TH-20

"SEGERA MEMPERSIAPKAN DIRI PARTAI KE SATU, ATAS NAMA SARI LASKARA MENEMPATI SUDUT BIRU BERHADAPAN DENGAN MARLIN AZ ZAHRA WIJAYA MENEMPATI SUDUT MERAH, GELANGGANG SATU,” terdengar suara Cahya memenuhi ruangan tersebut, membuat Aji yang tengah meminum teh hangatnya malah kembali menyemburkan teh yang sudah hampir berselancar di tenggorokannya.

Byuuurrr!!! air teh mengenai Manda yang berdiri tepat berada di depannya.

Manda yang kaget karena basah pun segera pamit membersihkan diri keruang ganti karena tidak mau terlihat kacau didepan orang yang ia sukai.

Sedangkan Aji tidak menghiraukan Manda ia malah melihat jadwal yang sedari tadi ia pegang, “Marlin Az Zahra Wijaya??”

Aji tersentak mendengar nama Marlin yang barusan disebutkan dijadwal pertandingan partai pertama, kemudian ia membaca jadwal yang sedari tadi ditangan nya.

Benar saja nama Marlin tercetak sangat jelas di jadwal itu dan terpampang nyata di barisan nomor satu.

Aji segera bergegas mencari Altha sang pengatur jadwal pertandingan.

🍁🍁🍁🍁🍁

Disaat Aji sedang sibuk mencari Altha, Marlin menemui Daniel dan meminta bantuan kepadanya untuk menjadi officialnya.

“Kak Daniel? Aku mau minta tolong boleh?“ tanya Marlin pada Daniel di samping meja ketua pertandingan yang saat itu Daniel sedang mengecek jadwal pertandingannya.

“Eh Marlin, terkejut aku, gimana? Mau minta tolong?” Daniel mengulang pertanyaan Marlin.

“Iya kak, Kakak nggak lagi sibuk, kan?” tanya Marlin memastikan kalau seniornya itu tidak ada kerjaan.

“Nggak, nggak sibuk kok,” jawabnya sambil memamerkan senyum ramahnya.

“Ok berati bisa tak minta in tolong beneran kan ya?” Marlin mengulang-ulang terus pertanyaannya.

”Bisa, bisa, boleh, boleh jangan kan minta tolong, minta hati ku aja pastikan ku beri,” canda Daniel dengan sedikit menggoda Marlin kemudian keduanya tertawa lepas “Ahahahahhaa...“

🍁🍁🍁🍁🍁

Diwaktu yang sama ditempat pendaftaran Aji mendapati Altha terlihat sedang mengurusi kertas-kertas jadwal atlet yang akan mengikuti sparing laga.

Aji melangkah dengan cepat dan menyambar kerah baju Altha di bagian depannya sambil berkata...

“APA INI AL??” tanya Aji dengan tatapan tajam nya.

“Wait, wait, wait...santai dulu bro!” jawab Altha yang kaget dan tergagap dalam kata-katanya.

“Gimana gua mau santai?? Marlin main di partai pertama, dan gua harus santai? Elo tau nggak sih siapa dan gimana Marlin? Elo sebenarnya paham dan kenal nggak sih sama Marlin?” pertanyaan beruntun pun terlontar dari mulut Aji.

“Ya gua tau lah! Marlin itu atlet kebanggaan kita, dia juga salah satu atlet tercantik di kampus kita, bolehlah suatu saat jadi calon bini gua, hehhehe...“ Jawab Altha dengan cengengesan.

“GUA SERIUS AL!” Aji mengeratkan kembali tangannya yang mencengkeram kerah baju Altha.

“Ok, ok, ok... ini lepas dulu, gua jelasin,” kata Altha, Aji segera melepaskan tangannya yang mencengkeram kerah baju Altha.

Altha menghela napasnya sejenak kemudian membuka suara, “jadi gini, tu anak tadi nyamperin gua, terus minta kesempatan buat main di partai pertama gitu,” jelas Altha yang memasuki mode serius.

“Terus? Lo kasih gitu aja?!” tanya Aji dengan nada tinggi sambil mendorong Altha.

“Wey... santai dulu lah bro!” kata Altha yang sempat mundur dua sampai tiga langkah kebelakang.

“Iya gua kasih lah, tadi dia bilang kalo urusan elo, dia yang jelasin gitu ke elo, emang dia belum ngomong?” sabung Altha.

“Argh! Elo gimana sih Al?!!” Aji menghela napasnya dan mengusap wajah dengan kasar.

“Elo mikir nggak sih? Gua udah capek-capek nyiapin banyak atlet yang hari ini bakal sparing, semua atlet ini tu buat acara bulan depan biar kita makin banyak juara jangan sampai kalah sama tetangga, dan hari ini elo malah kasih makan ke Marlin,, haduh Al! Bisa habis cidera semua atlet gua!!” jelas Aji panjang kali lebar, dia sungguh mengkhawatirkan kekuatan fisik Marlin yang mulanya sudah di atas rata-rata dan ketambahan efek dari sayap yang dia simpan didalam punggungnya.

“Kan mereka pakai pengaman,” jawab Altha santai.

Aji menghela napas mendengar jawaban dari Altha yang seolah menutup mata perihal cara main Marlin didalam gelanggang.

“Elo nggak tau sih, gimana Marlin itu... “ kata-kata Aji pun tak selesai karena sekali lagi Cahya membuka suar nya untuk memanggil kedua pesilat yang akan bertanding di partai urutan pertama...

“PANGGILAN PERTAMA PESILAT SUDUT BIRU PANGGILAN PERTAMA PESILAT SUDUT MERAH,”

Setelah mendengar suara Cahya barusan Aji segera berlari meninggalkan Altha yang terlihat sangat lega karena telah terbebas dari introgasinya Aji,

Aji melangkahkan kakinya menuju tempat official Marlin berada, dan di sana ia mendapati Daniel yang berbincang juga bercanda dengan Marlin, sambil membantu Marlin untuk memasangkan body protectornya, saat Daniel hendak memasang tali di bagian punggung Marlin, Aji datang dan dengan cepat mengambil alih kegiatan Daniel seenak jidatnya.

“Biar ku bantu!” kata Aji tanpa menghiraukan atau pun memandang ke arah Daniel.

“Maaf kak!! Nggak perlu!! Biar kak Daniel aja!” kata Marlin sambil menepis tangan Aji

“Oh mau sama Daniel?” Aji balik bertanya sambil melempar tatapan tajam ke arah Daniel.

“Aaa.. emmm...ng...nggak kok nggak, tadi kan elo belum ada Ji, jadi...gua bantu dikit, dikit banget, beneran dikit kok!” kata Daniel sambil mengisyaratkan dengan jari nya.

“Emmm...elo lanjut aja Ji,, oh iya Lin gua tinggal ya?? Kan udah ada Aji,” kata Daniel yang nggak enak sama expresi Aji yang tidak seperti biasanya ini.

“Nggak kak, kak Daniel nggak boleh pergi, mana boleh aku berduaan sama laki-laki yang sudah berpasangan,” sindir Marlin dengan mode cemburu yang makin terlihat aktif.

Aji tidak menghiraukan kata-kata Marlin dan memaksa untuk menalikan tali yang ada di body protector bagian punggung Marlin, gadis itu hanya pasrah.

Daniel yang melihat kelakuan dua sejoli di depannya itu hanya bisa menghela napas.

“Kok mendadak gue kaya obat nyamuk ditengah-tengah sepasang kekasih yang sedang berantem ya?” Batin Daniel yang masih stay berdiri di samping Aji.

🍁🍁🍁🍁🍁

Jika disudut Merah ada pertengkaran kecil antara Aji dan Marlin, juga Daniel yang seperti penonton juga pendengar setia, lain halnya di sudut biru, di sana ada Tara yang menjadi officialnya Sari.

Sari tak henti-hentinya menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya, setiap kali ia memandang ke arah sudut merah yang di seberang matras sana.

Terlihat Marlin yang sedang bersiap-siap, Sari selalu menghela napasnya dalam-dalam dan menghembuskan nya lagi dan lagi.

“Kamu takut?” tanya Tara yang berhasil mendapat jitakan jitu di kepalanya dari tangan Sari tentunya.

“ADUH! Sakit loh!” Tara mengaduh sedangkan Sari kembali mempersiapkan mentalnya. “Santai aja, kalahkan rasa takut mu,, anggap aja kehormatan bisa melawan atlet andalan kampus kita, kan?” Tara berusaha menenangkan Sari.

“Hem ok,, menurut mu apa aku akan tega melawan sahabat ku yang sudah bagaikan saudari ku ini?” tanya Sari yang ternyata dia tidak tega dalam hatinya bukannya takut.

“Seperti biasanya saja, aku yakin Marlin juga memakai tehnik nya dengan benar, lihat di sana juga sudah ada Aji, mana mungkin dia main-main, toh Marlin itu kan udah kaya kecap bango,” jelas Tara panjang kali lebar.

“Apa? Kecap bango?“ tanya Sari tak mengerti.

“Iya, di besarkan dengan tangan sendiri, kamu pernah lihat Marlin dilatih sama yang lain? Nggak kan?” tanya Tara.

“Iya juga sih,” jawab Sari.

🍁🍁🍁🍁🍁

Wasit mulai memasuki gelanggang kedua pesilat segera saling bersalaman dan memberi hormat.

Wasit mempersilahkan pesilat untuk pasang dan bersiap, “Juri satu, juri dua, juri tiga, juri empat, juri lima, KP, timer, medis,” wasit mempersiapkan semua.

“BERSEDIA, MULAI!!”

GOOONGGG!!!

Suara Wasit dengan suara gong yang hampir bersamaan memenuhi ruangan itu.

Setelah mendengar gong ditabuh Marlin dan Sari pun selangkah demi selangkah mendekat dan mempersiapkan diri masing-masing untuk menyerang.

Jarak antara Marlin dan Sari pun tinggal selangkah tapi mereka sama-sama berdiam hanya saling tatap.

Disudut biru terlihat Tara yang gemes dengan adegan ditengah gelanggang, “Sssttt... ssssttt ayo! Ayo! Das-des ayooo!” kata Tara yang gemas, tapi dengan suara nya yang tertahan.

“Santai, kalem, tunggu, jangan buru-buru, kendalikan emosi mu!” suara Aji berhasil merasuk kedalam otak Marlin yang berhasil membuat gadis itu sabar menunggu Sari.

Sari yang berniat menunggu serangan Marlin pun mulai terbakar kata-kata yang dilontarkan Tara dan Gadis itu menyerang Marlin dengan tendangan T nya dan...

“JEZZ!!! Oke masok!!” teriak Tara yang antusias karena tendangan Sari berhasil masuk mengenai dada Marlin.

“FOKUS!!!” teriak Aji mengingatkan Marlin.

Marlin yang sempat mundur dua langkah karena tendngan dari Sari segera mengatur napasnya dan mulai melangkah maju lagi.

Sari yang berhasil menyerang Marlin segera mundur beberapa langkah dan bersiap untuk maju lagi.

Hal yang sama dilakukan oleh Marlin, disaat keduanya sudah berada di jarak yang sangat dekat, Marlin hanya terdiam dan menunggu,

Sari pun menggunakan serangan yang sama seperti tadi tapi...

Set!!

Tuba-tiba Marlin menghindar dan berpindah tepat di samping kiri Sari dan menyerang Sari dengan kaki yang menggunting kaki bagian bawah...

BRUK!!! Sari terjatuh

“WOOOOOOOOOO!!!!! MASOK MASOK MASOK!!” sorak-sorak dari penonton memenuhi ruangan itu.

Aji tersenyum tipis karena melihat Marlin yang tidak terbakar emosi.

“Nggak papa, nggak papa,, nanti dibalas!!” suara Tara yang terdengar menyemangati Sari.

🍁🍁🍁🍁🍁

“GOOOONNGGGG!!”

“BABAK PERTAMA SELESAI,”

Kedua pesilat pun kembali ke sudut masing-masing.

“Aman?” itu lah kata-kata pertama yang Aji ttanykan pada Marlin.

Gadis itu hanya mengangguk dan meminum air yang diberikan oleh Daniel.

Aji mengelap wajah Marlin yang dipenuhi keringat dengan handuk kecil yang habis direndam dengan ice batu.

Hati Marlin mulai adem dengan perlakuan Aji, tapi lagi-lagi bayangan Aji yang terlihat dekat dengan Manda selalu mengusik hati dan pikirannya.

"Sok baik! Apa coba motifnya? Apa nggak takut kalo pacarnya cemburu? Dasar buaya!...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!