TH-6

Mengingat janji yang belum ia tepati, Marlin yang hanya berbekal ponsel yang sudah stay di kantong celana trainingnya segera berlari menuju hutan jati setelah kakinya menyambar sandal kesayangannya.

^^^Sampai di tempat janjian...^^^

Marlin tak melihat keberadaan sosok hitam yang kemarin petang ia temui, gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekitar tempat ia berdiri, dia mendapati siluet berpostur tubuh laki–laki dengan rambut panjang nya sedang duduk bersandar dibawah rindangny pohon besar.

Marlin berjalan perlahan mendekati nya, muncul sifat  jahilnya saat sudah tepat dibelakang sosok laki-laki itu, Marlin berniat mengagetkan nya tapi...

“Baru sampai?“ suara yang tak asing itu bertanya seolah sudah mengetahui keberadaan Marlin tanpa menengok ke arah belakang.

Brugh!!

Terkejut Marlin, tak sengaja ia terpeleset dan jatuh di samping sosok hitam yang kemarin ia temui.

"Aduuuuh,” Marlin mengaduh sambil memegangi bokongnya yang terasa sedikit berdenyut.

“Jam berapa ini? “ tanya sosok misterius itu, “Maaf, aku pulang dari kampus terlalu sore dan aku pulang ke rumah dulu, kau lihat aku sudah berganti pakaian,” dengan menunjukkan kaos oblong yang over size Marlin menjelaskan.

“Bukan sedang berduaan dengan laki-laki lain?” pertanyaan bernada dingin terlontar begitu licinnya dari sosok di samping Marlin.

“Hah?? Kok ta..." terhenti ucapan Marlin, ia mengingat betul, sifat tidak sukanya makhluk misterius ini hampir sama dengan seniornya.

"Aku mengetahui semua yang kau lakukan, bahkan aku dapat melihat warna dalaman mu!" cetusnya, walau terdengar konyol tapi nada yang digunakan begitu datar dan tanpa ekspresi.

"Hah?!" terbelalak Marlin, seketika ia menutupi dadanya dengan kedua lengan yang ia silangkan.

"Dasar kau..."

"Jujur saja, kau terlambat karena masih menemui pacarmu, kan?!" selanya dengan sedikit menoleh kearah Marlin.

"Apaan sih? Aku tu udah janji sama senior aku, kalau aku itu nggak bakalan berhubungan, atau pun menjalin hubungan khusus dengan laki-laki, sebelum aku menjadi juara,” jelas Marlin dengan polos nya, tanpa dia sadari makhluk di sampingnya mengulas sedikit senyum.

"Udah mesum, sok tau lagi! Huft! Dan lebih anehnya lagi aku malah nurut buat nemuin kamu!" gerutu Marlin.

"Lebih anehnya lagi, dia posesif kayak kak Aji," batin Marlin dengan menatap wajah yang samar terlihat di kegelapan.

Makhluk bersosok hitam itu hanya menghela napas, mendengar ocehan Marlin.

"Oh iya, sebenarnya kamu ini makhluk apa?“ tanya nya tapi nihil tidak ada jawaban yang keluar.

“Ok kamu punya nama, kan? Nama kamu siapa?“ sambung Marlin.

"Entah kenapa aku merasa nyaman, saat didekat nya, rasa nya seperti aku sedang bersama kak Aji, ah jadi teringat dia yang aneh tadi sore deh, tapi imut banget," batin Marlin dengan menyandarkan kepalanya di batang pohon besar di belakangnya. Sedang netra bulatnya menatap sosok yang ada di sampingnya.

“Raden Aji Senja” jawab nya.

“Oooohh..." sahut Marlin sambil manggut–mangut tanda diri nya mengerti.

"Tunggu! Kok nama nya kaya familiar banget ya?" batin Marlin.

"Aku panggil Senja boleh?? “tanya nya setelah mengenyahkan pikirannya yang tidak-tidak.

“Terserah!” sahut Senja dingin, Marlin mengeluarkan hand phone yang tadi di bawa nya dari rumah, ia menyalakan flashnya, digunakan untuk menerangi wajah Senja, karena Marlin penasaran sosok seperti apa sih yang membuat nya senyaman seperti bersama senior kesayangannya itu.

Saat sinar flash yang di hasilkan dari hand phone  Marlin menerangi Senja terlihatlah rambut warna silver ke perak–perakan yang panjang nya kurang lebih sepinggang, kulit yang putih bersih hampir mendekati pucat, bulu mata yang lentik dan berwarna perak senada dengan rambut dan alis, bibir sexy berwarna merah segar kontras dengan warna kulit putih pucatnya, dan bola mata berwarna merah darah, senada dengan bibir seksinya.

“Senja? Bolehkan aku memegang wajah mu?“ pinta Marlin.

“Untuk apa? Kau tidak takut dengan wujud ku?” Senja balik bertanya.

“Tidak, aku merasa nyaman di dekat mu, mungkin kamu orang baik,” kata Marlin yang mulai meraba wajah Senja, tiba-tiba gadis itu teringat akan mimpi nya kemarin malam.

"Ah iya mimpi itu, itu bukan kak Aji melainkan Senja, tapi... didalam mimpi itu kenapa aku malah teringat kak Aji ya, rasa nya seperti dua orang yang sama," batin Marlin.

Marlin yang meraba sambil mengagumi Senja dari rambut, pipi, hidung dan saat mengelus alis tiba-tiba tangan Marlin ditahan oleh Senja dan mata Senja menatap dalam mata Marlin.

deg... deg... deg... deg...!!! "Duh saat begini juga respon nya sama kaya kak Aji,, apa dia marah?" batin Marlin.

“Sudah?“ tanya Senja kepada Marlin yang terbengong, “Hah apa?” jawab Marlin gelagapan karena ketahuan telah mengagumi  wajah Senja walau pun dalam hati.

“Sudah puas kau menikmati wajah ku?“ tanya Senja sekali lagi “Oh.. maaf,”  kata Marlin sambil membenarkan posisi duduk nya ke posisi semula.

Suasana menjadi hening karena tidak ada dari mereka yang mencari topik pembicaraan “Hoooaaaammmm...“ Marlin menguap dan matanya mulai terperjam, tanpa sengaja ia menyandarkan kepalanya di bahu Senja “Gadis ini!“ lirih senja yang sedikit terkejut karena tiba-tiba Marlin bersandar pada bahu nya, kemudian ia pindahkan  Marlin kepangkuan nya.

Marlin yang sudah tertidur sedikit kedinginan, Senja yang menyadari akan hal itu, ia langsung melepas jubahnya untuk menyelimuti Marlin.

“Marlin, kapan kau akan menyadari perasaan ku padamu selama ini?“ Senja bergumam sambil menyelipkan anak rambut Marlin yang menutupi sebagian wajah nya ke belakang telinga.

“Hemmmm...“ Marlin menggeliat dan memeluk pinggang Senja.

Terlalu pulas Marlin tidur, ia nyaman dengan memeluk pinggang Senja yang ia anggap guling, juga nyaman dengan jubah hangat yang Senja selimutkan di tubuhnya.

“Tapi apakah pantas aku yang seperti ini bersanding dengan mu? Huft... hah,” sambung Senja kemudian ia menghembuskan nafasnya sambil wajah menengadah ke langit.

“Tapi... dengan kamu yang tidak takut melihat rupa ku yang seperti ini, sudah cukup membuat ku semakin ingin memiliki mu, tapi jika kau tau kebenarannya akan kah kau memaafkan ku? Ah setidak nya aku tidak pernah berbohong pada mu,” Senja bergumam lirih sambil mengelus kemudian mengangkat sebagian surai milik Marlin dan mencium nya, entah si Marlin ini memakai shampo apa ya guys yang jelas setiap kali Senja mencium aroma rambut Marlin dia seakan hilang kendali.

Mulai merasakan hal aneh di dalam dadanya pagi, seperti debaran, mungkinkah jantung Senja mulai berdetak layaknya jantung normal?

"Aduh mulai lagi,, duuuuuhhh... tenang dong!! Apa aku bangunkan saja dan menyuruh nya pulang,, ah... tapi aku masih ingin bersama nya, karena mungkin besok saat bertemu di kampus tidak akan seperti ini,, tapi jika seperti ini terus bisa-bisa lepas kendali aku dan malah merusak masa depan nya,,, aarrghhh... sudah lah aku bangunkan saja," Senja bergumam dalam hati bingung memilih antar ego nya atau kebaikan mereka berdua, wajah Senja perlahan mendekati telinga Marlin berusaha membangunkan gadis itu pelan-pelan supaya tidak terkejut, Senja memanggil Marlin dengan lembut...

“Marlin bangun su...“ belum selesai Senja berkata marlin menggeliat dan membalikan wajah nya dan Cup! bibir mereka menyatu, mata Senja terbelalak karena terkejut, terdengar jelas deru nafas Marlin yang teratur menandakan gadis itu masih tertidur dengan lelap nya.

Entah kerasukan makhluk laknat mana Senja pun malah memagut bibir Marlin perlahan dengan kelembutan nya "lembut dan manis," batin Senja yang masih menikmati kegiatan nya.

Semakin lama semakin dalam ciumannya dan tangan nakal itu mulai berkelana meraba tubuh Marlin, seakan dia hilang kendali, namun tiba-tiba...

Plak!!

Marlin yang mulai merasa terganggu menampar wajah Senja.

Senja yang tersadar akan perbuatan nya langsung melepaskan panutannya, menarik nafas dalam-dalam kemudian membuang nya "Hampir saja aku melewati batasan, apakah dia terbangun?" batin Senja sambil melihat wajah Marlin, “Haha kena kau!! Jangan main-main dengan ku hemm nyem-nyem...“ kata Marlin mengigau setelah menampar Senja

"Hah ternyata hanya mengigau?" batin Senja sambil mengelus pipi mulus Marlin.

“Dasar kau gadis ceroboh! Keluar malam hanya mengenakan celana training dan kaos oblong pendek, apa kau tidak takut jika bertemu orang jahat?” lirih Senja sambil memeluk Marlin yang terlihat kedinginan “Kau pasti kedinginan, ah lebih baik ku bawa ke Mansion ku saja yang lebih dekat,” Senja pun menggendong Marlin ala bridal style dan kemudian Senja membentangkan Sayap perak nya kemudian dia terbang menuju mansionnya yang berada dibalik air terjun. Senja tidak mengantar Marlin kerumah nya karena dia takut jika warga melihat sosok nya malah nanti dikira dia siluman yang hendak menculik marlin.

Sesampai nya di Mansion...

 

Barsambung...

Mohon dukungan nya🙏

Like and favorite 👍💕

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!