TH-16

“APA MENIKAH??” teriak Senja dan Marlin bersamaan.

“Tapi...“ saat Marlin ingin menyangkal solusi yang menurut nya tidak etis itu tiba-tiba Senja angkat bicara.

“Apakah tidak ada cara lain Yah?“ tanyanya, yang dia tau pasti Marlin belum membuka perasaan kepadanya dengan wujud Senja di malam hari melainkan masih menyimpan perasaan cinta untuk dirinya yang berwujud Aji disiang hari, sedangkan Senja belum membuka jati dirinya yang sebenarnya.

Aurora dan Wijaya hanya menggelengkan kepala, “Haruskah kita menikah? Tapi aku masih kuliah, dan orang tua ku belum kembali, mereka masih diluar kota,” kata Marlin mencoba membatalkan rencana dadakan ini.

Wijaya dan Aurora saling memandang, “Tidak bisa sayang, kalau kalian tidak menikah salah satu dari kalian akan mati dan klan penyihir akan mengambil jasad kalian untuk dijadikan persembahan,” dengan suara yang lirih Aurora menjelaskannya.

Marlin menatap Senja begitu pula Senja, dia menatap Marlin dengan tatapan merasa bersalahnya.

“Ayolah jangan melihat ku seperti itu!!! Disini aku juga bersalah, toh tadi aku juga setuju dengan ide mu,” kata Marlin sambil memegang tangan Senja.

“Lebih baik kau ajari saja dulu calon istri mu ini untuk menyimpan dan mengeluarkan sayapnya diwaktu yang tepat dan benar,” ucap Wijaya.

Senja menganggukkan kepalanya memberi tanda bahwa ia siap mengajari Marlin.

“Oh iya Marlin, lusa keluarga kita harus bertemu ya!” kata Aurora dengan nada yang sangat lembut.

“Hah? Lusa?” bukan nya menjawab Marlin malah kebingungan sendiri.

“Iya sayang lusa, karena waktu kalian hanya seminggu dihitung dari hari ini,” jelas Aurora.

“Tapi mama sama papa sedang tidak ada di rumah,” kata Marlin lesu.

“Tapi kamu bisa menghubungi mereka, kan?“ celetuk Wijaya.

“Iya sayang, kita harus bergerak cepat karena ini menyangkut keselamatan nyawa kalian berdua juga, belum lagi kalau sampai klan penyihir ada yang tau, bisa-bisa digagalkan nanti, maka dari itu kita tidak boleh membocorkan rencana pernikahan ini sampai hari H,” jelas Aurora.

“He’em, akan ku usahakan untuk meminta mereka pulang,” jawab Marlin.

“Untuk malam ini Marlin tinggal disini saja dulu, untuk belajar mengendalikan sayapnya, ini tugas mu mengajari Marlin nak!! Awas jangan macam-macam kalian! Tunggu seminggu lagi biar sah dulu!“ kata Wijaya yang kemudian berjalan keluar dari ruangan itu bersama istri tercintanya yaitu Aurora dan meninggalkan Senja yang bersama Marlin berdua di ruangan itu.

Marlin dan Senja saling menatap satu sama lain setelah ucapan Wijaya barusan, kemudian keduanya menundukkan kepala karena pipi mereka memerah.

“Maaf kan aku!“ kata Senja yang akhirnya angkat bicara setelah keheningan sesaatnya barusan.

Marlin hanya menghela napas dan memijit pelipisnya, Senja yang tak mendapatkan jawaban dari mulut Marlin, segera mendekati gadis itu.

“Sungguh maafkan aku!“ kata Senja yang mengulang permintaan maafnya.

“Cukup Senja cukup! Dari pada itu, bagaimana aku akan menjalani kehidupan ku ke depan nya?“ baru saja ia berpikir untuk berbaikan dengan Aji tapi sekarang malah harus menikah dengan orang lain yang belum lama ia kenal.

“Apakah sayap ini akan muncul disiang hari? Lalu bagaimana aku akan mengikuti pertandingan bulan depan? Apakah kau akan mengijinkan aku? Aku masih suka bertarung senja, aku masih mau bebas!” sambung Marlin.

“Tentu saja aku akan selalu mengijinkan mu untuk mengikuti pertandingan itu,” batin Senja.

“Ayo aku ajarkan untuk menyimpan sayap mu,” kata Senja, kemudian mereka berdua berjalan menuju kamar Senja.

Setibanya mereka didalam ruangan yang Marlin pernah memasukinya, Senja berhenti di tengah-tengah ruang kamarnya.

"Marlin," serunya dengan menoleh kearah calon istrinya itu.

"Ya?" berhenti gadis cantik itu saat melihat laki-laki dihadapannya berhenti dan menoleh kearahnya.

"Kau yakin mau menikah dengan ku?"

Marlin terdiam sesaat, bimbang menyelimuti hatinya, "Memangnya aku bisa apa? Aku tidak mungkin tega membiarkan salah satu dari kita mati," cetusnya.

"Baiklah, berati kau menyetujui rencana ini?" Marlin mengangguk mendengar pertanyaan calon suaminya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Ke esok kan hari nya...

Sari berjalan melewati pos ronda dan melihat ada motor yang parkir di sana.

“Siapa subuh-subuh begini sudah ada disini,” pikirnya, tanpa rasa takut melainkan rasa penasaran yang cukup besar Sari segera mendekat dan...

“Ya ampun! Kak Daniel?!” Sari terkejut ketika melihat orang yang tiduran di bawah kolong meja pos ronda itu adalah kakak seniornya, ya itu Daniel.

“Kak, bangun kak!! Kakak ngapain tiduran disini? Kak banguuuun!!!” Sari mengguncang-guncangkan tubuh Daniel yang tergeletak dilantai, mula-mula Sari mengguncangnya dengan pelan lama-kelamaan mulai habis pula kesabaran gadis itu.

“KAK DANIEL BANGUUUUUUNN!!!WOY BANGUN WOY!!!” Sari berteriak tepat ditelinga Daniel dengan tangannya masih menggoncang-goncangkan lengan Daniel.

“HAAAAHH” terkejut Daniel, ia tersentak dan...

Dubrak!!

Kepalanya membentur meja yang ada di sampingnya.

“Aduuuuuhhh,” Daniel mengelus kepalanya yang terasa berdenyut.

“Tenang kak tenang,, ini aku Sari,” kata Sari yang mulai muncul rasa kasihannya.

“Kakak kenapa bisa ada disini? Tiduran dikolong meja segala,” tanya Sari dengan mode reporter yang sudah aktif.

“Semalam...“ Daniel mulai menceritakan semua kejadian yang ia alami malam tadi

“Ooo... jadi kakak tu pingsan sampai ketiduran?” tanya Sari dengan kepolosannya.

“Bukan ketiduran!!” Daniel menyangkal pendapat Sari.

“Lah bukti nya itu tadi tidur sambil mendengkur,” kata Sari masih dengan wajah polos nya.

“Haaaaahh... bukan gitu juga buka kartu nya inem!!!” sahut Daniel jengkel karena dia capek-capek curhat kejadian yang mencekam semalam malah ditanggapinya tidak sesuai dengan expektasi.

“Aku Sari lo kak bukan inem,” kata Sari dengan wajah lugunya.

Daniel menghela nafas kemudian dia melihat jam tangan nya, waktu sudah menunjukan pukul lima dini hari.

“Sudahlah aku mau pulang!” Daniel segera beranjak dari tempat duduknya dan mengendarai motornya untuk menuju jalan pulang.

“Yeeee udah ditolong in juga, malah ninggalin huuu dasar!" gerutu Sari kemudian dia melanjutkan jogingnya yang tertunda.

🍁🍁🍁🍁🍁

Disisi lain...

“eEmmmmmhhh... Aaaarrrrrggghhh... Ayaaaaaahhh sakiiiiiittthh...“ Leon mengerang kesakitan.

“Tenang Leon jangan biar kan racun itu menguasai pikiran mu!! Kendalikan dia jangan kau yang mengendalikan nya!!!” kata Sena sambil memasang perban di dada kiri Leon.

“Heeemmmmm,,, eerrrrrrrr...“ Leon masih berusaha sekuat tenaga nya untuk menahan rasa sakit nya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Flash back...

Leon mengendarai motornya dengan sangat cepat bahkan ia tak tau daerah mana yang kini ia tuju.

Banyak pepohonan disisi kanan dan kiri jalan, tapi Leon tak menghiraukannya, sama halnya dengan teman-teman geng motornya tadi ia pun berusaha secepat mungkin menjauh dari tempat horor tadi.

GUSRAK!!!

Leon menabrak sebuah lubang jalanan dan ia beserta motornya terjatuh.

“Oh sh*it!” umpatnya kemudian ia berusaha untuk berdiri dan mendekati motornya, ya setelah motornya menabrak lubang dijalanan tadi, Leon terpental sejauh lima meter dari motor ya.

Dengan langkah tertarih-tatih Leon berjalan sambil menahan rasa sakit di punggung dan juga lecet-lecet di kaki dan tangannya, darah menetas dari setiap luka yang lecet akibat dari bergesekan dengan tanah dan bebatuan.

“Aaaaauuuuuuuuwwwwwww!” Leon berhenti berjalan karena ia mendengar auman Serigala yang cukup membuatnya merinding, “Ok tadi makhluk terbang, kemudian jatuh dan terluka, lalu sekarang suara serigala selanjutnya apa lagi??” ucap nya dengan nada sedikit kesal.

Bagaimana tidak kesal, dia baru kembali ke negara asalnya dan sekali main langsung mendapat kenangan yang terbilang tidak biasa ataukah ini bisa dikata istimewa? Entah bagaimana perasaan Leon, mungkin dia ingin kembali saja ke negara yang sudah membesarkan dirinya.

“Akan kah serigala nerkam gue sekarang?“ tanya nya asal-asalan karena terbawa suasana kesalnya.

“Eeerrrrrr...“ Leon mendengar sesuatu, dia mulai celingukan dan dengan susah payah dia menelan salivanya, “Ok, ok gue tadi cuma bercanda,, just kidding ok,, ayo lah situasi macam apa ini?“ kata Leon berusaha menenangkan pikirannya sendiri.

SRAK!! sesuatu melompat ke arah Leon dan...

“AAAAAAAAAAAHHHH...“ Seekor serigala berukuran sangat besar menerkam Leon dan kukunya sudan menancap di dada Leon bagian kiri, Leon berusaha untuk lepas dari hewan buas itu tapi semakin dia berusaha serigala itu semakin dalam menancapkan kukunya.

Ditengah-tengah usaha Leon dalam meloloskan diri datang seorang gadis cantik dengan pakaian anehnya.

“STOP HANS!! Itu bukan makanan mu!! Anak baik, kemari!!” seru gadis itu kepada serigala yang menerkam Leon, dengan perasaan yang sedikit kecewa Hansky pun meninggalkan Leon yang tinggal setengah sadar tapi Leon masih mengingat dengan jelas gadis itu memanggil serigala yang berukuran lebih besar dari tubuhnya itu dan serigala itu menurutinya, sampai disitu kesadaran Leon menghilang sadar-sadar ia sudah mengerang kesakitan dirumahnya...

Flash back off...

Sena masih berusaha menenangkan putranya itu dengan menyuntikan beberapa obat yang dia racik sendiri.

“Pah apa nggak bisa pakai yang itu?” Sita menunjuk botol kecil berisi cairan berwarna merah.

“Selalu saja begini, kita sudah lama meninggalkan anak itu dan hanya mengirimi nya biaya hidup tapi kita seperti membeli darahnya untuk keperluan kita,” kata Sena putus asa.

“Kita jemput dia, kita urus dia, kita ajak berkumpul bersama kita,” kata Sita sambil mengelus bahu suaminya.

Sena hanya menghela napas, mau tak mau dia harus menggunakan darah itu untuk menenangkan Leon.

“Baiklah resiko apa saja harus kita hadapi demi melindungi Marlin, dia putri kita juga,” ucap Sena kemudian ia menyuntikan cairan itu di dada kiri Leon, yang tak lain cairan itu adalah darah mint milik Marlin yang selama ini dia simpan.

Dalam hitungan detik Leon pun mulai tenang dan tak berontak atau pun teriak-teriak lagi.

🍁🍁🍁🍁🍁

Dikampus...

Marlin di kampus tepat nya di kantin dia duduk sendirian, “Seminggu lagi aku menikah, dah lah pasrah nggak bisa berbuat apa-apa, masalahnya berurusan sama nyawa sih, coba aja nggak gitu, haaaaaahhh... pupus deh cinta gue yang belum mulai bersemi, padahal tadinya gue yang khawatir kalo kak Aji keduluan ditembak cewek lain, eh ini malah gue yang keburu nikah duluan...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!