Pelakor

Anin pulang saat matahari sudah tenggelam dan bulan sudah menampakkan dirinya dengan indah. Tentu saja hari-hari yang di jalani Anin sungguh berat karena harus berkutat dengan mata kuliahnya dan juga dengan urusan kantor yang menumpuk, beruntung dia masih memiliki Lila disisinya.

"Kenapa tadi kamu nolak di antarin sama supir?, aku kan udah nyiapin supir buat kamu". Ujar Anin ketika memasuki dia melihat Haikal sibuk dengan laptop di pangkuannya.

"Aku tidak perlu supir, aku juga tidakk perlu mobil, aku lebih nyaman naik motor aku saja". Jawab Haikal datar tanpa melihat kearah istrinya.

"Kamu kenapa sangat keras kepala, kamu ngerti tidak kalau kamu sekarang suami aku dan orang-orang bakal ngomong apa kalau kamu masih naik motor kamu itu". Nada bicara Anin mulai meninggi.

"Memangnya orang-orang bakal ngomong apa?". Tanya Haikal geram.

"Orang-orang bakalan bilang kalau aku tidak memberikan fasilitas yang aku punya sama suami aku sendiri, sekarang semua orang taunya kamu suami aku, aku malu kalau kamu terus-terusan naik motor itu. Ayolah Haikal sekarang kamu punya banyak mobil kalau kamu memang tidak suka sama mobil itu, aku akan pesenin yang lain buat kamu. Aku bisa terima kalau kamu tidak mau kerja di perusahaan aku tapi sekarang kamu juga menolak semua yang udah aku siapkan untuk kamu".

"Jadi kamu malu sama aku?. Terus kenapa kamu mau menikah sama aku hah?. Kamu lupa akulah kepala rumah tangga disini bukan kamu yang harus memfasilitasi aku tapi aku yang harus bertanggung jawab atas hidup kamu". Bentak Haikal.

"Haikal harusnya kita tidak usah berdebat masalah sepele seperti ini, kamu cuma perlu mengikuti dan menyesuaikan diri kamu sebagai suami aku, itu saja" .

"Jadi menurut kamu ini hal sepele, kamu udah merendahkan aku dan kamu bilang itu sepele hah?. Dengar aku baik-baik Anin, aku bukan bonekamu yang bisa kamu atur sesuka hatimu. Aku ini seorang lelaki, aku kepala rumah tangga dan aku yang bertanggungjawab untuk kamu, jadi hargai aku sedikit aja". Ujar Haikal sedikit berteriak kemudian keluar dari kamar meninggalkan Anin sendiri.

"Kenapa dia sangat sulit untuk aku kendalikan hah?, aku hanya ingin kamu tidak di pandang rendah oleh orang lain Haikal, karena akan banyak orang yang mencoba mencari letak kesalahan dan kekurangan aku melalui kamu mulai saat ini". Gumam Anin yang memandang punggung Haikal yang telah menghilang di balik pintu.

°°°°°

Sebulan sudah usia pernikahan mereka, Haikal ternyata cukup mampu menguasai dirinya saat tidur seranjang dengan Anin.

Setelah perdebatan yang terjadi di antara Anin dan Haikal, keduanya tampak sangat jarang berinteraksi. Anin kuliah dan mengurus perusahaannya seperti biasa, begitupun Haikal dia bekerja seperti biasa.

Haikal tetap dengan pendiriannya tidak mau memakai mobil yang sudah di sediakan oleh Anin untuknya, dia merasa Anin tidak pernah menghargainya. Hal itu membuat jarak antara mereka menjadi semakin renggang. Namun karena ada acara pesta kolega bisnisnya yang harus Anin hadiri nanti malam terpaksa dia menurunkan egonya untuk mengajak Haikal karena dia tidak mau datang sendirian apalagi setelah menikah. Anin seolah ingin semua orang melihat jika dia bukanlah gadis kesepian yang menyedihkan lagi.

"Nanti malam ada acara pesta yang harus aku hadiri". Ujar Anin memulai percakapan saat Haikal pulang kerja.

"Heeem". Jawab Haikal cuek.

"Hanya heeemmm". Protes Anin.

"Lalu?".

"Ya kamu juga harus ikut sama aku".

"Oh ya sudah kalau begitu, sesuai dengan perintah anda nona Anin aku akan ikut". Anin menghela napas mendengar ucapan suaminya itu.

Haikal kemudian menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri tanpa ingin banyak bicara lagi.

Malam hari itu Haikal sudah terlihat sangat tampan dengan balutan jas mewah yang membalut tubuhnya kekarnya, dia memilih menunggu Anin di ruang tamu. Anin sedang bersiap di kamarnya, wajah cantiknya di poles dengan makeup tipis dan natural. Gaun sederhana namun terkesan elegan membalut tubuh indahnya itu.

Hati Anin sangat bahagia saat itu, untuk pertama kali di hidupnya dia menghadiri sebuah acara ditemani oleh seseorang yaitu suaminya. Ada kebanggaan yang susah untuk di gambarkan yang sedang di rasakan olehnya sehingga dia dandan dengan sangat bersemangat seperti orang yang pertama kali hendak pergi berkencan.

Tap, tap, tap...

Suara sepatu Anin menuruni anak tangga terdengar dengan sangat jelas membuat Haikal itu menoleh untuk mencari sumber suara. Betapa takjubnya Haikal melihat wanita yang dinikahinya itu terlihat sangat Anggun malam ini. Jantung Haikal kembali memacu dengan cepat persis seperti saat pertama dia dan ada yang berciuman.

Haikal terus memandang takjub wajah cantik istrinya itu membuat Anin sedikit salah tingkah. Anin melambaikan tangan di depan wajah Haikal Haikal tidak bereaksi sama sekali.

"Hei, ayo?". Tanya Anin.

"Hah, iya, ayo berangkat". Jawab Haikal sedikit tegang, Anin tersenyum tipis melihat tingkah laku Haikal itu.

Saat berada dalam perjalanan, Anin kembali memulai percakapan dia ingin memastikan agar Haikal tidak melakukan kesalahan ketika berada di pesta nanti.

"Aku tahu kalau hubungan kita akhir-akhir ini memang kurang baik, tapi aku ingin kamu tetap bisa diajak bekerja sama. Aku tidak mau nanti di pesta kamu memperlakukanku seperti di rumah. Aku tidak mau orang lain mengetahui tentang apa yang terjadi diantara kita sebenarnya". Ujar Anin datar.

"Aku tahu bagaimana aku harus bersikap kepadamu di depan semua orang, jadi kamu tidak perlu khawatir aku akan melakukan tugasku dengan baik". Jawab Haikal yang tetap fokus menyetir.

Sesampainya di pesta mewah itu, Haikal dengan sigap memainkan sandiwaranya dia memperlakukan Anin dengan sangat manis, hingga membuat semua orang yang berada di sana merasa sangat iri atas perlakuan manis lelaki tampan itu.

Anin dengan bangga kepada orang-orang dan kolega bisnisnya. Haikal selalu berada di samping Anin, merangkul pinggang Anin dengan sangat posesif. Perlakuan manis itu juga terkadang membuat Anin salah tingkah, dia tidak menyangka jika Haikal bisa menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka adalah pasangan pengantin baru yang sangat bahagia. Bahkan Haikal tidak canggung mencium punggung tangan dan kening Anin di depan semua orang.

"Kak Haikal". Seru seorang wanita dari kejauhan yang ternyata adalah Maya. Maya kemudian mendekati Haikal yang kebetulan sendirian karena Anin sedang ke toilet.

"Kamu disini juga?". Tanya Haikal senyum mengembang.

"Iya, aku di ajak sama papa, karena ini pesta salah satu kolega bisnis papa".

"Oh gitu".

"Kak, kita kesana yuk, kita kan udah lama tidak ketemu ngobrol ngobrol sebentar yuk ".

"Oke ayo". Merekapun duduk berdua sambil asyik mengobrol.

Anin sangat marah melihat pemandangan itu, karena Haikal tertawa lepas saat sedang berada di dekat Maya sedangkan saat bersama dengannya Haikal selalu cuek.

"Sayang, kamu disini aku mencari kamu dari tadi". Ujar Anin sambil menggandeng tangan Haikal.

"Oh, tadi aku ketemu sama Maya lalu kami ngobrol sebentar". Jawab Haikal.

"Sudahlah kita cuma bertiga di sini, jadi kalian tidak perlu bersandiwara di depanku". Celetuk Maya.

"Jaga ucapan mu Maya". Jawab Anin.

"Ucapan mana yang harus aku jaga hah?, kamu pikir aku percaya pada pernikahan pura-pura kalian ini".

"Kamu sungguh menyediakan Maya, apa kamu mau dicap sebagai pelakor karena mendekati suamiku".

"Hahaha, sejak kapan sepasang manusia yang tinggal serumah dan tidak pernah melakukan apapun bisa dikatakan sebagai pasangan suami istri. Justru kamu yang sangat menyedihkan Anin".

"Cukup, ayo kita pulang saja sayang". Ujar haikal menengahi mereka sebelum perdebatan itu semakin panjang dan panas.

"Kak Haikal tidak usah bersandiwara di depanku dengan memanggilnya sayang, karena aku tidak akan percaya dengan hubungan kalian sampai kapanpun".

"Jauhi suamiku kalau kamu masih punya rasa malu". Ujar Anin ketus.

"Terserah kamu saja Maya, kami harus pamit dulu". Haikal menarik tangan Anin untuk segera pulang.

Anin uring-uringan sesampainya di rumah karena pertemuan yang sangat tidak dia inginkan dengan Maya tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!