Sebenar nya tadi Senja hendak mengajak Marlin untuk pulang, tapi di perjalanan Senja melihat Daniel, sahabatnya di kampus ternyata masih bergabung dengan geng motor.
Dari atas pohon Senja melihat Daniel sedang asik berbincang–bincang dengan teman-temannya.
“Senja, kamu lihat apa sih?” tanya Marlin yang duduk di samping Senja dan melihat kearah mata Senja tertuju.
“Loh itu kan kak Daniel? Wah... kalau sampai ketahuan sama kak Aji pasti kena hukuman dia,” kata Marlin sambil menerka–nerka hukuman apa yang akan diterima Daniel jika sampai dia ketahuan.
“Memang nya kak Aji mu itu suka sekali ya memberi hukuman?” tanya Senja yang kini beralih menatap manik Marlin.
“Bukan suka tapi sering! Dia itu ya orangnya suka yang nurut–nurut, dan paling nggak suka kalau dibantah, suka ngasih banyak peraturan, tapi nggak sembarang aturan sih, semua juga demi kebaikan kita para atlet,” Marlin menjelaskan dengan pipinya yang bersemu merah karena mengingat kata–kata Aji saat di kampus siang tadi...
"Jangan dulu kau katakan perasaanmu, aku tak mau jika dipertandingan nanti kau malah terganggu oleh suasana hati mu," kata-kata itu masih terngiang di benak Marlin, begitu lembut dan tidak dingin Aji sore tadi.
“Aaaaaaa ya ampun manis banget siiiihhh,,, jadi nggak mau marahan lama–lama deh” bantin Marlin dengan mata yang terpejam, tapi senyum malu-malu terkembang menghiasi wajah cantiknya.
Senja yang melihat gadis disampingnya senyum-senyum sendiri, segera ia bertanya, “Kau menyukai nya?”
Sret...
Terkejut Marlin mendengar pertanyaan Senja, tangan yang ia gunakan untuk berpegangan terpeleset, tapi dengan sigap Senja menangkapnya, segera ia menarik Marlin kedalam pelukannya.
"Hati-hati! Kau ini sangat ceroboh!" cetus Senja yang reflek memasang ekspresi khawatirnya, termangu Marlin memandang wajah tampan itu dari dekat.
"Mirip sekali, bahkan ekspesi dan juga rada pedulinya padaku sama," batin Marlin, bukannya takut, ia malah termangu dengan pikirannya.
Ctak!
Senja menyentil kening Marlin, "Aduh! Sakit Senja!" gerutu gadis itu dengan mengelus keningnya.
"Lagian siapa suruh melamun?! Aku bertanya barusan!" cetus Senja.
"Oh, maaf aku hanya terkejut saja dengan pertanyaanmu," sahut Marlin dengan menundukkan pandangan.
“Aku kan hanya bertanya, untuk apa sampai terkejut seperti itu?” bisik Senja di samping telinga Marlin, kemudian Marlin sedikit mendorong Senja untuk terlepas dari pelukannya.
“Em... entahlah, aku bingung, yang jelas aku nyaman dekat dengan dia seperti aku dekat dengan mu,” Marlin berkata sambil memalingkan wajahnya.
“Mungkin kah perasaan mu padanya sama dengan perasaanmu padaku?” selidik Senja
“Maaf Senja aku tak begitu paham tentang perasaan, aku dibentuk hanya untuk bertarung, jadi... aku sendiri bingung dengan kondisi dan perasaan ku sekarang,” Marlin menundukkan kepalanya.
Senja menghela napasnya dan kembali melihat ke arah Daniel.
“Kamu tunggu disini sebentar ya!” kata Senja sambil mengelus kepala Marlin yang kemudian di jawab dengan anggukkan kepala dari Marlin.
"Apa gue terlalu egois? Gue merasa nyaman di samping dua pria dalam waktu yang sama, apakah Senja akan sakit hati dengan kebingungan gue ini? Ah tapi setidaknya gue udah jujur, gue emang cuma ngerasain rasa nyaman, entah ada rasa lebih di dalamnya, gue belum berani memutuskan," Batin Marlin dengan melihat raga Senja yang kian menjauh.
Marlin melihat Senja mengambang di atas pohon, dia seperti membaca mantra dengan merentang kan kedua tangannya,
"Mau apa makhluk itu?" curiga Marlin, dan kemudian Senja mengatupkan tangannya dengan sangat keras dan munculah angin yang menerpa Daniel dan teman–temannya. Setelah angin berlalu Senja dengan sengaja terbang melintas di atas kepala mereka dengan kecepatan sedang.
“Lihat itu!” teriak salah satu diantara teman–teman Daniel, Senja tersenyum menahan tawanya karena dia berhasil dengan rencananya yang mengerjai Daniel and the gang.
Sampai pada akhirnya Senja menghilang direrimbunan pepohonan dan kembali ketempat semula dan melihat anak–anak geng motor yang kocar–kacir ketakutan, tidak sampai disitu saja, Senja tetap mengincar Daniel yang notabenya adalah sahabat Aji dan sekarang membuatnya kecewa.
“Hem... jarang berangkat ke latihan ternyata ini yang kamu lakukan setiap malam,” gumam Senja dalam hati sebelum dipecahkan oleh tawa Marlin.
“Ahahhahaha... aduh perut ku ahahhaha...ampun deh, Senja kamu jahil banget sih ahahha..., mereka pada kabur tuh ketakutan lihat kamu, ahahhaha...hihihihi, katanya geng motor, lihat yang begituan aja pada ngacir,” Marlin yang duduk di atas pohon pun tertawa tak henti–hentinya sambil menunjuk anak–anak geng motor yang kalang kabut seperti dikejar-kejar setan.
Senja hanya tersenyum melihat Marlin yang kembali ceria seperti biasa nya.
“Ayo, aku masih ada hal yang lebih menarik lagi dari pada ini,” kata Senja dan kemudian dengan mengucapkan mantra Senja mencabut sehelai rambut peraknya disisi kanan kepalanya, kemudian dia pinjamkan sehelai rambut nya itu pada Marlin dan dipasangkannya dia bahu Marlin, tak lama kemudian sehelai rambut perak milik Senja tadi berubah menjadi sayap dipunggung Marlin yang mengepak dengan indah.
Ternganga, terkejut, takjub, juga kagum, perasaan Marlin bercampur aduk menjadi satu, keindahan sayap putih keperakkan itu membuatnya begitu terpana.
“Ayo kita kesana!” ajak Senja sambil menunjuk kearah lajunya motor Daniel yang terpisah dari teman–temannya.
Dengan senyum devilnya Marlin ikut terbang dengan sayap pinjamannya.
“Kak Aji aku wakil kan kau untuk menghukum kak Daniel malam ini xixixixixi...“ batin Marlin yang tidak terima karena Sahabat dari senior kesayangan nya itu diam–diam membohonginya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Daniel mengendarai motornya dengan sangat cepat entah arah mana yang ia tuju, yang jelas dia ingin dengan segera meninggalkan tempat tongkrongannya tadi sejauh mungkin.
WUUUSSSS!!!! Tiba-tiba angin dingin menerpa tubuh Daniel yang membuat bulu kuduk nya berdiri.
“Gila!!! Padahal gue udah pake jaket kulit tapi dinginnya masih sampai ke tulang-tulang,” gumam Daniel yang merasakan angin yang telah dihembuskan oleh Senja.
“Sekarang giliran mu Marlin,” kata Senja dengan mengedipkan sebelah mata nya memberi isyarat kepada Marlin.
“Ok!!!” sahut Marlin dengan mengacungkan ibu jarinya.
🍁🍁🍁
Daniel berhenti di pos ronda untuk beristirahat sejenak karena udara malam yang sangat dingin.
“Baru jam delapan malam, tapi kok dinginnya udah kaya mau subuh aja,” kata Daniel sambil duduk dan membenarkan jaketnya.
🍁🍁🍁
Saat Daniel sedang asyik duduk ada sesuatu terbang melintas tepat dihadapan nya sambil tertawa melengking “iiiiiihixixixixiixixiixixixi... “
“HAAHHH!!!” Daniel pun terkejut dan spontan langsung melompat kearah belakang meja yang ada dibelakangnya.
Dubrak!!
Daniel jatuh menabrak kursi-kursi kayu.
“Aaduuuuuuuuhhh...!!!” keluh Daniel sambil memegangi pinggang nya dengan posisi masih bersujud di samping kaki-kaki meja.
Daniel melihat kearah motor yang diparkirkan nya tetap di depan pos ronda, terlihat seorang gadis tengah duduk di atas motornya.
Posisi gadis itu duduk membelakangi Daniel dan dengan jelas Daniel melihat sayap yang ada di punggung gadis itu mengepak-ngepak pelan yang menghasilkan angin semilir kemudian terdengar senandung lagu jawa yang membuat suasana semakin mencekam.
Daniel gemetaran napasnya naik turun, jantung nya berdetak tak karuan seperti habis lari maraton, dan keringat dingin bercucuran.
“Jangan lihat, jangan lihat, jangan lihat... “ lirih Daniel yang masih meringkuk di samping bawah meja yang tadi ia lompati.
Tapi nasib tak memihak padanya, gadis bersayap itu kini malah sedikit menolehkan kepalanya dan meringis memperlihatkan taring-taring tajamnya yang putih, sedangkan Daniel yang melihat taring-taring tajam dan panjang itu langsung pingsan tak sadarkan diri.
Senja menghampiri Marlin yang masih stay duduk manis di motor Daniel, “Sudah ayo pulang, dia sudah cukup ketakutan, ” kata Senja.
Segera ia meraba bahu Marlin untuk mencabut rambut yang ditanamkannya dibahu Marlin tadi tapi...
“Lho....????” Senja terkejut ekspresi nya pun berubah drastis.
“Kenapa??...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments