Gadis itu bernama Lexa, gadis penyihir yang sakit hati karena Aji menolak pernyataan cinta nya dan memberikan kutukan kepada Aji, Lexa yang memeluk Aji dari belakang pun tak bisa diam tangan nya terus saja mengabsen seluruh otot – otot kekar milik Aji.
“Hentikan Lexa!” cegah Aji dengan menyingkirkan tangan gadis itu
“Kenapa sayang? Aku tau kau belum terlepas dari ku, karena aku masih bisa mencium aroma ku disini,” kata Lexa sembari menunjuk bibir Aji.
Lexa perlahan terbang mensejajarkan tinggi tubuh nya dengan tubuh Aji sambil membacakan mantra sihirnya, buat apa lagi kalau bukan untuk membuat Aji menurut, dan benar saja Aji pun tak ada daya untuk melawan balik gadis licik yang ada dihadapan nya ini.
Perlahan Lexa mendekatkan bibirnya ke bibir Aji guna mentransfer mutiara perak yang memperkuat kutukan nya.
“Buka mulut mu sayang!” perintah Lexa dengan sangat lembut.
Tidak sedikitpun Aji bergeming ia hanya mampu menuruti nya. Bibir mereka pun semakin dekat, kemudian keluar cahaya berwarna putih keperak–perakan dari dalam mulut Lexa.
Ya, itulah mutiara perak yang akan dimasukan langsung dari mulut Lexa ke mulut Aji.
“Phsssssttt...” suara cahaya mutiara perak saat keluar dari mulut Lexa dan hendak masuk kedalam mulut Aji.
“KRAK... KRAK... CRAK... CRESSSS...” tiba–tiba saja mutiara itu hancur saat baru saja menempel dibibir Aji.
Hancur berkeping–keping dan lenyap bersama asap putih yang keluar dari dalam mutiara itu, Lexa yang mengetahui hal itu didepan mata, langsung perlahan mendarat.
“Kau sudah menemukan obat penawar mu sayang ku?“ gadis itu berkata sambil mengendus dan mengecek tubuh Aji bagai anjing pelacak.
“Hentikan Lexa!” kata Aji sambil mendorong tubuh Lexa agar menjauh dari nya, dan karena sentuhan Aji yang sedikit emosi ini memperdengarkan detakkan jantung yang tak biasa.
“Wah... rupanya sayang ku ini sudah mengembalikan detak jantungnya ya?” kata Lexa dengan senyum licik nya ketika mendengar degup jantung Aji yang normal bagai manusia yang mempunyai rasa.
“Tapi ingat lah sayang, hanya dengan dia si obat penawar mu itu menyentuh bibir mu, belum bisa menghilangkan kutukan dari ku,” kata Lexa sambil mengelus wajah Aji dengan tangan nya.
“Dia dapat mengurangi rasa sakit saat kau akan berubah, dengan menciumnya saat itu juga, tapiiiii.... gadis mana yang mempunyai keberanian? Ahahhahhahaa...“ sambung Lexa dengan gelak tawanya, dia pun menghilang dengan menyalanya lampu diruang ganti tersebut.
“Apa maksud dari perkataan Lexa barusan? Apakah efek dari ciuman ku bersama Marlin tadi sungguh sangat besar sampai–sampai mutiara itu hancur? Apa itu artinya Marlin dapat membantuku untuk benar–benar terlepas dari kutukan Lexa?” gumam Aji dalam hati.
"Memang awalnya aku hanya membaca buku tua yang ada di dalam ruang baca Mansion," gumamnya.
Latihan...
Semua atlet berlatih dengan samsak masing–masing, ada sebagian juga yang berkelompok, Marlin terlihat sangat serius dengan samsak yang ada dihadapannya.
Sari bersama Manda berjalan hendak mendekati Marlin.
“Ayo kita gabung dengan nya , siapa tau nanti kita bisa mendapat tehnik–tehnik baru dari nya, Secara dia kan atlet andalan kampus kita” kata Sari berjalan sambil menggandeng tangan Manda.
“Bukan nya dia, dia yang bersama kak Aji tadi ya?“ tanya Manda sambil melihat Marlin dari kejauhan.
“Kamu pasti mikir itu cewek yang marah–marah tadi kan? Jangan takut, dia aslinya nggak galak kok, cuma tadi aku sedikit menggoda masalah hati nya aja hehehehe...“ kata Sari diikuti gelak tawanya
“Masalah hati kak?“ tanya Manda penasaran “Emang sampai se sensitif itu ya dia kalau masalah hati? “ sambung Manda yang sangat penasaran.
“ho’oh... jangan bilang siapa – siapa ya!!! Dia itu pandai berkelahi tapi masalah hati minus sekali hehehhehe...“ Sari kembali bergosip dan tertawa lagi.
“Ooo bisa begitu juga ya kak?“ tanya Manda yang masuk dalam mode serius mendengarkan gibah.
“Nggak juga sih, dia itu masih menyimpan perasaan nya sampai pertandingan usai, sebenar nya kita para atlet itu ada peraturan tidak boleh pacaran, dan dia mematuhi aturan itu, padahal atlet yang lain juga ada yang diam–diam pacaran sih,” jelas Sari panjang lebar.
“Ooo makanya kakak sama kak Tara belum jadian sampai sekarang?“ tanya Manda dengan sedikit menggoda Sari.
“Hey... jangan bawa–bawa nama kakak mu itu ya!“ kata Sari dengan pipi yang memerah,
Manda pun tersenyum dengan senyuman yang sulit diarti kan, dia tersenyum melihat Sari yang malu–malu kucing atau dia senyum karena mengetahui prinsip Marlin.
Setelah mereka berada didekat Marlin
“Say kita gabung ya? “ kata Sari meminta di samping Marlin.
“Oh iya silahakan gabung aja, ” jawab Marlin sambil memegangi samsak nya yang bergoyang–goyang akibat dari tendangan nya.
“Loh ini siapa?“ tanya Marlin ketika melihat Manda.
"Bukannya gadis ini yang tadi menggoda kak Aji dengan minuman dingin yang dia berikan?" batinnya dengan menatap Manda dari ujung kaki sampai ujung kepala.
“Kenalin ini Manda adiknya Tara, dia bergabung sama kita belum lama ini, dan Manda, ini Marlin atlet cewek andalan kampus kita,” jelas Sari memperkenalkan kedua nya.
“Apa an sih lo?!“ celetuk Marlin sambil memukul lengan Sari, “ADUOH!!! Sakit tau!” Sari meringis kesakitan.
“Hilih lebay, orang Cuma gini doang sakit” kembali lagi Marlin memukul lengan Sari.
“Oh iya sampai lupa, aku Marlin,” kata Marlin sambil mengulurkan tangan nya.
“Aku Manda kak, mohon bantuan nya ya kak?!?“ sahut Manda dengan menjabat tangan Marlin.
Mereka bertiga pun berlatih bersama, dengan samsak yang tadinya digunakan oleh Marlin seorang diri
Selesai jam latihan...
Semua atlet kini sedang beristirahat ada juga sebagian yang sudah pulang ada yang masih bergibah ria didalam ruangan itu.
“Manda kamu beneran adiknya Tara?” tanya Marlin setelah mereka keluar dari kamar ganti.
“Iya kak,” jawab Manda dengan senyum ramah nya.
“Ya ampun pantesan aja cantik, orang kakak nya aja ganteng,” goda Marlin.
Di saat yang bersamaan Marlin sedang menggoda Manda, Aji melintas didepan mereka bertiga.
“Loh kak Aji mau langsung pulang?“ tanya Marlin.
“Iya pulang! Nggak ada waktu bergosip aku!“ jawab Aji ketus tanpa menoleh atau pun berhenti, Marlin melihat Aji dengan tatapan heran.
"Kenapa coba, tempramen nya buruk sekali, tadi aja main asal cium, sekarang jadi cuek gitu!" gumam Marlin dalam hatinya.
Aji keluar dari gedung latihan dengan kesal “Apa–apa an gadis itu!! Berani sekali dia memuji laki–laki lain, dibilangnya ganteng lagi, udah gitu menyapa ku dengan expresi yang biasa saja tanpa rasa bersalah, padahal tadi pas pemanasan dia bilang seperti itu, HUH... dasar gadis tidak berpendirian!“ gumam Aji sambil mencuci tanan nya di wash tafel yang terletak dilantai satu disebelah tangga.
Manda yang melihat Aji sudah menghilang dibalik pintu pun bergegas menyusul nya.
“Kak aku pulang duluan ya sudah sore,” pamit Manda kepada kedua senior nya itu.
“Oh ok hati–hati ya!” jawab Marlin dan Sari bersamaan
“Okey kita lihat saja kak Marlin, cinta mu yang kau tutupi itu akan bertepuk sebelah tangan atau malah akan langsung menyayat hati mu, hah dasar bodoh!! Mau saja menaati peraturan macam ini,” gumam Manda dalam hatinya sambil berjalan menyusul Aji.
“Kok cepat banget sih ngilang nya!! Padahal dia kan baru saja keluar,” gumam Manda sambil celingukan di lantai satu
“Ehem-ehem!! Kau mencari seseorang? “ tanya Aji yang berdiri didekat tangga,
Manda pun menoleh dan tersenyum karena mendapati sang pujaan hatinya ada di sana “Ah itu kak emmm... aku ada mau ngomong sama kakak,” kata Manda terbata – bata.
“Iya mau ngomong apa?“ tanya Aji dengan sedikit menarik ujung bibirnya.
“Ya ampuuuuunnn!!! Apa ini?? Senyum nya manis bangeeeeeeetttt!” batin Manda yang terus saja memandangi wajah Aji.
“Hey!“ panggil Aji sambil melambai–lambaikan tengannya didepan wajah Manda.
“Kak selama ini aku selalu mengagumimu, kaulah pangeran berkuda yang telah hadir dalam hidup ku,” kata Manda sambil berjalan mendekat kearah Aji.
“Kak Aji aku suka sama kak Aji," imbuhnya, dan kemudian...
Brugh...
Karena tersandung Manda pun terjatuh kedalam pelukan Aji, Marlin yang hendak menuruni tangga pun menyaksikan kejadian tersebut tapi dia tak tau kalau Manda tersandung, Marlin pun lanjut berjalan, tanpa menoleh dia berhenti didekat Aji dan membisikan kata...
“Dasar cowok mesum!” bisik nya tepat didekat Aji dengan nada yang penuh akan emosi yang membara karena dia teringat Aji yang tadi menciumnya dengan penuh gairah dan sekarang dia melihat Aji yang sedang memeluk gadis lain dihadapannya. Marlin pun terus berlalu melewati Aji begitu saja....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments