TH-7

^^^Sesampai nya di Mansion...

^^^

Senja menggendong Marlin ala bridal style, kemudian ia baringkan raga ramping itu di ranjang King Size nya.

Karena takut khilaf lagi, akhirnya Senja duduk di sofa yang terletak di samping ranjang dan tertidur.

^^^Pagi hari pukul tiga...

^^^

"Emmmhhh..." Marlin menggeliat kemudian mengerjap-ngerjapkan matanya, sedikit bingung dengan tempat yang kini ia singgahi, "Dimana aku?" tanyanya pada diri sendiri, Marlin pun menyapukan pandangan nya ke seluruh ruangan yang berwarna silver dengan paduan warna gold yg ditempati nya itu, saat netra bulatnya melihat sofa yang bertengger di samping ranjang, dia melihat Senja sedang tertidur pulas, Marlin mendekati Senja dan membangunkan nya secara perlahan, "Senja,, hey bangun," Senja yang merasa dirinya dipanggil pun terbangun setengah sadar, "Emmmm... Marlin,, kau sudah bangun?" kata nya sambil duduk dan kemudian menarik tangan Marlin agar gadis itu duduk dipangkuannya, karena Marlin merasa nyaman dia pun duduk dipangkuan Senja, "Senja?" panggil Marlin sambil memainkan rambut panjang Senja yang berwarna putih keperak-perakan.

"Hem?" sahut Senja yang masih setengah sadar sambil memeluk pinggang Marlin.

"Apa kah kau manusia?" Marlin memberanikan diri untuk bertanya pada Senja "Hem..." jawab Senja sambil mendusel-dusel kan kepalanya ke leher Marlin.

"Lalu? Kenapa kau berbeda?" Marlin sangat berhati-hati dalam pertanyaan nya

"Tidak kah kau mengenaliku?" Senja menjawab dengan keadaan setengah sadar "Aku yang selalu mendampingi mu, aku tidak suka jika kau dekat dengan pria lain, aku ingin kau..." kata - kata Senja terhenti karena Marlin yang tiba - tiba bertanya balik.

"Tapi Senja, kita baru saja kenal, dari mana kau mendampingi ku?" pertanyaan Marlin berhasil memulihkan kesadaran Senja.

Degh!!

Senja terkejut dengan apa yang didengar nya

"Apa yang aku kata kan?! Aku belum siap untuk dia mengetahui kebenaran nya," batin Senja, "Senja? Hey? Kenapa diam?" tanya Marlin sambil melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Senja.

"Hah tidak, emmm... itu maksud ku kita kan baru kenal dan sudah sedekat ini saja, senyaman itu kah kau dekat dengan ku?" Senja mencoba mencari topik pembicaraan supaya Marlin tidak membahas tentang diri nya

"Tapi Senja, kata-kata yang kau ucapkan barusan, seolah-olah kau sudah lama mengenal ku, nama mu juga tidak asing bagi ku, dan respon mu tadi malam juga sama seperti dia, atau jangan-jangan kau dan dia adalah satu orang yang sama? atau kalian saudara?" Marlin menebak - nebak mencari jawaban atas kecurigaan yang ia rasa kan.

"Dia? Dia siapa? Berani sekali kau memikirkan laki-laki lain di hadapan ku?" kata Senja berusaha mengelak didepan gadis yang ia sayangi.

"Bukan, bukan itu maksud ku!" sejenak Marlin terdiam, merangkai kata agar enak didengar.

"Kita belum lama kenal, ketemu saja baru dua kali, tapi aku nyaman sekali berada didekat mu seperti... " kata-kata Marlin terpotong oleh Senja yang meletakan jari telunjuknya dibibir Marlin.

"Ssshhhhttt... sudah, kau baru bangun, jangan terlalu banyak berfikir,, ayo aku antar pulang, hampir menjelang subuh ini," kata Senja sambil beranjak berdiri dari duduk nya.

"Aku merasakan aku berada didekat kak Aji, rasa nyaman ku yang berada di samping mu dan seandainya kau adalah dia, seandainya dia juga merasakan hal yang aku rasakan," Marlin bergumam dalam hati sambil menunduk.

"Hey,, kau pulang atau tidak? Atau kau mulai takut berada jauh dari ku?" kata Senja sambil memegang dagu Marlin dan sedikit mendongak kan kepala gadis itu supaya melihat ke arah nya, mata mereka saling bertatapan dan Senja melihat banyak kecurigaan dan keraguan didalam mata Marlin.

"Kenapa? Ikuti saja alur nya, kau nyaman bersama ku?" tanya Senja dan dijawab anggukan kepala oleh Marlin.

"Maka sering-sering lah menjumpai ku," sambung Senja sambil tersenyum kemudian ia memeluk gadis kesayangan nya itu untuk menghilangkan beban didalam hati dan pikiran gadis itu.

"Sudah, kita pulang ya? aku antar kamu sampai diperbatasan," Senja melepaskan pelukannya dan membujuk Marlin dengan sangat lembut.

"He'em," kata Marlin sambil menganggukkan kepala nya, Senja pun mengantar Marlin diperbatasan hutan, mereka pun berpisah disana.

^^^Didalam Mansion...

^^^

"Aaaarrrrghhhh..." suara teriakan kesakitan terdengar dari dalam sebuah ruangan.

"Ayah, putra kita," seorang ibu berlari menuju salah satu pintu kamar yang tertutup dan di ikuti suami nya, sesampai nya didepan pintu kamar anak nya, segera Aurora mengetuk daun pintu yang masih terkatup itu.

Tok-tok-tok...

Suara ketukan pintu terdengar, "Nak, buka pintu nya sayang, ini Bunda!" disusul dengan suara Aurora yang panik dengan keadaan putra nya "Aaaaaaaarrrrrghhh..." terdengar teriakan lagi dari dalam.

"Ayah lakukan sesuatu, putra kita kesakitan! " pinta Aurora kepada Wijaya.

"Tenanglah, seperti biasa dia akan berubah kewujud asli nya, lihatlah langit mulai menampakan sinar nya," Wijaya berusaha menenangkan istri nya, walau setiap hari menyaksikannya, tapi ibu mana yang akan tega melihat buah hatinya merasa kesakitan?

Ceklek!!

Suara pintu terbuka, "Sayang kamu nggak papa? Sakit sekali ya nak?" Aurora menerobos masuk dan langsung memastikan putra kesayangan nya itu tidak terluka.

"Tidak Bunda, aku baik-baik saja," jawab Senja yang sudah kembali ke wujud semula atau wujud Aji yang berambut pendek berwarna hitam legam dan mata tajam dengan bulu mata yang lentik dan alis yang tebal.

"Bunda mu ini selalu saja begitu, padahal seperti ini kan sudah biasa setiap pagi dan menjelang senja," kata Wijaya dengan tenang "kau ini! tidak ada rasa kasihan nya sama sekali, ini putra mu lho! Putra kita" kata Aurora kepada Wijaya "nanti kalau sudah ketemu sama yang pas juga kutukan nya bakal hilang" jawab Wijaya lalu berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

"Lho lho lho?? Ayah ini main pergi saja," kata Aurora yang kemudian duduk disamping Aji.

"Bunda?" panggil Aji kepada ibunya, "Iya sayang, ada apa?" balik bertanya Aurora dengan senyum manisnya.

"Aku sudah hampir wisuda, tapi belum juga menemukan gadis yang tulus mencintai ku dan menerima ku," kata Senja.

"Tapi kamu sudah dekat dengan seorang gadis kan nak?" tanya Aurora.

"iya Bun, tapi Aji tidak yakin apakah dia akan marah atau kecewa dengan wujud aji yang berubah-ubah" jelas Aji "hemmm... jika memang dia mencintai mu dengan tulus sa'at wujud mu yang malam memikirkan nya atau bertemu dengan nya maka wujud yang biasa nya tidak memiliki detak jantung itu akan merasakan detakan jantung yang dahsyat." jelas Aurora kepada Aji "tapi jika dia bersama laki - laki lain bagai mana? " tanya Aji "asalkan dia masih suci bisa kau ambil kembali" jawab Aurora.

"Baiklah Bun, aku akan memperjuangkan dia," sahut Aji sambil memeluk ibu nya dengan manja.

Di kampus....

Aji berjalan menuju kelas nya melewati kelas Marlin, gadis itu menongol kan kepala nya keluar jendela kelas.

"Pagi kak Aji!" sapa gadis itu dengan senyum ceria diwajahnya nya.

"Pagi juga Marlin" sahut Aji sambil mengacak-acak rambut Marlin "kok kaya ada yang beda?" kata Aji sambil menatap Marlin "Apa coba? " kata Marlin sambil mengibas - ngibaskan rambut nya "kenapa rambut mu kau urai? Dan apa ini? kenapa pakai warna rambut? putih pula" kata Aji "tapi cantik kan? hehhehe 😁" kata gadis itu dengan kepolosan nya "Iya cantik, eh... tapi kenapa pakai di warna putih sebagian? harus nya semua aja biar kaya nenek-nenek" kata Aji menggoda Marlin "iiiihhh kak Aji!!!" Marlin cemberut sambil memonyong kan bibir nya "diihh... ngambek ya? padahal mau aku traktir bakso di kantin lhoo.... tapi kalau ngambek nggak jadi deh!! " kata Aji sambil melangkah pergi hendak meninggalkan Marlin.

BRUK!!! Semua mata melihat kearah kejadian begitu pun Aji dia mengira Marlin marah dan menutup jendela nya ternyata gadis itu malah melompat keluar dari kelas nya melalui jendela "Ayok kita sarapan bakso" kata gadis itu setelah melompat dari jendela "dasar kau ini, masih saja pecicilan, kalau samapi cidera gimana coba? event sudah hampir dekat lho, masa iya seorang Marlin akan kalah" kata Aji "eitt.. tidak bisa Marlin adalah ratu fighter!!! hahahha..." kata Marlin menyombongkan diri nya kemudian disambut tawa oleh kedua nya sambil mereka berjalan menuju kantin untuk sarapan.

Di perpustakaan.....

Seorang sedang membersihkan dan menata buku - buku di rak perpustakaan, saat mengambil salah satu buku dari rak tiba - tiba seseorang menyapa nya dari balik rak "hai cantik, kamu nggak berubah ya masih rajin ke perpus" kata seorang cowok dari balik rak "ASTAGA!!! " teriak gadis itu yang tak lain adalah manda, kemudian reflek dia mengembalikan buku yang tadi diambil ketempat semula dengan sedikit dorongan dan membentur hidung cowok yang baru saja menyapa nya "ADUH!!!" teriak cowok tadi kesakitan dari balik rak buku, Manda pun berlari mendekati nya "maaf - maaf aku bukan sengaja mendorong nya tadi, kamu nggak papa kan?" tanya Manda kepada cowok dihadapan nya yang masih meringis kesakitan sambil menutupi hidung nya "nggak papa gimana!?! lihat nih hidung ku jadi tertunda untuk mancung! jadi merah kan, adus sakit" kata cowok itu sambil menunjuk batang hidung nya yang memerah "kamu?? " Manda terkejut dengan yang ia lihat dihadapan nya....

"mohon maaf untuk up date yang lama, karena autor sedang ada kesibukan didunia nyata dan badan juga kurang fit,, do'a kan autor sehat selalu dan bisa lanjut up date terus ya

makasih untuk para readers yang mau mampir,, yang mampir tinggal in jejak dong 😁"

bersambung...

mohon dukungan nya🥰🥰

like and favorite 👍💕

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!