“Oy Marlin!!!” Marlin dan Sari segera menengok bersamaan kesumber suara yang memanggil nama Marlin.
Terlihat seorang pemuda sudah berdiri tepat dibelakang Marlin yang tak lain adalah Altha atau biasa di panggil bang Al.
Marlin menyambutnya dengan senyuman kedatangan Altha, “Bang Al dari mana?” tanya Marlin yang berbasa-basi.
“Itu aku barusan dari ketemu Aji, kata nya dia nitip atlet baru mau main di partai dua gitu. Oh iya, kamu ada apa? Tadi Aya telfon aku, kata nya kamu nyariin aku gitu, ada apa? Jangan bilang ada Rindu di antara kita lho ya!!“ Ucap Altha dengan bercanda recehnya.
“Apa? Rindu?” tanya Marlin yang tidak peka.
“Secara gitu, seorang Marlin yang biasa langsung main, ini kok ada acara main ke tempat pendaftaran, ada apakah gerangan?” sambung Altha.
“Oh... heheh... aku bosan bang, masa iya setiap aku main, lawan ku itu-itu aja terus,” jawab Marlin yang berusaha memberikan alasan yang masuk akal.
“Oh maksud kamu, kamu bosan lawan Aji terus?” tanya Altha.
“Iya bang, aku mau main dari partai satu, itu kan lawan ku Sari kan?? Terus aja ke partai-partai selanjutnya sampai final,” Marlin mengutarakan maksud dan keinginannya.
“PD kali kau ya? Hahahhaa.... tapi emang udah kebaca sih, kalau kamu main dari partai pertama atlet-atlet lain Cuma bisa main satu kali doang dong?” ucap Altha yang mulai memasuki mode serius.
“Iya bang, ya kalau mereka mau menang harus ada usaha dong, biar mereka mikir tehnik bang, jangan mikir pacar mulu!” cetus Marlin.
“Ingat bang, JOMBLO is FREE!!!” sambung Marlin.
“Maksud kamu?” tanya Altha yang tidak paham arah pembicaraan gadis didepannya itu.
“Ya coba abang pikir deh, pacaran itu kek resiko kan, mau main sama yang itu ntar pacar marah, mau main ke sini ntar takut dicurigai, pacar nggak ada kabar panik, pacar marah-marah merusak mood,, ganggu banget nggak sih?” ucap Marlin panjang kali lebar
“Lho tak kira in kamu itu mau bilang kalau JOMBLO itu SAMPAH MASYARAKAT,, ternyata waaaahhh keren, good girl!” kata Altha sambil mengacungkan kedua jempolnya.
“Ya udah dulu bahas jomblonya, udahan dong!!” kata Marlin yang bermaksud mengembalikan topik pembicaraan,
Sari dari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka berdua sambil sesekali menghela napas karena sahabatnya yang PDnya nggak ketulungan itu.
“Ekhem... tapi kamu udah dapat ijin dari Aji, kan?” tanya Altha memastikan.
Degh!
Jantung Marlin serasa ingin copot setelah mendengar pertanyaan dari Altha.
Marlin mulai dilema, akan kah dia berbohong atau minta ijin terlebih dahulu pada Aji, tapi nggak mungkin dong dia minta ijin terlebih dahulu, kan ceritanya dia lagi mode cemburu tapi malu untuk mengakui.
Sesekali Marlin melirik kearah Sari berharap Sari ikut membantu nya untuk melancarkan aksinya, “Marlin?? Hello??” kata Altha sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Marlin.
“Ah iya bang,” Marlin tersadar dari lamunannya yang memikirkan alasan yang tepat dan aman didengar oleh Altha.
“Nah lo, aku mah cantik aku diem,” bisik Sari yang tidak mau masuk kedalam calon masalah yang dibuat sahabatnya itu.
“Iya kamu cantik kok,” jawab Altha sambil menoel pipi Sari.
“WOY AL!!!” teriak seseorang dari arah belakang Altha, sontak mereka bertiga menengok bersama, ternyata Tara yang mendekat ke arah mereka dengan sedikit berlari.
“Enak aja elo toal-toel, ini tu aset Negara!!” cetus Tara yang tidak suka pipi Sari disentuh pria lain.
Mereka bertiga, Al, Marlin, dan Sari pun bingung dan saling pandang.
“Haaaahh... dah lah kang bucin datang!” cetus Marlin yang akhirnya membuka suara ditengah-tengah keheningan sesaat.
“Kok kang bucin?” tanya Tara.
“Dah lah gak penting itu, yang penting tu nanti di partai pertama aku lawan Marlin, kamu official in aku ya!” pinta Sari pada Tara.
“WHAT!?” tanya Tara kaget tidak percaya
“Yeeee udah kali biasa aja!” cetus Altha sambil menoyor kepala Tara.
“Biasa aja gimana Al? Ini inces gua mau di kasih makan ke gorila buas,, mana rela gua?!” jawab Tara yang asal nyeplos dan mendapat tatapan tajam dari Marlin.
“Apa? Gorila? Wah, wah, wah,” kata Marlin sambil berjalan mendekati Tara.
“Udah Marlin jangan buang-buang tenaga kamu!” Altha berusaha menghentikan Marlin dan untuk kali ini Marlin mau mendengarkannya.
“Apa perlu gue juga masuk ke kelas tanding lo!! Gue yakin lo juga nggak lebih baik dari gue!!!” cetus Marlin yang hampir emosi.
"Udah say udah! ” kata Sari sambil mengelus punggung Marlin.
“Ssstt!!! Minta maaf gih, awas lo entar dibantai di gelanggang!” sambung Sari sambil menyenggol lengan Tara.
Tara memutar bola matanya dan menuruti keinginan gadis kesayangannya itu.
“Marlin gua salah gua minta maaf,” kata Tara sambil mengulurkan tangannya.
Bukannya langsung menjabat tangan Tara Marlin malah menghela napas yang terdengar seperti orang yang sedang kesal.
“Marlin ayo dijabat tangannya Tara dia minta maaf lho!!” kata Altha, mau tak mau Marlin segera menuruti kata-kata Altha, toh dia lagi butuh Altha buat melancarkan aksinya, gadis itu langsung menjabat tangan Tara.
“Iya udah gue maafin, jangan di ulangin lagi ya!!” katanya dengan sedikit meremas tangan Tara.
“A... a. Aa... aa.. aaawwww.. aww... awww.... aww!!! ADUH!! Sakit wey!!” keluh Tara yang kemudian berhasil menarik tangannya.
“Marliiiiiiiiinnnn!!!” teriak Sari dan Altha bersamaan.
“Apaan sih? Acting dia!” jawab Marlin sambil cengengesan puas karena rasa sakit hatinya terbalaskan.
Mereka bertiga hanya bisa geleng-geleng kepala, sedangkan Marlin malah cengengas-cengenges.
“Oh iya Marlin, gimana tadi masalah ijin dari Aji?” tanya Altha yang kembali ke topik awal.
“Emmm... ituuu... gini aja bang,, bang Al tulis aja nama aku di jadwal partai satu, ntar masalah kak Aji aku yang urus,” jelas Marlin yang mengisyaratkan bahwa Aji tidak jadi masalah untuk Altha.
“Tapi bener nih? Aji nggak bakal marah-marah kan?” tanya Altha sekali lagi.
“Bang Al mau atlet-atletnya semua mikir tehnik nggak nih?” ancam Marlin dalam mode halus.
“Hemmm... kejam lo lin, ok deh biar para atlet belajar dari kamu juga,” jawab Altha pasrah dan menuruti keinginan Marlin.
“Ok bang makasih ya!” kata Marlin yang dengan mata yang menyorotkan kebahagiaan yang berbinar-binar seperti anak kecil yang habis dibelikan ice cream.
“Iya sama-sama” jawab Altha dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.
Sari dan Marlin segera melakukan pemanasan untuk persiapan pertandingannya di partai pertama yang akan segera dimulai.
🍁🍁🍁🍁🍁
Area gelanggang...
Aji yang sedang duduk hendak melihat kertas jadwal pertandingan pun dikejutkan oleh Manda yang tiba-tiba datang.
“Hay kak??” sapa Manda.
“Iya,” jawab Aji yang sekilas melihat Manda kemudian mengalihkan pandangannya ke jadwal pertandingan, belum sempat dia membaca urutan partai pertama Manda menyela lagi.
“Nih kak teh hangat buat kakak,” sambil menyerahkan segelas teh hangat, Aji pun menerimanya.
"Diminum kak!!” suruh Manda kepada Aji.
Baru saja Aji hendak meminum teh hangat itu terdengar suara pengumuman bahwa pertandingan akan segera dilaksanakan
“SEGERA MEMPERSIAP KAN DIRI PARTAI KE SATU, ATAS NAMA SARI LASKARA MENEMPATI SUDUT BIRU BERHADAPAN DENGAN MARLIN AZ ZAHRA WIJAYA MENEMPATI SUDUT MERAH, GELANGGANG SATU” terdengar suara Cahya memenuhi ruangan tersebut membuat Aji yang tengah meminum teh hangatnya tiba-tiba kembali menyemburkan teh yang sudah hampir berselancar di tenggorokannya. BYUUUURRR!!!
Air teh mengenai Manda yang berdiri tepat berada di depannya.
Manda yang kaget karena basah segera pamit membersihkan diri keruang ganti karena tidak mau terlihat kacau didepan orang yang ia suka i.
Sedangkan Aji tidak menghiraukan Manda ia malah melihat jadwal yang sedari tadi ia pegang, “Marlin Az Zahra Wijaya??......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments