunan langsung dari nona sendiri?". Tanya Lila.

"Mungkin kamu benar, aku akan mencari lelaki yang mau menikah denganku dan memberiku anak".

"Apa nona akan bercerai setelah memiliki anak?". Tanya Lila khawatir dengan ucapan Anin.

"Mungkin, aku hanya takut kalau aku yang ditinggalkan terlebih dahulu. Ya sudah Aku harus ke kampus hari ini karena ada kuliah pagi, Lila tolong urus saja semua urusan di kantor karena mungkin aku tidak akan ke kantor hari ini". Ucap Anin pada asisten pribadi kepercayaannya.

Anin memang harus mengurus perusahaan sambil kuliah karena saat ini tidak ada satupun keluarga yang ia miliki, beruntung dia memiliki asisten pribadi yang begitu setia kepadanya. Lila wanita yang yang lebih tua 10 tahun darinya sangat mengerti dan selalu tahu apa yang harus dilakukan ketika Anin membutuhkannya. Lila adalah anak salah seorang orang sahabat ibunya yang mereka bantu segala keperluannya hingga lila bisa menyelesaikan kuliahnya, karena merasa berhutang budi pada keluarga Anin Lila berjanji mengabdikan hidupnya untuk melakukan apapun yang terbaik untuk Anin sepeninggalan kedua orang tuanya.

"Baik nona, belajarlah dengan nyaman karena saya akan mengurus segalanya. Dan ingatlah nona banyak lelaki baik dan bertanggung jawab di dunia ini". Jawab Lila.

"Terimakasih Lila, entah bagaimana hidupku tanpamu". Ucapnya sambil tersenyum.

"Itu semua sudah menjadi tugas saya nona". Jawab Lila.

Karena sudah sedikit terlambat Anin terburu-buru menuju kampusnya dia memang sudah terbiasa menyetir sendiri sejak dulu. Tiba-tiba Anin melihat seorang wanita paruh baya sudah berada tepat di depan mobilnya dengan sigap Anin langsung menginjak rem dengan kencang.

Bruuukh....

Ya Tuhan aku bahkan tidak menabraknya tetapi kenapa dia terjatuh, aku harus segera melihatnya. Anin langsung keluar dari mobilnya dan melihat wanita paruh baya tersebut pingsan di jalan raya. Anin langsung meminta bantuan dari pengguna jalan raya untuk mengangkat tubuh wanita tersebut ke dalam mobilnya karena dia akan membawanya ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit Anin langsung meminta pihak rumah sakit untuk mengangkat tubuh wanita paruh baya tersebut. Dia tampak mondar-mandir di depan pintu ruang IGD.

"Gimana keadaannya dokter?". Tanya Anin kepada dokter yang baru keluar dari ruangan tersebut.

"Sepertinya keadaan Ibu Siti memang semakin parah".

"Ibu Siti? semakin parah? maksudnya". Tanya Anin lagi.

"Pasien tersebut namanya Ibu Siti nona, dia salah satu pasien yang saya tangani di sini, dia mengidap penyakit yang cukup serius yaitu ginjal dan sampai saat ini dia masih rutin melakukan cuci darah di rumah sakit ini. Tetapi keadaannya sekarang semakin parah dan donor ginjal untuk nya juga belum didapatkan". Jelas dokter.

"Ginjal?. Kenapa kalian tidak mencarikan donor ginjal segera untuknya".

"Saat itu kami sudah mendapatkan donor ginjal yang cocok untuknya, hanya saja pihak keluarga tidak mampu membayar biaya operasi yang lumayan besar".

"Apa kalian sudah gila? ini rumah sakit ku, kalian mempertaruhkan nyawa seseorang hanya karena biaya yang mahal. Aku bahkan terlihat sangat kejam karena membiarkan nyawa seseorang terancam di rumah sakit ku sendiri. Aku bisa saja memecat kalian semua sekarang juga, jangan lakukan itu lagi, untuk kedepannya siapapun yang berobat di rumah sakit ini jika dia tidak mampu maka gratiskan saja semuanya untuk mereka". Ucap Anin dengan nada mengancam.

"Maafkan saya nona, maafkan kami semua karena memang manajemen rumah sakit biasanya seperti itu. Tapi kami akan melakukan sesuai dengan perintah nona untuk kedepannya". Jawab dokter tersebut ketakutan.

"Aku tidak peduli tentang manajemen rumah sakit lain, yang aku pedulikan hanya tentang rumah sakit ku saja, jadi lakukan apa yang aku perintahkan".

"Baik nona, sekali lagi maafkan kami".

"Tolong hubungi juga keluarganya, mereka pasti sangat khawatir karena tidak tahu tentang keadaannya. Sekarang pergilah dari sini dan Lakukan yang terbaik untuk ibu itu. carikan dia donor ginjal dan lakukan operasinya segera". Perintah Anin.

"Baik nona, saya akan melakukan yang terbaik untuk Ibu Siti. Saya permisi dulu nona". Dokter tersebut pun pergi meninggalkan Anin sendiri di sana.

Sungguh kejam ternyata aku ini, aku memiliki segalanya tetapi aku bahkan membuat nyawa seseorang terancam di rumah sakit ku sendiri. Bukankah tujuanku membangun rumah sakit ini adalah untuk menolong orang tetapi aku malah menyulitkan orang lain. Gumam Anin penuh penyesalan karena dia memang membangun rumah sakit itu untuk membantu orang yang membutuhkan tetapi dia sama sekali tidak tahu tentang manajemen sebuah rumah sakit dia hanya mempercayakan segalanya kepada orang orang suruhannya.

"Siapa yang membuat peraturan konyol itu?". Tanya Anin ketika memasuki ruang direktur rumah sakit.

"Nona Anin, selamat datang, silahkan duduk dulu". Jawab direktur rumah sakit.

"Jangan membuang waktuku, jawab saja pertanyaanku". Ucap Anin murka.

"Peraturan konyol apa maksud nona?". Tanya direktur tampak takut.

"Peraturan konyol yang meminta uang dari orang-orang tidak mampu, apa kalian pikir aku tidak mampu menggaji seluruh pegawai yang ada di rumah sakit ini dengan uangku sendiri tanpa meminta uang dari mereka yang tidak mampu itu?". Tanya Anin lagi.

"Nona, ini hanya sebuah kesalahpahaman karena biasanya memang manajemen sebuah rumah sakit seperti itu".

"Mulai sekarang ubah seluruh manajemen itu, semua pasien yang datang ke sini siapapun itu layani sesuai dengan standar kesehatan, dan jika mereka memang tidak mampu maka gratiskan saja biaya apapun untuk mereka". Ucapnya tegas.

"Ba-baik nona akan saya lakukan seperti yang nona perintahkan". Jawab sang direktur gugup melihat kemarahan Anin.

Anin lalu meninggalkan ruangan tersebut dan menuju ruang dimana Ibu Siti dirawat.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Julik Rini

Julik Rini

Alhamdulillah masih ada sisi baik juga hatinya

2024-08-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!