TH-18

"Iiiiihhhh kamu tuh gemesin banget sih, imut deh kalau lagi mikir gitu," goda Daniel sambil mencubit pipi Marlin kanan kiri.

Tanpa mereka sadari dari kejauhan Aji melihat adegan mereka berdua.

Aji pun tak mau buang-buang waktu karena melihat salah satu atletnya terlihat sedang mojok berdua, segera ia menghampiri mereka.

“Oh bagus ya! Ternyata kalian disini? Disaat atlet-atlet yang lain sedang berlatih kalian malah enak-enakan mojok disini! Latihan sekarang!!” perintah Aji kepada Marlin dan Daniel.

“Ok bro, santai aja kali, kamu kalau kaku-kaku kaya gitu terus mana ada cewek yang mau deketin kamu?” ucap Daniel dengan candaan nya.

Aji menatap Marlin yang ada di samping Daniel tapi gadis itu sengaja mengalihkan pandangannya kemudian pergi melewati Aji begitu saja, tanpa menyapa atau pun basa basi dengannya.

“Kak Daniel aku duluan ya?” pamit Marlin sengaja mengeraskan suaranya.

“Iya babe hati-hati, nanti aku nyusul!” balas Daniel yang membuat Aji segera pergi dari tempat itu.

“Woy ji! Mau kemana woy??” teriak Daniel tapi Aji terus saja melangkahkan kaki menjauhi temannya itu.

“Berani sekali dia mendekati calon istri ku, huh dasar buaya!! Awas saja nanti!” Aji ngedumel disetiap jalannya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Di gedung latihan...

Ditengah-tengah latihan Sari menghampiri Marlin, “Say-say ada berita baru loh,” katanya dengan penuh antusias.

“Iya? Berita apa??” tanya Marlin tanpa mengalihkan pandangan dari samsak yang ada di hadapannya.

“Padi pagi! Pagiiiii banget, gue tuh nemuin kak Daniel lagi tiduran di pos ronda deket rumah gue,” jelas Sari, Marlin reflek melihat Daniel yang kebetulan saat itu ia berdiri tak jauh darinya.

Seketika ia teringat kejahilannya bersama Senja dan dia jadi senyum-senyum sendiri sambil terus menatap Daniel.

Daniel yang merasa bahwa dirinya diperhatikan pun balas melambaikan tangannya pada Marlin dan Marlin yang menyadari hal itu pun berusaha untuk menahan tawanya,

“Hempppppfftttt... ppfftt... BUUUAAHHAHHAHAHAHHAHAHA...!!!” tawa yang tadi nya dia tahan dengan menutup mulut menggunakan tangan akhirnya lepas dan gadis itu pun langsung berlari keruang ganti meninggalkan Sari yang bingung dengan kelakuan sahabatnya itu.

“Tu anak kenapa sih?” ucap Sari dengan kepala yang celingukan mencari apa yang membuat sahabatnya itu sampai menahan tawa dan pergi berlari meninggalkan dirinya sendiri.

Sari mendapati Daniel yang juga melihat kearah Marlin berlari, “loh...?? Marlin senyum-senyum sama kak Daniel?? Dan kak Daniel melihat kearah Marlin?” ucap gadis itu sambil menatap Marlin yang sudah hilang dibalik pintu ruang ganti dan Daniel yang masih stay ditempatnya secara bergantian.

“Waaaaahhh bahaya nih," gumam Sari.

"Hah! Apa jangan-jangan besty ku sudah putus asa sama kak Aji dan pindah haluan ke kak Daniel? ” Sari pun menerka-nerka.

“ADUH!!!” teriak Sari karena Marlin yang baru datang tiba-tiba menjitak kepala Sari dan Sari mengaduh kesakitan sambil mengelus kepala nya.

“Otak nya perlu di cuci besty? Atau ntar kalau sparing lo lawan gue aaj!” cetus Marlin dengan senyum semiriknya yang mengerikan bagi Sari.

“OOHHH NOOOO! Big no!” Jawab Sari sambil menyilang kan kedua tangannya membentuk huruf X di depan wajah Marlin.

“Gue nggak mau tau, pokok nya nanti partai pertama gue lawan lo!!” keputusan Marlin yang tadinya hanya untuk bercanda tapi lagi-lagi ia melihat Manda yang mendekati Aji berhasil membakar api yang bergejolak didalam hati, Marlin segera berjalan menuju ruang pendaftaran sparing laga.

“Tapi lo kan udah ada lawan special dan itu nggak bakal diganti,” Ucap Sari yang masih terus saja mengekor dibelakang Marlin.

“STOP miskah!!! Bisa nggak lo lihat itu? Itu sudah cukup memberikan api yang sangat membara disini!” kata Marlin yang menunjuk Aji dan Manda kemudian tangannya balik menunjuk dadanya.

“Kau cemburu say?” selidik Sari yang kemudian ia mendapatkan jitakan kedua di kepalanya.

“ADUH!!” teriak Sari sedikit kencang sampai orang-orang di sekitar mereka melihat ke arah mereka berdiri.

Aji juga melihat ke arah mereka, kemudian berjalan mendekati Marlin dan Sari, “Sakiiiiittt...” keluh gadis itu sembari mengelus kepala nya.

“Makanya punya mulut jangan banyak cingcong!” kata Marlin ketus.

“Tapi kamu bilang api di hatimu membara kan? Berati kamupfsdj#$@&$$$@#&!!!!” mulut Sari tiba-tiba dibungkam oleh Marlin, karena saat ini...

“Kalian sedang apa??” tanya Aji yg sudah berada di belakang Sari, Sari paham mengapa sahabatnya itu memotong kalimat indah yang akan keluar dari bibir seksinya itu.

“Kakak tidak lihat kita sedang bergibah ria disini??” jawab Sari asal-asalan sedang Marlin malah acuh tak acuh dengan kedatangan Aji, gadis itu memilih untuk mengalihkan pandangannya kearah atlet-atlet yang sedang berlatih.

"Apa-apaan gadis ini? Bukankah dia yang ketahuan berduaan dengan laki-laki lain, lalu kenapa sekarang malah aku yang seolah bersalah?" batin Aji.

Aji pun menggeser posisi Sari dan mendekati Marlin.

“Ada apa? Kau terlihat berbeda Marlin,” tanya Aji.

“Tidak! Aku biasa aja!” jawab Marlin tanpa melihat sedikit pun kearah Aji.

“Hey,, aku serius, kamu kenapa??” tanya Aji dengan memegang dagu Marlin dan mengarahkan wajah gadis itu agar melihat ke arah Aji.

“Apaan sih kak?!” cetus Marlin sambil menepis tangan Aji.

Aji hanya bisa menghela napas dengan kelakuan Marlin yang beda dengan biasanya.

“Maaf kak aku ada urusan di sana,” kata Marlin segera ia menarik tangan Sari dan berjalan meninggalkan Aji.

“Say kamu beneran cemburu ya?” tanya Sari setelah berjalan lumayan jauh dari Aji

“Huz!!! Mana ada aku cemburu!!” cetus Marlin, kemudian ia berjalan menuju tempat pendaftaran.

🍁🍁🍁🍁🍁

Ditempat pendaftaran...

“Misi kak?” sapa Marlin kepada Cahya yang bertugas di tempat pendaftaran sparing laga

“Iya Marlin? Ada yang bisa Aya bantu?” tanya Cahya yang terdengar sangat akrab dengan Marlin, bagaimana tidak akrab? Marlin kan terkenal sebagai atlet yang mempunyai potensi dan sering memenangkan kejuaraan-kejuaraan pencak silat.

“Nanti ada jadwal sparing kan ya, yang laga??” tanya Marlin.

“Oh itu, coba kamu tanya sama bang Al deh!! Yang ngurusin jadwal sparing nya dia, tadi sih aku liat dia udah ngetik nama-nama gitu,” jelas Cahya.

“Oh ok kak, tapi bang Al nya dimana?” tanya Marlin sambil celingukan mencari keberadaan Altha atau yang biasa dipanggil bang Al.

“Sebentar aku telfon dulu deh, tadi dia bilang pergi sebentar gitu,” kata Cahya yang kemudian langsung menelfon Altha, “ok Kak,” jawab Marlin.

“Say kamu serius mau main di partai awal?? Nanti pasti ada lawan selanjutnya loh, kamu kan biasa nunggu di akhir, itu pun langsung lawan kak Aji,” kata Sari yang berusaha membatalkan pertandingannya dengan Marlin nanti di partai pertama, berhubung Marlin ini gadis yang keras kepala jadi nya Sari hanya mendapat jawab an yang tidak sesuai dengan keinginannya...

“Nggak!! Keputusan gue udah bulat, pokoknya gue mau main dari awal sampai final!” tegas Marlin yang semakin yakin dengan keputusannya.

“Oy Marlin!!!” Marlin dan Sari segera menengok bersamaan kesumber suara yang memanggil nama Marlin...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!