TH-4

Sari berlari menyusul Marlin dan...

BRUK!!!

Tidak sengaja ia menabrak seorang gadis yang membawa tumpukan buku yang sangat banyak.

"Aduh!!!" teriak kedua gadis itu yang sama-sama tersungkur, kemudian Sari berdiri dan bergegas membantu mengumpulkan buku-buku yang berserakan.

"Maaf-Maaf aku tidak sengaja," kata Sari sambil memunguti buku-buku yang berserakan

"Tidak apa-apa kak, tadi aku juga kurang hati-hati" kata gadis itu, mereka pun mengumpulkan buku-buku itu bersama.

"Boleh aku bantu? ini buku nya banyak lho, pasti berat," Sari menawarkan diri untuk membantu.

"Oh.. boleh kak boleh, terimakasih ya kak sudah mau membantu," kata gadis itu dengan senyum cerianya.

"Tidak apa-apa kan tadi juga aku yang nabrak kamu,, oh iya kamu anak baru kah?" tanya sari pada gadis itu.

"Iya kak, aku baru semester pertama, kalau kakak?" jawab gadis itu kemudian balik bertanya kepada Sari.

"Owalah, pantesan aku belum pernah lihat wajah-wajah imut ini, hehehe... kalau aku sudah semester empat, nunggu dua semester lagi aku akan wisuda hehehe... oh iya kita ngobrol ngalor-ngidul dari tadi tapi belum kenalan ya, hehe... nama kamu siapa?" tanya Sari.

"Nama aku Manda kak, kakak nama nya siapa?" Manda pun balik bertanya pada Sari

"Nama aku Sari, eh ini mau dibawa kan buku nya?" tanya Sari

"iya kak nggak terasa sudah sampai ya kak," kata Manda, mereka pun masuk ke perpustakaan.

 

🍁🍁🍁🍁🍁

 

^^^Di tempat latihan (Gedung C lantai tiga kampus)^^^

"Bak-Buk-Bak-Buk.... " suara samsak yang dipukul dan ditendang oleh Marlin memenuhi ruangan berlatih.

"Ayo lah Marlin, kenapa kamu?" teriak Aji yang sedari tadi meperhatikan Marlin berlatih, ya...kalau pas latihan dimana ada Aji pasti ada Marlin, karena atlet yang bisa mengimbangi dan mengontrol Marlin cuma Aji, atlet cewek yang lain mah lewat...

"Hosh-hosh-hosh,, aku tidak apa-apa kak," jawab Marlin singkat kemudian dia lanjut memukul dan menendang samsak didepan nya.

Dengan dada yang naik turun mengambil napas, juga keringat yang membasahi leher jenjang nya juga lengkap dengan rambut yang di cempol keatas, satu kata yang ada di dalam otak Aji...

Seksi...

Menggeleng kepala senior tampan itu kala pikiran kotor mulai menggerayangi otaknya, memang pada dasarnya laki-laki lemah di mata.

Begitupun Aji, pemandangan di depannya ini begitu mempesona.

"Sudahlah kamu istirahat dulu, ini minum!" kata Aji sambil melempar botol berisikan air mineral kepada Marlin.

"Ok kak, terima kasih," jawab Marlin setelah menangkap botol air mineral dari Aji, kemudian meminum nya.

"Ini sudah hampir jam tiga lho, kok belum ada yang datang Kak? Pada kemana sih? " kembali meletakkan botol minumnya, Marlin berjalan mendekat kearah Aji.

"Mungkin masih ada jam kuliah," jawab Aji sambil memasang kan body protektor pada diri nya sendiri dan melemparkan satu lagi body protektor pada Marlin.

"Sini aku bantu pakai kan," Aji membantu Marlin memakai body protektor.

"Segini masih kurang kenceng?" tanyanya sambil menarik tali yang berada dipunggung Marlin.

"Tarik sedikit lagi kak" kata Marlin dan kemudian  Aji menarik sesuai intruksi dari Marlin. Setelah body protektor terpasang dengan benar...

"Sudah, ayo kita mulai," ajak Aji dan Marlin hanya menganggukkan kepalanya.

Mereka berdua pun berhadapan di atas matras.

"Siap Marlin!!! Pasang! " kata Aji yang memberi aba-aba juga menjadi lawan Marlin untuk latihan fighting.

"Ok! Siap! " jawab Marlin sambil pasang siap untuk menyerang dan siap menangkis maupun menangkap serangan dari Aji.

Selangkah demi selangkah dengan perlahan tapi pasti Marlin mulai maju mendekati Aji dan...

BUK!!!

Satu pukulan mengenai dada Aji.

"Yey satu!! " kata Marlin sambil melangkah mundur dengan sangat cepat, kemudian kembali ia bersiap.

"Apa itu?? Kenapa cuma satu? Ayo Marlin!" jawab Aji dengan senyum yang menantang.

"Permulaan kak, santai saja dulu," sahut Marlin sambil menaikkan satu alis nya dan bersiap untuk menyerang, tapi kali ini Aji tak mau kecolongan lagi dia menunggu Marlin untuk maju mendekat dengan diam berdiri tetapi tetap fokus.

BUGH!!

Kedua nya sama-sama menendang dan kembali mundur dengan cepat memberi jarak.

Mereka kembali bersiap untuk menyerang lagi, kali ini Marlin sedikit lebih brutal dia menyerang Aji dengan dua kali pukulan dan dua kali tendangan secara berturut - turut dan terus mendesak Aji.

Aji pun tidak ada kesempatan untuk menyerang hanya terdesak mundur dan sesekali menangkis. Serangan berturut - turut itu diakhiri Marlin dengan melompat kesamping Aji, berniat untuk menendang punggung nya tapi kaki Marlin tertangkap oleh Aji dan Aji hendak mengait kaki Marlin yang digunakan untuk tumpuan niatan ingin menjatuhkan Marlin tapi Marlin malah berhasil salto kebelakang dan mundur beberapa langkah memberi jarak.

"Hosh - hosh - hosh... " Marlin terengah-engah.

"Apa itu Marlin? Kamu sudah lelah?" tanya Aji sedikit mengejek Marlin untuk membakar emosi gadis itu, Marlin pun menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskan nya.

"HAH! Aku masih kuat Kak!" kata Marlin dengan posisi siap untuk menyerang.

"Shial, gara-gara mimpi dansa bersamanya tadi malam, aku jadi tidak fokus!" batin Marlin.

"Ok! Lanjut, keluarkan tehnik mu yang lain! Aku mau lihat," tantang Aji, Marlin pun merasa tertantang, gadis itu maju untuk menyerang saat Aji menurunkan pertahanan nya, Marlin menendang dan berhasil lagi ditangkap oleh Aji, gadis itu hilang keseimbangan, ia terjatuh kemudian langsung roll belakang dan lanjut berdiri lagi.

"Oh aku tertipu oleh pemilik bantingan handal, ok Kak! tidak akan lagi," lebih waspada Marlin, sedangkan Aji hanya tersenyum tipis, seolah ia menantikan kejutan yang akan atletnya berikan.

Aji memang tipikal fighter yang suka menunggu lawan nya untuk menyerang terlebih dahulu, karena dia lebih suka mencari nilai dengan cara menjatuhkan lawan nya.

Saking asik dan fokus nya mereka berdua saling serang menyerang ralat mungkin yang lebih banyak menyerang Marlin ya karena Aji hanya menangkis dan sesekali menyerang saat pertahanan Marlin menurun, dipinggir matras sudah banyak teman - teman atlet yang biasa ikut latihan bersama, mereka masuk dan sengaja berdiam untuk melihat Marlin Vs Aji yang sangat penuh dengan tehnik, mereka semua tidak hanya sekedar melihat tapi juga bisa mengambil tehnik dan mempelajari nya.

Marlin bersiap untuk menyerang dan...

Bugh!!!

Satu tendangan mengenai Aji, tapi lagi-lagi tertangkap juga oleh nya, tak mau membuang kesempatan, Aji menarik kaki jenjang yang tertangkap olehnya hingga tubuh mereka tidak ada jarak.

"Ok kamu kena lagi baby," bisik Aji tepat didekat telinga Marlin, terbelalak gadis itu.

"Suara ini?!" hilang konsentrasi, Marlin malah menatap wajah Aji yang kini sangat dekat dengannya dan keseimbangan Marlin pun hilang, tubuhnya oleng.

"Yes masuk perangkap," gumam Aji dalam hati, ternyata itu salah satu trik juga, sadar dirinya akan segera tumbang, kaki Marlin pun langsung memposisikan menggunting kaki Aji,  Aji yang tak menduga serangan balik itu terkejut dan...

Brugh!!!

Tubuh Aji yang tidak siap dengan serangan kejutan Marlin ambruk menimpa tubuh gadis cantik itu, refleks tangan Aji melindungi kepala Marlin bagian belakang.

Sama-sama terkejut, keduanya tak menyangka akan jatuh seperti ini, berkedip pelan kedua netra itu saling bertukar pandang.

"Kok jatuh nya kesini sih? Apa salah posisi kaki ku tadi?" gumam Marlin dalam hati.

"Aih senjata makan tuan," batin Aji yang masih menindih Marlin.

"Weeeeehhhhh!!!"

"Uhuuuuuu!!!"

"Cie-cieeeee!!!"

"Prok-prok-prok....!!!"

Suara sorak - sorak dan tepuk tangan tiba-tiba memenuhi ruangan berlatih itu, Marlin dan Aji segera tersadar dari lamunan masing-masing, terkejut akan posisi mereka berdua yang dilihat teman-teman atlet lainnya, keduanya langsung berdiri.

"Jam berapa ini?!? kalian niat latihan tidak?!? " kata Aji kepada atlet yang sedang asik melihat pertarungan nya bersama Marlin barusan.

"Niat kak!!! maaf baru selesai kelas," jawab beberapa atlet secara bersamaan, kemudian mereka yang beru datang langsung melakukan pemanasan.

Selesai pemanasan...

Sari mendekati Marlin yang sedang asik berlatih menggunakan samsak.

"Say!!!" panggil Sari

"Apa?" jawab Marlin singkat tanpa menoleh dan tetap fokus dengan samsak nya.

"Yang tadi pagi beneran?" sambung Sari dengan pertanyaan nya, Marlin tidak menjawab dan malah lebih fokus terhadap samsak nya "iiiiiiihhh... Say kok nggak jawab sih!!" Sari merengek seperti anak kecil, sedangkan Marlin hanya tersenyum sambil mengedipkan sebelah mata nya kemudian berjalan meninggalkan Sari.

"lho-lho-lho kok gue malah ditinggalin sih,, Marliiiiiiinnn!!!" saat Sari hendak mengejar Marlin dia dipanggil Tara, Tara ini juga salah satu atlet laki-laki.

"Woy Sari!!! sini!" teriak Tara sambil melambaikan tangan nya kepada Sari, Sari pun dengan wajah yang cemberut mendekati nya.

"Jangan tunjukin wajah lo yang kusut itu didepan gue!" kata Tara sambil mencolek pipi Sari, Sari pun membelalakan mata nya dan pipi nya bersemu merah.

"Hei kedip hey!" bisik Tara tepat didekat telinga Sari, seketika Sari pun langsung menutup telinga nya dan menoleh kearah suara Tara dan mata mereka pun bertatapan sangat dekat bahkan hidung mereka bertabrakan.

"Aaaaaaa..... Tara apaan sih!!" teriak Sari sambil menjauhi Tara sejauh tiga langkah, wajah mereka pun sama-sama memerah.

"Aduh kok gue jadi deg - deg an gini ya?" batin Tara.

"Apa an sih Tara, gak jelas banget, kan gue jadi deg-degan, aduh jantung tenang dong! Kan malu kalau sampai dia dengar," batin Sari,

"Ekhem... Sari?" Tara memberanikan diri untuk memecahkan keheningan walaupun masih sedikit merasa malu.

"I...iya? " jawab Sari masih dengan menundukan kepala nya karena malu.

"Ah itu, aku mau minta tolong sama kamu, adik ku baru bergabung disini jadi tolong kamu yang ajari dia ya!" Tara meminta tolong kepada Sari.

"Oh iya, mana orang nya?" kata Sari sambil celingukan mencari keberadaan adiknya Tara.

"Tadi dia masih pemanasan, ayo kita kesana saja!" ajak Tara.

Sari berjalan mengikuti Tara  yang mendekati seorang gadis yang tengah beristirahat setelah melakukan pemanasan.

"Dek! nanti latihan sama kakak ini ya?! " kata Tara kepada adik nya, saat gadis itu menoleh kearah Tara dan Sari...

"Lho?? kak Sari?"

"lho?? Manda? " teriak kedua gadis itu bersamaan karena merasa terkejut, ternyata adik Tara adalah Manda yang baru tadi pagi bertemu Sari.

"Lho?? kalian sudah saling kenal?" tanya Tara pada kedua gadis dihadapan nya itu.

"Iya kak, jadi tadi pagi itu kak Sari ini yang bantu in aku membawa buku ke perpustakaan, baru kenal sih kak tapi dia baik banget orang nya!" jawab Manda panjang kali lebar.

"Ah kamu terlalu berlebihan Manda,, nanti aku terbang lho karena terlalu banyak mendapatkan pujian" kata Sari sambil bercanda.

"Oh jadi ceritanya teman baru?" tanya Tara kepada dua gadis yang berada dihadapannya itu dan mereka hanya menjawab dengan senyuman dan anggukan kepala.

mohon dukungan nya🙏

like and fovorite 👍💕

Terimakasih 🥰🥰🥰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!