"Haikal, bangun aku butuh bantuanmu". Ucap Anin pelan sambil menggoyangkan lengan Haikal dengan perasaan ragu.
Namun Haikal sama sekali tidak bereaksi dengan panggilan dan sentuhan dari Anin itu. sebenarnya Haikal tidak benar-benar sedang tidur namun dia enggan membuka matanya apalagi dengan posisi Anin yang sangat dekat dihadapannya.
"Apa tidurmu sangat pulas, sampai kamu tidak bisa mendengarkan aku hah?". Gerutu Anin.
Anin kemudian menarik hidung Haikal dengan sangat kuat karena kesal, Haikal reflek bangun karena terkejut hal itu juga tak kalah membuat Anin terkejut.
"Hei, apa yang kamu lakukan?, tidak liat aku lagi tidur?". Tanya hanya kesal.
"Salah sendiri kenapa kamu tidak bangun, padahal aku udah beberapa kali memanggilmu". Jawab Anin cuek.
"Harusnya kamu tidak usah menggangguku karena aku lagi tidur".
"Aku tidak akan mengganggumu kalau aku tidak butuh bantuan".
"Bantuan?". Haikal mengerutkan keningnya.
"Iya, bantu aku membuka bajuku ini, aku udah lelah dan kepanasan memakai ini dari tadi. Aku mau mandi".
"Hah? kenapa harus aku, suruh pada asisten makeup kamu saja kan bisa".
"Apa kata mereka nanti hah?, aku punya suami tapi membantu untuk membuka baju aja harus dilakukan oleh orang lain, aku nggak mau, ayo cepat bantu aku".
Ya Allah kuatkan imanku ini. Gumam Haikal frustasi.
"Haikal, kenapa cuma diam aja sih, ayo bantu aku. Apa kamu takut kalau kamu akan tergoda denganku?". Tanya Anin sinis.
"Hah, tentu tidak, aku tidak mungkin tergoda ya, aku cuma sedang mengumpulkan nyawa, aku kan baru bangun tidur". Jawab Haikal gelagapan.
"Ya sudah tidak usah lama-lama juga bengongnya, cepetan aku udah kepanasan nih mau mandi". Anin berdiri membelakangi Haikal.
Haikal beranjak dari sofa itu dan dan perlahan mendekati punggung Anin untuk membuka resleting kebaya yang dikenakan olehnya. Haikal menurunkan resleting tersebut dengan perlahan sambil menelan ludah, punggung mulus nan putih milik Anin jelas di hadapannya.
Ya Allah akankah aku kuat jika setiap hari harus menyaksikan pemandangan indah ini?. Lalu apa aku harus menurunkan resleting ini sampai bawah, yang benar aja, biasa-biasa aku membuat seluruh bajunya hilang dari tubuhnya. Gerutu dalam hati dan berhenti menurunkan resleting itu.
"Kenapa berhenti?". Tanya Anin.
"Sudah cukup sampai disini, tanganmu pasti sudah mampu menjangkau untuk menarik nya sampai ke bawah, aku mau tidur lagi. Aku sangat mengantuk". Jawab Haikal ketus.
Anin tersenyum sinis mendengar ucapkan Haikal itu. Aku tahu Haikal kamu bukan ingin cepat-cepat tidur tapi kamu tidakbsanggup untuk melakukannya lagi. Haikal aku yakin kamu tidak akan mampu menolak ku lebih lama lagi. Tapi aku tidak akan menggodamu karena aku ingin kamu sendiri yang memintaku untuk naik ke ranjang mu, karena sekarang prioritasku bukan lagi ingin memiliki anak darimu tetapi aku ingin kamu selamanya berada di sampingku. Anin kemudian menuju kamar mandi untuk melepas seluruh pakaiannya dan membersihkan diri.
Sedangkan Haikal kembali ke sofa dan kembali merebahkan tubuhnya dengan posisi terlungkup.
Ini posisi tidur yang sangat aman untukku, bisa aja kan dia keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk untuk menggoda aku lagi. Aku tidak akan tergoda Anin, kalaupun kita harus melakukannya, kita akan melakukannya dengan penuh cinta. Hah cinta? tidak mungkin, itu sangat tidak mungkin. Gumam Haikal yang kembali memejamkan matanya.
Anin dan Haikal tidur dengan sangat pulas hingga sore hari di karenakan rasa lelah yang teramat sangat. Mereka baru bangun setelah mendengar ketukan pintu kamar hotel yang mereka tempati, ternyata itu adalah para pelayan dan orang-orang yang akan mendandani Anin untuk acara resepsi pada malam itu.
Anin terlihat sangat anggun dengan gaun mewah berwarna navy yang di kenakan nya. Begitu pula dengan Haikal, dia tampak sangat gagah dan tampak ketika tubuh tinggi dan kekarnya itu di balut oleh jas berwarna senada dengan Anin. Sungguh pasangan yang sangat serasi dan membuat semua mata yang memandang mereka merasa terhipnotis dengan kecocokan mereka, apalagi mereka tampil sangat mesra bak sepasang insan yang sedang di mabuk cinta.
Haikal dan Anin seolah tidak sedang bersandiwara, entah kenapa mereka berdua merasa benar-benar sangat bahagia. Ballroom hotel itu disulap dengan sangat mewah dengan taburan bunga di setiap sudutnya, sungguh sangat memanjakan mata semua orang yang hadir disana.
Ribuan tamu undangan memberikan ucapan selamat kepada sepasang suami istri itu, termasuk kedua sahabat Haikal yang setia hadir di setiap momen yang di jalani Haikal dan Anin, mulai dari pengajian, akad nikah dan tentunya resepsi pernikahan.
"Selamat ya bro, loe udah sold out aja, padahal loe deket sama cewek aja nggak pernah, lha kita yang ceweknya dimana-mana tapi masih belom nikah juga". Kelakar Nino.
"Loe memang belom nikah tapi kawin sering". Celetuk Rian.
"Ogah gue mah nikah muda, gue mau nikmatin masa muda gue sepuasnya biar nanti kalau gue udah nikah nggak nakal lagi. Si Haikal ni mesti banyak belajar untuk malam pertamanya nanti". Jawab Nino. Spontan saja ucapan Nino itu membuat mereka semua tertawa.
"Loe raguin kemampuan gue?". Tanya Haikal sombong.
"Ya iyalah, sejarah loe cuma tau teori tanpa praktek langsung, ya nggak Yan?". Nino meminta persetujuan Rian.
"Jangan bawa-bawa gue deh kalau perbuatan yang mengundang dosa". Jawab Rian.
"Alah sok suci loe. Tapi loe udah persiapan lahir batin untuk malam pertama kan Kal?". Tanya Nino.
"Persiapan apaan?". Tanya balik Haikal.
"Aduh ni anak, susah ngomong sama anak polos kayak loe, gue nggak yakin si Anin bakalan bisa hamil sama loe". Ujar Nino.
"Loe pikir si Haikal ngebet nikah buat apaan coba. kalau bukan dia udah nggak tahan lama-lama tidur sendirian, iya kan Kal?. Apalagi ketemu cewek model kayak si Anin". Tanya Rian.
"Ngawur loe. Oh ya thanks ya buat kalian berdua yang udah setia banget selalu nemenin gue, kalian mendingan cepat-cepat nikah deh nanti giliran gue yang temenin kalian". Ucap Haikal.
"Pastilah Kal, kami akan selalu ada buat loe, kita kan sahabat dan untuk nikah muda gue belum siap lagian gue belum nemuin cewek baik-baik, loe tau sendirilah sejahat-jahatnya cowok pasti nyari cewek baik-baik". Jawab Rian.
"Iya benar kata si Rian gue setuju. Santai bro, lagian persahabatan kita kan bagaikan kepompong hal yang tak mudah berubah jadi indah". Celetukan Nino itu lagi-lagi membuat mereka tertawa.
Hampir semua mahasiswa di kampus Haikal di undang pada acara resepsi pernikahan tersebut namun ada satu orang yang tidak kelihatan batang hidungnya yaitu Maya. Maya tidak hadir karena memang dia tidak mau dan tidak akan sanggup melihat Haikal dan Anin bersanding di pelaminan. Maya lebih memilih menghabiskan waktunya untuk mengurung diri di dalam kamarnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments