Dikampus...
Marlin di kampus tepat nya di kantin dia duduk sendirian, “Seminggu lagi aku menikah, dah lah pasrah nggak bisa berbuat apa-apa, masalahnya berurusan sama nyawa sih, coba aja nggak gitu, haaaaaahhh... pupus deh cinta gue yang belum mulai bersemi, padahal tadinya gue yang khawatir kalo kak Aji keduluan ditembak cewek lain, eh ini malah gue yang keburu nikah duluan," gumamnya dengan mengaduk-aduk jus Alpukat yang ada dihadapannya.
"Eh tapi... tadi pagi kok gue ngerasa yang ada didapan gu5 itu kak Aji ya? Padahal jelas-jelas yang ada di depan gue itu Senja yang sedang kesakitan," sambungnya yang masih asik bermonolog.
"Apa gue mulai halu karena kurang tidur?" cetus Marlin kemudian ia kembali teringat kejadian diwaktu subuh tadi...
🍁🍁🍁🍁🍁
Flash back....
"AAAAAAAAAAAARRRRRGGGGHHHH!!!" Senja mengerang kesakitan.
Marlin yang tadinya tertidur lelap karena lelah berlatih untuk menyimpan sayapnya, terkejut mendengar teriakan Senja yang tertidur di sofa , kemudian gadis itu terbangun dari tidurnya.
Sesaat Marlin bingung ketika melihat sekeliling kamar yang ia tempati, kemudian pandangannya berhenti ketika ia mendapati Senja yang meringkuk kesakitan di atas sofa.
"Oh iya semalam kan gue nginp disini, haaaaaahhh..." Marlin menghela napasnya karena dia mengingat seminggu lagi dia akan menikah.
"AAAAARRRRRGGGHHHH!" Ditengah-tengah lamunan Marlin, tiba - tiba Senja berteriak lagi dan membuyarkan lamunan gadis itu.
"Ya ampun Senja!" segera Marlin turun dari ranjangnya dan langsung menghampiri Senja,
Marlin mengusap wajah Senja yang bercucuran keringat dingin, dan dia ingat dengan jelas cara menyembuhkan laki-laki dihadapan nya ini.
"Huuuffttt... haaaaahhh!!!" Marlin menarik napas nya dalam-dalam kemudian ia hembuskan, dia melakukannya agar tidak grogi.
Setelah tenang Marlin menangkup wajah Senja dengan kedua tangannya, perlahan ia mendaratkan ciuman yang sangat lembut di bibir Senja.
Tak butuh waktu lama, dalam hitungan detik saja Senja sudah mulai tenang, setelah mengetahui bahwa Senja sudah mulai membaik Marlin perlahan melepaskan bibir nya dari bibir Senja.
Gadis itu perlahan membuka matanya, ia mendapati Senja yang menundukkan kepala, calon suaminya itu sudah berubah dengan rambut hitam legamnya.
Marlin terkejut dengan apa yang dilihatnya kemudian ia tersadar.
"Loh kak..." belum selesai kata-kata Marlin tiba-tiba saja lampu dikamar itu padam dan ruangan itu menjadi gelap.
"Diam lah dulu disini!! aku akan mencoba keluar dan menyalakan lampunya," kata Senja.
"Tunggu!" Marlin ingin menahan Senja tetapi...
Wuuussss!!!
Laki - laki itu sudah melesat pergi dengan kecepatan bagai angin yang lewat.
"Lah... terlambat lagi,, kok bisa berubah hitam gitu ya rambut nya?" Marlin bertanya-tanya dengan diri nya sendiri.
Tak sampai lima menit lampu pun sudah menyala.
"Mandilah dulu!! aku akan kebawah!" terdengar suara Senja yang berada dibalik pintu kamar itu.
Masih dilingkupi rasa penasaran, Marlin segera berlari mendekati sumber suara yang terdengar ada dibalik pintu.
Ceklek!!
Pintu terbuka Marlin melihat keluar dan tidak ada siapa - siapa, kemudian dia berjalan mendekati tangga, dari sana ia melihat Senja duduk di kursi dengan posisi membelakangi dirinya.
"Cepatlah mandi jangan kau melihat ku seperti itu, tunggulah seminggu lagi kita akan sah menjadi suami istri, dan saat itu kau bisa dengan puas melihat ku!" kata Senja yang sengaja menggoda Marlin tanpa menengok ke belakang.
Menyadari dirinya telah kepergok, Marlin segera kembali kedalam kamar calon suaminya sambil ngomel - ngomel.
"Huh dasar! dia pikir aku mau menikah dengan nya, dia pikir aku sangat menunggu momen itu,, huh menyebalkan!" ucap gadis itu sambil terus melangkah ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi Marlin membuka pintu kamar mandi dan dia menongolkan kepalanya keluar untuk memeriksa ada orang atau tidak didalam kamar itu, setelah dipastikannya tidak ada orang Marlin segera keluar dari kamar Mandi hanya menggunakan handuk saja.
Saat berjalan melewati ranjang gadis itu mendapati sepasang baju dan celana jeans lengkap beserta dalaman wanita, serta secarik kertas di atas nya
"Dipakai ya!" begitulah isi kertas itu, singkat dan tidak romantis.
"Huh dasar!" ucap Marlin setelah membacanya.
"Tapi, ngomong-ngomong dia perhatian juga," ucap Marlin sambil memegangi pakaian yang disediakan oleh calon suami nya itu.
Setelah selesai bersiap - siap Marlin pun turun keruang makan niat hati untuk mencari Senja.
"Pagi om? Pagi tante?" sapa Marlin pada kedua orang tua Senja yang duduk diruang makan.
"Pagi Marlin?" sahut keduanya bersamaan.
"Sini sayang kita sarapan bareng!" ajak Aurora, memang ibunda dari Raden Aji Senja itu ramah perangainya.
"Em... terima kasih tante, em... itu Senja nya kok nggak kelihatan ya?" tanya Marlin malu-malu, gimana nggak malu semalam satu ruangan pagi-pagi buta sudah langsung menanyakan keberadaannya, siapa yang tidak berpikir kalau dia Marlin tengah dilanda virus bucin?
"Loh? Senja barusan keluar,, em... anak ini!! Lupa apa dia kalau punya calon istri yang ditinggalkannya disini?!" kata Aurora dengan nada jengkel kepada putra semata wayangnya.
"Sudahlah sayang, mungkin Aj.. ehemmm Senja sedang ada urusan, jadi Marlin nya ketinggalan," ucap Wijaya yang menenangkan istri tercintanya
"Ya udah sini sarapan aja dulu!" ajak Wijaya.
"Terima kasih om, tapi Marlin harus pulang dulu, mau ambil buku, baru berangkat ke kampus, jadi kalau sarapan takut nanti terlambat," kata Marlin dengan penuh sopan santun.
"Oh begitu, baiklah biar nanti diantar pak sopir, biar kamu tidak terlambat," kata Wijaya
"Pak Seto!" Aurora berteriak memanggil sopirnya.
"Iya nyonya?" jawab seorang laki-laki paruh baya sambil berlari mendekat ke ruang makan.
"Ini calon mantu saya mau pulang dan setelah itu mau langsung berangkat ke kampus, tolong diantar ya pak!" Aurora meminta sopirnya untuk mengantar Marlin.
"Iya Nyonya siap, kampusnya sama..." "Ekhem... iya sama!" sela Wijaya sambil mengedipkan matanya memberikan isyarat kepada Seto, Seto paham akan isyarat yang diberikan oleh majikannya itu.
Kemudian Marlin pun diantar oleh Seto sopir dari keluarganya Senja, mulai dari rumahnya dia mengambil buku yang akan dia bawa ke kampus dan sampai kampus dengan selamat.
"Makasih ya pak," kata Marlin saat akan turun dari mobil, "Iya nona sama-sama," jawab Seto.
Setelah turun dari mobil, Marlin melihat Aji tengah berjalan memasuki gerbang kampus, gadis itu berniat untuk memanggilnya akan tetapi ia urung, karena tiba-tiba Manda muncul di samping Aji dan memeluk lengan kekar Aji.
"Huh dasar!" mendengus kesal Marlin dibuatnya, segera ia berjalan melewati Aji dan Manda.
Flash back off....
🍁🍁🍁🍁🍁
"Hayoooo pagi - pagi udah ngelamun aja," Daniel datang dan membuyarkan lamunan Marlin.
"ASTAGA!!!" Marlin terkejut kemudian ia menolehkan kepalanya.
"Eh kak Daniel, ada apa kak?" tanya nyabasa-basi.
"Ada cinta," ucap Daniel berniat menggombali Marlin.
"Hah? cinta?" tanya Marlin yang nggak ngeh dengan kode yang di sampaikan Daniel "Iiiiihhhh kamu tuh gemesin banget sih, imut deh kalau lagi mikir gitu," goda Daniel sambil mencubit pipi Marlin kanan kiri.
Tanpa mereka sadari dari kejauhan Aji melihat adegan mereka berdua....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments