"Bak-buk-bak-buk... "
Suara samsak yang ditendang dan dipukul oleh Marlin memenuhi ruangan, ya... didalam ruangan berlatih itu tinggal ada dua orang yang sedang berlatih tarung untuk mengikuti kejuaraan yang di ada kan setiap tahun sekali di kampus.
Gadis pegulat itu masih mengerahkan tenaganya sementara hari mulai mendekati senja, lihat saja semburat oranye yang kian mempercantik langit di ufuk barat sana.
"Hosh-hosh-hosh... " napas tersengal-sengal terdengar dari gadis yang kini bercucuran keringat.
"Sudah Marlin! Cukup, sudah hampir senja ini, nanti mau sampai rumah jam berapa kamu?!" angkat suara Aji menghentikan gerakan Marlin, atlet kesayangannya itu tidak boleh kelelahan apa lagi cidera, tapi begitulah perangai nya Aji, ia terlampau dingin dalam mengutarakan kepeduliannya.
"Hah-hah-hah... entahlah, kurasa tehnik ku masih saja kurang kak," Marlin menjawab dengan napas yang terengah-engah.
"Sudah-sudah besok lagi saja, aku juga sebentar lagi akan ada acara di keluargaku, ayo kita pulang!" kata Aji yang mengajak Marlin untuk pulang, gadis itu hanya mengangguk mengiyakan ajakan seniornya.
Mereka pun berjalan bersama keluar dari kampus, karena rumah mereka tidak searah maka mereka berdua harus berpisah tepat di pertigaan depan kampus, rumah Aji kearah barat sedangkan rumah Marlin ke arah timur.
"Aku duluan ya Marlin? Hati-hati dijalan! Langsung pulang! Sudah mau gelap ini," kata Aji sambil menepuk-nepuk pelan kepala Marlin.
Posesif... begitulah Aji kepada atlet kesayangannya itu, walau begitu Marlin tak berani untuk mencetuskan kata itu keluar dari mulutnya, ia tau keposesifan Aji demi kebaikannya.
"Iya kak, daaahhh," melambaikan tangan nya, kemudian Marlin berjalan ke arah yang berlawanan dengan arah Aji. Marlin pulang berjalan kaki melewati hutan jati, setelah memasuki kawasan hutan jati langkah Marlin terhenti karena ia mendengar sesuatu seperti air terjun.
"Loh?? Kok kaya ada suara air terjun ya? Masa iya ditengah hutan ada air terjun? Ah sudahlah mungkin aku yang halu karena terlalu lelah," Marlin bermonolog dan hendak melanjutkan perjalanan nya untuk pulang,,
"Tapi kok aku penasaran ya," berhenti sejenak gadis cantik itu bergumam dalam hati, tanpa di paksa kaki-kaki Jenjang Marlin berjalan mendekati sumber suara, dan benar saja ada air terjun ditengah-tengah hutan jati itu.
"Loh beneran ada air terjun?? " ternganga seolah terpesona Marlin dengan keindahan alam semesta yang tersembunyi di balik lebatnya hutan jati.
"Tapiiiii.... seperti nya tadi tidak hujan, jadi benar-benar penasaran aku, coba lihat dulu deh, toh matahari masih ada sedikit sinar," setelah bertanya-tanya sendiri Marlin pun berjalan kearah air terjun.
"Waaaaw.... sungguh pemandangan yang indah, baru kali ini aku melihat air terjun ditengah-tengah hutan ini, padahal setiap hari aku melintasi jalanan hutan ini," sekali lagi Marlin berdecak kagum akan keindahan pemandangan didepan mata nya itu, tanpa aba-aba kaki Marlin berjalan ke arah air terjun saat kaki nya melewati dua pohon besar yang berjejer bak pintu masuk tiba-tiba angin berhembus
WUUUUSSSSSS!!
Marlin kaget dan langsung memejamkan mata nya rapat-rapat,, saat hendak membuka mata nya Marlin pun merasakan hawa dingin yang mulai menyelimuti tubuh nya, muncul sedikit rasa takut dalam benak nya karena ia teringat bahwa hari mulai gelap.
"Bodoh sekali aku, kenapa aku malah masuk hutan, padahal sudah jelas-jelas kak Aji menyuruhku untuk langsung pulang, agrrhhh.... bagaimana ini?? kalau mata ku terus saja terpejam, bagaimana aku bisa melihat jalan pulang?!? ah semoga tidak ada apa-apa saat aku membuka mata," batin Marlin yang kebingungan dengan keadaan nya saat ini, ia menyesal karena rasa penasaran nya telah membuatnya terjebak di situasi yang sedikit menakutkan baginya.
Perlahan Marlin memberanikan diri untuk membuka mata nya yg terpejam, saat membuka mata dia dikejutkan oleh makhluk bersosok hitam dan saat akan berteriak mulut nya dibungkam oleh sosok itu,,
"Ssssstttt jangan berisik!!!" suara serak khas suara laki-laki terdengar dari mulut makhluk bersosok hitam yang berada didepan Marlin, gadis itu hanya mengangguk perlahan tanda setuju untuk tidak berteriak, makhluk itu melepaskan Marlin, seketika Marlin terduduk lemas di depan makhluk itu, lututnya seakan tak bertenaga untuk berdiri akibat dari gemetar n ketakutan
"ka... ka... kau makhluk apa? kenapa tidak terlihat? kenapa hanya bayangan hitam yang terlihat?" Marlin memberanikan diri untuk bertanya walaupun tergagap-gagap, mendengar pertanyaan dari gadis mungil dihadapannya sosok hitam itu berjongkok didepan Marlin.
"Tidak kah kau pikir ini sudah hampir menjelang malam, nona??" kata nya dihadapan Marlin, gadis itu pun mendongakkan kepala dan melihat sekelilingnya, dan benar saja pepohonan disekitar nya hanya terlihat hitam-hitam bak bayangan, air terjun yang tadi ia kagumi hanya tinggal terdengar suara nya saja.
"Ah iya aku terlalu mengagumi air terjun di sana, maka nya aku sampai lupa waktu, maaf aku harus pulang" Marlin berkata sambil berdiri dan beranjak pergi dari tempat itu, tetapi sosok hitam itu dengan sigap menahan lengannya.
"Sudah memasuki kawasan ku, mau pergi begitu saja?" kata sosok hitam itu yang perlahan berjalan mendekati Marlin, "Apa yang kau lakukan disini nona?" tanya sosok hitam itu.
Bernada curiga, "Kau mencari sesuatu?" katanya tepat di samping telinga Marlin, bulu kuduk Marlin berdiri, nafas nya naik turun tidak beraturan karena sosok itu berdiri tepat dibelakang nya dan dagunya diletakkan di pundak Marlin.
"Heiii nona, kenapa kau terdiam, taukah kau bahwa aroma tubuh mu begitu menggoda, bagaimana jika bertemu makhluk yang nakal? Hem?? Sampai kapan kau akan tetap diam?" tanya sosok hitam itu lagi.
Degh-Degh...
Degh-Degh...
Debaran demi debaran dapat terdengar, andai saja ini debaran cinta pasti akan bahagia dibuatnya, tapi sungguh Marlin rasa ini debaran rasa takut, bahkan lutut nya terasa bergetar.
"Bahkan suara detak jantung mu sangat indah nona," sambung sosok hitam itu, tangan Marlin yg satu nya pun memegangi dada nya supaya detak jantung nya tidak terdengar oleh sosok hitam itu.
"Maaf, aku tidak bermaksud untuk mengganggu mu, aku tidak tau jika ini wilayah mu, ijin kan aku untuk pergi kumohon, aku harus pulang," jawab Marlin pelan tapi masih terdengar.
"Lalu apa yang membawa mu kemari?"
"a-a-a-akuuu" bingung gadis itu hendak menjawab apa, masa iya dia harus jawab karena dia penasaran, sangat tidak etis bukan?
"Benarkah kau sedang mencari sesuatu?" penuh nada curiga, sosok hitam itu melesat dan berpindah tempat tepat di depan Marlin, gadis itu terkejut bukan main, ingin rasanya melangkah mundur tetapi lagi-lagi dengan sigap sosok hitam itu menarik tubuh Marlin kedalam dekapannya, disitu Marlin merasakan ada sedikit aroma yg tidak asing, aura laki-laki yang tidak asing.
Otak genius gadis itu mulai memikirkan satu orang yang selalu berinteraksi dengan dirinya, tapi apakah mungkin?
Tapi...
Aroma ini?
Suara ini?
Bukankah hanya dia yang memiliki?
Tapi wujud ini?...
Pergolakan batin terjadi hingga ia melupakan rasa takut yang membuat lututnya lemas dan bergetar, tapi para reader jangan lupa untuk like dan komentar ya🥰
Jangan lupa berikan dukungannya 😘😘😘 terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments