TH-13

“Maksud mu?? “ tanya Marlin yang masih tidak mengerti, “Ya, kamu lah obat penawarku, khusus nya disini,” kata Senja sambil menunjuk bibir Marlin.

Tertegun gadis itu, tapi sesaat kemudian Marlin tersadar...

“Ah ngaco kamu!! Obat itu paracetamol pereda nyeri, ini bibir, ah nggak masuk akal kamu!” sambil menepis pelan tangan Senja dan menoleh kesamping untuk menutupi rasa salah tingkahnya.

“Kau tak percaya tak apa, tapi terima kasih, kau telah berhasil menyembuhkan ku dengan cepat, jadi aku minta tolong pada mu setiap menjelang senja hari untuk tetap di samping ku,” kata Senja dengan nada yang sangat lembut,

“Tapi bagaimana jika aku sedang berada jauh dari mu?“ tanya Marlin

“Aku akan menyusul mu,” sahut Senja yang kemudian iaberdiri.

“Ayo!“ ajak Senja sambil mengulurkan tangannya kepada Marlin, gadis itu segera menggapai tangan Senja kemudian berdiri didepannya.

“Kita mau kemana?“ tanya Marlin yang penasaran dengan kata ayo dari Senja

“Menghiburmu, bukankah kau sedang bersedih saat tiba disini?” kata Senja yang memang mengetahui asal muasal kesedihan Marlin.

Marlin pun tersenyum dan menundukkan kepalanya karena malu.

Senja meraih pinggang Marlin dan memeluk nya erat kemudian dibawa nya terbang gadis itu tanpa aba–aba.

“Aaaaaa! Senja kok nggak ngomong kalau mau terbang??!!! “ Marlin kaget dan memeluk Senja dengan erat karena takut jatuh, Senja yang menikmati momen bersama Marlin hanya tersenyum tanpa menjawab omelan dari gadis yang dipeluknya itu.

Mereka pun terbang dan melihat–lihat pemandangan dari atas.

🍁🍁🍁🍁🍁

Di rumah Leon...

Diruang keluarga terlihat Sena dan Sita sedang menonton televisi, “Maaaaaahhh!!” tiba–tiba terdengar teriakan Leon dari kamarnya yang terletak di lantai atas memanggil Mama tercintanya yang bernama Sita.

Kedua orang tua Leon itu pun berlari ke arah kamar sang anak,

“Ada apa sayang?“ tanya Sita yang sudah sampai di kamar Leon.

“Celana Leon mana?“ tanya Leon dengan wajah innocent nya.

“Celana apa? Sudah pakai itu yang ada saja, memang nya mau kemana kamu malam–malam begini?!“ selidik Sena sang ayah.

“Emmm... Leon mau ke... emmm.. itu.. hunting foto sama Manda iya bener sama Manda boleh kan?” jawan Leon tergagap untuk mencari alasan yang tepat, karena sebenarnya dia sudah ada janji dengan Daniel untuk mengikuti balap liar.

“Leon?? Kamu tidak sedang berbohong kan nak?” tanya Sita, memang seoranf ibu lebih sensitif soal rasa.

“Haduh sudah hampir terlambat ini,” batin Leon setelah melirik kearah jam dindingnya.

“Jangan sering keluar malam kamu!! Apa lagi ikut–ikutan balap liar!” gertak Sena kepada putranya itu, Leon pun dengan susah payah menelan saliva nya.

“Ih papa apa an sih anak kita kan nggak kaya gitu!“ bela Sita.

“Tapi anak jaman sekarang itu kalau nggak gabung dibilang cupu,, ya siapa tau kan anak kita dikata in begitu terus ikut an gabung,” kata Sena yang kemudian keluar dari kamar Leon.

Degh!!

Jantung Leon serasa kaya bedug yang tiba–tiba dipukul keras.

Sita pun mencarikan celana kesayangan putra nya itu.

🍁🍁🍁🍁🍁

Dipinggir jalan tempat tongkrongan anak – anak geng motor...

Terlihat segerombolan anak muda sedang duduk di motor masing – masing.

“Daniel! Mana anak baru yang kata lo mau ikutan gabung sama kita–kita?“ tanya Sandi teman Daniel yang juga termasuk anggota geng motor.

“Tau ni, lama banget, ntar anak mami lagi nggak boleh keluar malam,” timpal coky “Huahahhahaha...“ dan disambung dengan gelak tawa mereka semua.

Sedangkan Daniel masih sibuk menelfon seseorang.

“Duuuuhhh... mana sih ni anak? Lama amat!!“ lirih Daniel dengan wajah gelisahnya juga sedikit rasa geram.

BRUMMM... BRUUUMMMM... BRUUUUUM

Sebuah motor tiba-tiba parkir di samping mereka yang sedang asik bercanda

“Nah tu anak nya!” kata Daniel saat melihat Leon melepas helem nya.

“Woy!!! Lama amat lo!! Udah kaya nungguin anak perawan lagi mandi aja... beeeuuuhhh lama bet!!” celetuk Daniel sembari menepuk pundak Leon.

“Hehe... maaf kak tadi ada sedikit kesalahan teknis,” jawab Leon.

“Wah–wah–wah,, ada yang baru nih!!” ditengah–tengah perbincangan anak–anak motor itu tiba–tiba datang teman Daniel yang bernama Cakra yang suka rese, Daniel dan teman-temannya pun diam berusaha untuk tidak menanggapi nya

“Widiiiiiihhh... heh Daniel!!! Udah songong aja lo, gue datang nggak disambut sedikit pun!“ kata Cakra dengan wajah angkuh nya.

“Em... kita disini Cuma nongkrong aja kok Cak dan...“ penjelasan Daniel tidak selesai karena disela oleh Cakra “dan perkenalan anggota baru, udah gitu doang? Sambil ngopi dan makan gorengan?” cemooh Cakra, “Ah nggak asik lo!!! Harus nya tu lo ada in balap sama siapa yang paling hebat diantara elo-elo pada, jadi ada kepantasan nggak dia gabung sama kita, mana anak baru lo? Sini in!“ kata Cakra sambil melambaikan tangan nya kearah Leon, tanpa basa–basi Leon pun mendekat ke arah Cakra.

“Leon!!! ADUUUUUHH mampus aku.... niat hati Cuma mau ngerjain tu anak biar mau bayarin kopi sama gorengan, malah jadi begini,” Daniel menepuk dahi nya sambil menggerutu pelan–pelan.

“Elo masih sekolah?“ tanya Cakra yang masih dalam mode baik–baik sayang.

“Masih kak kuliah,” jawab Leon yang memanggil Cakra dengan sebutan kakak karena dia merasa Cakra lebih senior dibanding dirinya.

“Wah wah mahasiswa nih, ambil jurusan apa?“ tanya Cakra lagi.

“Em... kedokteran Kakk.” sahut Leon.

“Waaaahhh Daniel, elo bener–bener ni ya!! Calon pak Dokter lo ajak makan gorengan??” cetus Cakra kepada Daniel “maksud gue bukan gitu Cak...“ saat Daniel ingin menjelaskan tiba-tiba

Wwuuuuuuuuussss...

Tiba-tiba ada angin kencang yang menerpa mereka semua, dan bersamaan dengan itu ada sesuatu yang terbang diatas mereka “Hey!!! Lihat itu!” kata Sandi sambil menunjuk ke arah dia melihat benda berwarna putih yang menyerupai orang terbang.

Semua orang pun melihat ke arah yang ditunjuk Sandi barusan, setelah melihat makhluk putih terbang merekapun melongo dan detik berikut nya mereka menaiki motor masing–masing dan meninggalkan tempat tongkrongan mereka dengan terburu–buru.

🍁🍁🍁🍁🍁

“Ahahhahaha...aduh perut ku ahahhahaa...ampun deh, Senja kamu jahil banget sih ahahhaha, mereka pada kabur tuh ketakutan lihat kamu,,, ahahhaha...hihihihi,, kata nya geng motor, lihat yang begituan aja pada ngacir” Marlin yang duduk di atas pohon pun tertawa tak henti-hentinya sambil menunjuk anak–anak geng motor yang kalang kabut seperti dikejar–kejar setan.

Senja hanya tersenyum melihat Marlin yang kembali ceria seperti biasa nya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Sebenar nya tadi Senja hendak mengajak Marlin untuk pulang, tapi di perjalanan Senja melihat Daniel, sahabat nya di kampus ternyata masih bergabung dengan geng motor.

Dari atas pohon Senja melihat Daniel yang sedang asik berbincang–bincang dengan teman-temannya...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!