13. RUMAH

Bara menghampiri Aleta yang kini sedang ketakutan.

Aleta menangis ia juga menegelamkan wajahnya diantara kedua kakinya.

"Al ,maaf aku Dateng telat." Bara berusaha menenangkan Aleta dengan mengusap punggung Aleta.

"GENDRA LO GILA YA?LO KETERLALUAN!! GUE TAU ALETA SALAH MENANYAKAN HAL ITU SAMA LO KARNA DIA NGGA TAU GIMANA KEHIDUPAN LO!!."

"AGGHHH!! LO APA APAAN SIH KENAPA LO IKUT CAMPUR URUSAN GUE HAH?!"

"LO YANG BRENGSEK GENDRA!!"

Bara yang kini tersulut emosi ia menahannya karna Aleta yang kini tengah ketakutan.

"Al,ikut gue ya Lo aman sama gue."

Bara kini menuntun Aleta berjalan keluar dari rumah Gendra.

"Aleta ikut sama gue. Lo tenangin diri dulu,besok kalo udah baikan Lo boleh ketemu dia."

"...."

Gendra tak menjawab ia hanya duduk diam melihat kepergian Aleta dan Bara.

Kini mereka sudah didalam mobil Aleta hanya diam menatap keluar jendela mobil. Bara yang menyadari itu ia juga hanya diam membiarkan Aleta karna Bara tau apa yang saat ini Aleta rasakan.

"Al ,udah sampai."

Aleta turun ikut masuk kedalam apartemen milik Bara.

"Tunggu disini dulu ya.." Bara menuju kedapur untuk mengambilkan Aleta minum agar Aleta merasa lebih tenang.

"Al minum dulu ya.. biar Lo merasa tenang. Jangan takut gue ada buat Lo."

"...."

Aleta tak menjawab sama sekali pertanyaan pertanyaan Bara. Aleta yang kini merasa shock dan ketakutan membuat dirinya enggan untuk berbicara.

"Hikss...hiksss...."

Tiba tiba Aleta menangis entah apa yang menggangu pikirannya saat ini tapi Aleta merasa dirinya hampir diperkosa oleh anak buah dari suaminya. Ia merasa dirinya kotor saat ini.

"Kak Bara ,boleh pinjam kamar mandinya?"

"Boleh Aleta , mau mandi?"

Aleta mengangguk.

"Sebentar gue cari baju buat Lo dulu ,mau kaos apa pake Hoodie?"

"Kaos aja kak."

Aleta bergegas mandi ya walaupun ini sudah sangat malam tapi Aleta ingin membersihkan dirinya saat ini.

Selesai mandi Aleta sudah memakai baju kebesaran milih Bara tapi ia terlihat sanga imut ,Aleta juga tak mempermasalahkan hal itu.

"Al ,sekarang Lo harus istirahat ya.. jangan nangis terus.. Lo butuh istirahat saat ini tenangin pikiran Lo.

"Iya kak."

Di apartemen Bara terdapat dua kamar jadi Aleta tidur dikamar satunya.

Aleta memasuki kamar dan bersiap.unruk tidur. Tubuhnya sangat lelah hari ini.

"hikss..hikss..."

leta masih menangis mengingat kejadian tadi.

lama menangis akhirnya Aleta sudah tertidur.

...****************...

"AAAAGGGKKHHHH....." Teriak Gendra.

Gendra kini sedang berada dikamarnya ia merasa frustasi dengan apa yang sudah ia lakukan pada Aleta. Disisi lain ia geram jika ada yang menanyakan orang tuanya disisi lain juga ia merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukannya dengan Aleta.

Ia beralih pada teleponnya kini ia memnecet salah satu nomor dalam handphone tersebut dan menelponnya.

"Halo?"

"Apa Gen?"

"Aleta gimana baik baik aja kan?"

"Dia udah tidur,dia habis nangis terus dia juga ngga mau cerita apa pun sama gue."

Ya yang Gendra telpon adalah Bara. Gendra khawatir dengan Aleta makannya dia menelpon Bara untuk menanyakan kabar Aleta.

"Sebaiknya Lo kembali berobat buat kesehatan Lo. Lo harus sembuh dari trauma Lo ,bisa bisa Lo lebih nyakitin istri Lo sendiri."

"Gue titip Aleta ,besok gue jemput dia."

Gendra langsung mematikan panggilan telponnya. Ia berendam dalam bathtub untuk menenangkan dirinya.

Beberapa lama kemudian Gendra masih belum juga bisa tidur ,pikirannya saat ini benar benar kalut. Ia ingin menceritakan semua tentangnya pada Aleta tapi ia masih belum siap membuka masa lalu buruknya.

...****************...

Kini malam telah berganti pagi Aleta yang kini telah bangun dari tidurnya. Ia turun kebawah tapi saat sampai dibawah Aleta menemukan Gendra yang sudah di apartemen Bara.

"Sayang...."

Aleta diam tak menjawab dirinya masih enggan untuk menatap Gendra.

"sayang.. maaf aku salah."

Gendra menghampiri Aleta namun Aleta berjalan mundur menjauhi Gendra.

Bara yang melihat itu hanya diam ,ia membiarkan sepasang suami istri itu untuk menyelesaikan masalahnya.

"Kak Bara ,Aleta ngga mau ketemu sama dia..hikss...hiksss.."

"Al ,Gendra mau ngomong sama kamu."

"Engga.. Aleta ngga mau ketemu sama dia kak...Aleta mohon ...hikss..hikss..."

"Gendra ,sebaiknya Lo pergi dulu jnagan temui Aleta untuk saat ini,dia masih shock."

Gendra menatap sendu Aleta. Gendra mundur menjauhi Aleta.

"Sayang... aku pamit ya , nanti aku kesini lagi buat jemput kamu pulang."

Gendra pergi dari apartemen Bara.

Bara langsung membawa Aleta masuk kekamarnya lagi.

"Al, mau cerita sama aku? Biar kamu merasa lega."

"Kak ,Aleta mau kerumah ayah sama ibu.. Aleta kangen mereka ...hiks...hikss.."

"Iya nanti Kaka Anter aleta buat ketemu mereka ya.. sekaranga leta sarapan dulu."

...****************...

Gendra yang kini menuju ke markasnya. Ia menahan emosi tadi saat berada di apartemen Bara,karna Aleta menolak kedatangannya. Ia memukul stir mobilnya keras.

"Lo udah berani uji kesabaran gue Aleta."

Sesampainya di markas Gendra mengambil satu senjata pistol miliknya dia langsung menuju kelapangan tembak di markasnya ,guna untuk melampiaskan emosinya.

Dor dor dor...

Suara dari tembakan yang Gendra layangkan diudara membuat para anggotanya bergidik ngeri dengan tingkah Gendra.

...****************...

Disisi lain Bria yang saat ini tengah menerima telpon etah dari siapa.

"Gimana? ada informasi terbaru?"

"Gendra dan Aleta saat ini sedang ada masalah. Semalam tuan Gendra menyuruh anak buahnya untuk memperkosa Aleta."

"Aaaaaa sungguh sadis Gendra. Sikapnya tidka pernah berubah. Tetap cari tau informasi tentang mereka."

"Baik."

Bria langsung mematikan teleponnya,entah siapa dia yang pasti dia adalah orang suruhan Bria dan Gabriel untuk memata matai Aleta dan Gendra.

"Kalian akan hancur secara perlahan."

...****************...

Aleta yang kini tengah bersiap untuk bertemu dengan ayah dan ibunya. Ia mengenakan Hoodie milik Bara.

"Al udah siap?"

"udah kak."

"mau ketemu sama orang tua kamu mukanya ngga boleh sedih dong senyum sekarang."

Aleta senyum ia tak mungkin ingin ketemu orang tuanya dengan wajah yang terlihat sedih,ia tak ingin orang tuanya khawatir terhadap hidup Aleta. Ia harus bersikap baik baik saja didepan orang tuanya.

"Diperjalanan yang cukup jauh akhirnya Aleta telah sampai dirumah kedua orang tuanya. rumah yang sangat ia rindukan termasuk yang menempati rumahnya.

"Aleta langsung berlari kearah pintu.

Tok tok tok...

"Ayah ibu? ini Aleta. Aleta pulang."

Ceklek

"Aleta sayang... ibu kangen nak.."

"Yaah juga kangen sayang .."

Mereka saling mengutarakan perasaannya. saling memeluk bahkan.

Bara yang melihat itupun tersenyum ia jarang melihat gadis itu tersenyum bahagian saat bersama Gendra.

"Sayang masuk yukk..."

"Kak masuk yukk.."

Bara mengikuti langkah Aleta untuk amsuk kedalam rumahnya,rumah sederhana tapi banyak kehangatan didalamnya. Rumah yang dulu Aleta tempati bersama kedua orangtuanya. tapi sekarang rumah itu kosong seperti tidka ada yang melengkapi. Hanya tersisa kedua ornag tuanya yang kini hidup bedua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!