TH-5

Aji bermain dengan samsak nya, berusaha fokus dengan kegiatan lain, jujur saja ia normal sebagai laki-laki, apalagi baru saja ia melihat keindahan yang haqiqi dari seorang gadis yang lama ia kagumi.

"Fokus Aji! Fokus!" gumamnya dengan terus menyerang samsak yang tak berdosa, karena kejadian Aji yang terjatuh menindih Marlin barusan, membuat Aji merasakan perasaan aneh, bisa jadi jantung yang selama ini tak terasa berdetak menjadi terasa berdetak, dan semua berkat Marlin.

"Aaaargghhh... aku ini kenapa sih?!" batin nya berteriak-teriak sambil terus meluncurkan serangan demi serangan pada samsak didepan nya.

"Hey bro! Awutan sekali serangan lo? Itu samsak benda mati, nggak bakalan balas kok," kata Daniel sahabat Aji yang tiba-tiba muncul dibelakang Aji, tapi Aji tak menghiraukannya dia masih asik dengan samsaknya dan otak nya masih traveling bersama Marlin.

Dengan kejahilan nya Daniel pun menyerang Aji dari arah belakang dengan sigap Aji langsung menghindar dan reflek dia langsung saja membanting Daniel.

Brak!!!

Dan saat itu juga Marlin melintas di dekat mereka berdua.

"Loh?? kak Daniel nggak papa? " reflek Marlin yang sangat peduli sesama langsung menghampiri Daniel yang meringis kesakitan dan membantunya untuk duduk dan memberinya sebotol air minum yang kebetulan di bawa nya melewati kedua laki-laki itu.

"Ini minum dulu kak!" Daniel hanya tersenyum dan menerima sebotol air minum itu.

"Kak Aji nggak boleh gitu dong!!" kata Marlin sambil menatap Aji tapi masih duduk di samping Daniel.

"Apa?!" tanya Aji yang tidak percaya dengan apa yang dilihat dan didengarnya barusan, Marlin pun berdiri kemudian mendekati Aji yang mulai mengerutkan alisnya dan mengelus kedua alis Aji.

"Ini alis nya jangan dekat-dekat dong!" kata Marlin, Aji reflek langsung memegang tangan Marlin dan menatap dalam kedua bola mata cantik dengan bulu mata indah lentik dihadapannya itu, bagai terhipnotis Marlin pun balik menatapnya.

Entah rasa apa yang muncul didalam lubuk hatinya, mungkin bisa dikatakan suka, tapi suka ini apakah pantas jika berubah jadi cinta?

Lalu apakah lancang jika Marlin mempunyai rasa itu untuk Aji yang terlampau hebat dari dirinya?

"Ekhem,, uhuk-uhuk!" Daniel berdehem mencairkan suasana.

"Ehem, oh maaf kak!" Marlin menarik tangan nya yang sempat tertahan beberapa saat oleh Aji, dan karena malu Marlin langsung mendekati Daniel.

"Kak Daniel nggak papa? Hati-hati kak minum nya!" kata Marlin.

"Iya nggak papa kok hanya sedikit tersedak" jawab Daniel yang padahal tersedak nya buat-buat.

"Kak Aji nggak boleh sembarangan banting-banting orang dong!! Kan sebentar lagi pertandingan, kalau Kak Daniel cidera gimana coba?" Marlin menjelaskan panjang kali lebar.

"Heleh lemah!" sahut Aji sambil melirik Daniel sekilas lalu pergi.

"Lho??? Kak Aji mau kemana?" tanya Marlin dengan sedikit berteriak.

"Pulang! sudah sore, kamu juga pulang! Apa mau berdua an terus sama Daniel?!" kata Aji dengan nada dingin kemudian dia pergi meninggalkan gedung latihan.

"Enggak kok kak! Aku nggak ada apa-apa sama kak Daniel! Aku masih serius berlatih!" teriak Marlin, Aji yang mendengar nya sedikit senyum tapi dia enggan untuk berbalik karena matahari mulai terbenam.

Di dalam gedung latihan semua atlet bersiap untuk pulang karena hari memang sudah sore, Marlin hendak berdiri mengambil barang-barang nya tapi tangannya langsung ditahan oleh Daniel.

"Marlin? Kamu bilang kita nggak ada apa-apa? Ada apa-apa juga nggak papa kok, asal sama kamu Marlin," kata Daniel sambil mengedipkan sebelah mata nya.

"Maaf kak Daniel, aku mau pulang sudah sore, tolong lepaskan tangan ku," kemudian Daniel melepaskan tangan Marlin.

Di lantai satu, Aji berjalan dengan kesal

"Duh kenapa aku jadi emosi sih? kenapa juga Marlin pakai segala perhatian sama Daniel, nggak enak banget dilihat!" ngedumel dalam hati sambil berjalan dan menendang kaleng bekas minuman.

Klontang!

Kaleng yang ditendang Aji melayang dan tanpa sengaja mengenai kepala seorang gadis.

"Aduh! kepala ku!" Aji yang mendengar seorang gadis teriak kesakitan langsung mendekatinya.

"Kamu tidak apa-apa? Aku minta maaf, sini aku obat in, kebetulan aku membawa kotak P3K," katanya sambil mengeluarkan kotak P3K dari dalam tasnya.

"Iya kak, cuma sedikit perih aja nggak papa kok," jawab gadis itu yang tak lain adalah Manda adik nya Tara.

"Maaf ya, tahan sebentar, ini akan sedikit sakit," Aji mulai mengoleskan obat merah pada luka  Manda dan wajah Aji yang sangat serius tapi penuh perhatian membuat Manda yang ditolongnya terpesona.

"Duuuuhhh... ganteng banget sih kakak ini, udah gitu baik lagi, jadi pengen deket terus deh" Manda bergumam dalam hati.

Setelah selesai menempelkan plester pada kening  Manda, Aji membereskan kotak P3K dan memasukan nya kedalam tas.

"Kak? Kalau  boleh tau nama kakak siapa?" tanya Manda tanpa rasa malu.

"Nama aku Aji," jawab Aji singkat masih dengan membereskan barang-barang nya.

"Waaahh kak Aji yang tadi berlatih sama atlet cewek dilantai tiga ya? Pantas aja aku kaya nggak asing," kata Manda mencari topik pembicaraan supaya bisa berlama-lama bersama Aji, tapi Aji hanya membalas nya dengan senyuman karena masih sedikit merasa jengkel jika teringat Marlin bersama Daniel tadi.

"Nama aku Manda kak, aku baru bergabung di seni tarung, aku... " kata Manda yang belum selesai dipotong oleh Aji.

"Oh iya Manda, selamat bergabung dan salam kenal, maaf aku harus pulang karena hari sudah sore," kata Aji yang kemudian berjalan meninggalkan Manda.

"Hati-hati kakak tampan!" teriak Manda sambil melambaikan tangan nya kepada Aji.

"Siapa kakak tampan?" tanya Tara yang tiba-tiba muncul dibelakang Manda.

"ASTAGA!!! kak Tara! kaget aku" Manda terkejut karena kakak nya yang tiba-tiba muncul dan berkata tepat didekat telinga nya.

"Siapa kakak tampan?" Tara mengulangi lagi pertanyaan nya yang belum terjawab oleh Manda.

"Ituuuu yang barusan keluar dari gerbang kampus," jawab Manda sambil menunjuk kearah Aji yang kian menjauh bahkan punggungnya sudah hilang ditelan gerbang kampus.

"Aji maksud kamu?" tanya Tara kepada Adik nya.

"Iya kak, pinter kan aku? Dia itu udah ganteng, baik, tidak sombong, suka menolong pula, ini bukti nya," Manda tak henti-henti nya memuji Aji dihadapan kakak kesayangan nya.

"Iya sih, tapi yang aku dengar dia itu dekat sama Marlin lho," kata Tara memberi tahu.

"Iiiiiiihhh... Kakak! Jangan mematahkan semangat aku dong!" Manda cemberut sambil memukuli dada bidang Tara dan Tara balas memeluknya.

"Kak? " masih didalam dekapan kakaknya.

"Hem?" sahut Tara dengan masih memeluk adik kesayangan nya.

"Marlin cantik ya? yang mana sih orang nya? " mendongak kan kepala nya melihat wajah kakak nya,

"Cantik? lumayan sih tapi dia nggak peka, dibilang polos iya tapi dia hebat dalam pertandingan, dia pegulat andalan kempus kita bahkan nggak ada atlet cewek yang bisa menandingi nya, hanya Aji yang bisa melatih dan mengontrol nya," jelas Tara.

"Oooohhh... jadi yang tadi sama kak Aji ya?" tanya Manda dengan sedikit cemberut mengingat pertarungan Aji dengan Marlin entah kenapa hati nya berdenyut sakit, mungkinkah Aji sudah menempati relung hati Manda?

"Iya, dia benar-benar hebat, bahkan Aji yang kemampuan nya di atas kita para atlet cowok, tadi bisa dijatuhkan nya," berkata sambil melepaskan pelukan nya pada sang adik.

"Tapi masalah hati dia nggak peka kan kak?  Berati dia sama kak Aji nggak ada hubungan dong? Aku masih ada kesempatan dong?" wajah Manda kembali sumringah karena teringat kata-kata Tara yang mengatakan bahwa Marlin tidak peka.

"Iya, bersaing lah secara sehat," kata tara kemudian mengecup kepala adik nya dan dibalas dengan pelukan oleh Manda.

"Uuuuhh sayang kakak deh,"

"Kalian??" Sari yang tiba-tiba muncul tidak mengejutkan kedua kakak beradik tersebut tapi malah Sari yang terkejut.

"Eh Sari sudah datang, yuk kita pulang?" ajak Tara.

"Waaahhh kakak modus ya sama kak Sari?? cie cieee..." Manda menggoda kakak nya.

"Modus? Apa an sih? Gak jelas," kata Sari dengan raut wajah yang tidak enak dipandang.

"Ups! Aku lupa," kata manda sambil melepaskan pelukan nya.

"Kak Sari tenang aja aku sama kak Tara emang deket, tapi kita beneran kakak adik kok, kalau nggak percaya besok aku bawa in KK(Kartu Keluarga) deh, di sana ada nama orang tua kita sama," sambung Manda yang menjelaskan panjang kali lebar.

"Ya udah yuk kita pulang tapi mampir makan dulu ya aku lapar," kata Tara yang kemudian berjalan diikuti kedua gadis dibelakang nya.

^^^Di rumah Marlin...^^^

Marlin yang tadi pulang dengan pikiran yang penuh tehnik tarung dan sikap Aji yang membingungkan bagi nya pun lupa kalau dia ada janji untuk mampir ke air terjun tengah hutan.

Jam menunjukan pukul 17.10 WIB Marlin sedang membereskan tempat makan nya karena setelah pulang dari sekolah ia langsung mandi dan makan, saat mencuci piring dia teringat akan sesuatu.

"ASTAGA!!! bisa mati aku!" menyelesaikan pekerjaan nya dengan cepat dan berlari keluar rumah...

 

mohon dukungan nya🙏

Terimakasih 🥰

jangan lupa like and fovorite👍💕

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!