Bab 18

Ozan dan Irwan memapah Lita untuk duduk di kursi, Irwan mengambil air untuk Lita minum agar emosinya sedikit tenang dan stabil. Ozan merasa sedih melihat kehidupan gadis itu, kekasih yang berkhianat, ibu yang pergi untuk selamanya membuat begitu pahit yang harus ia jalani. Lita pun di bawa masuk ke dalam kamarnya agar beristirahat, Ozan takut kenapa-kenapa dengan kondisi kepalanya nanti akibat terlalu shock.

Irwan, Ozan dan Pak Jon duduk bersama di ruang tamu, Irwan ayahnya Lita pun menjelaskan kronologi meninggalnya Sari ibunya Lita. Dan pak Irwan berjanji akan membawa mereka semua ke makam Sari ibunya Lita. Sekalian Lita akan melepas rindu kepada ibunya disana, karena hari sudah sangat larut malam, Irwan pun mengajak mereka untuk tidur karena sudah lelah dengan perjalanan jauh. Akhirnya Ozan dan pak Jon pun tertidur dengan lelap, malam itu Lita tidur sambil mengigau memanggil ibunya kembali sekali lagi.

Keesokan harinya...

Irwan, Lita, dan Ozan pergi ke pemakaman ibunya Lita, disana gadis itu menangis dan memeluk batu nisan ibunya. Segala yang ada di hati ia curahkan, sementara Ozan hanya ada di tepi mengirimkan doa untuk Sari ibunya Lita. Setelah 2 jam di sana mereka pun pulang ke rumah, di tengah perjalanan Lita melihat ada Manda yang sedang menaiki motornya di jalan pulang dari warung.

"Pak Jon, tolong hentikan mobilnya sebentar." Lita berkata sambil membuka jendela mobilnya.

"Manda..!" Lita memanggil sahabatnya.

Manda berhenti dan menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya. Seakan tak percaya bahwa yang ia lihat dari balik mobil hitam itu adalah Lita sahabatnya.

"Lita?! kau kah itu? aku tak percaya." Manda memarkirkan motornya di pinggir jalan.

Lita pun turun dan berpamitan pada ayah dan Ozan untuk bersama Manda, dan menyuruh mereka untuk pulang duluan saja. Manda terlihat sangat senang bertemu dengan Manda, sudah lama mereka tak bertemu semenjak Lita pergi ke kota Jakarta.

Tin, tin...

Brem...

mobil pun melaju meninggalkan mereka, banyak warga desa yang melihat Lita turun dari mobil itu, dan banyak juga dari mereka yang membicarakan tentang Lita yang sudah menjadi sukses di ibu kota. Sehingga isu dan omongan orang-orang itu sampai ke telinga keluarga Seno, seketika ibunya Seno pun merasa tidak senang heboh mencari tahu.

"Manda kita ke rumah mu yuk!" Lita langsung naik ke boncengan motor Manda.

"Kau selalu begitu, okelah ayo kita berangkat!" Manda menyalakan motornya dan mereka pun pergi.

Di tengah perjalanan Seno melihat mereka berdua dari kejauhan, Seno penasaran dengan gadis yang di bonceng oleh Manda. Terlihat bukan seperti penduduk desa mereka, akhirnya Seno mengikuti mereka secara diam-diam dari belakang.

Motor pun berbelok ke arah rumah Manda, Lita turun dan mereka duduk di kursi halaman rumah Manda. Seno pun terkejut melihat bahwa itu adalah Lita yang pernah menolak lamarannya.

"Lita semakin cantik, dan baru beberapa bulan di kota, ia sudah seperti anak kota saja. Wanita itu memang luar biasa. Sudahlah, aku harus menyiapkan diri karena esok harus pergi lagi bekerja ke luar kota." Seno pun tak mampir ke rumah Manda.

Motor Seno melaju menjauh dari mereka dan tidak mau ikut bergabung dengan mereka. Manda dan Lita pun mulai bercerita, mereka saling bertukar curhatan masing-masing. Lita sempat menangis karena kehilangan ibunya saat ini, Manda juga meminta maaf tak bisa menjadi Sabahat yang baik.

"Lita maafkan aku, sudah berusaha menelpon mu tapi tetap tak ada yang menjawab. Saat ibu mu meninggal aku juga terkejut dan hampir tak mengetahuinya." Manda berbicara sambil mengingat lagi kejadian itu.

"Kau tidak salah Manda, ponsel ku hilang saat turun dari bis itu dan aku pun kecopetan. Dompet sudah tak ada di dalam tas, aku tak memegang uang sepeser pun saat itu. Untung ada yang berbaik hati dan membantu ku sehingga aku bisa tidur, makan dan minum malam itu." Lita memandang ke arah depan dengan tatapan yang kosong sambil melamun.

Manda menanyakan keberadaan Andi, dan bagaimana hubungan mereka saat ini. Lita pun menangis, tangisannya pecah begitu saja sambil berbalik ke samping memeluk Manda temannya. Manda pun terdiam dan tidak bertanya lagi saat itu, ia mengerti dari tanda tangisan Lita yang begitu pilu.

Sampai akhirnya Lita sendiri yang mengatakan dan menjelaskan kepadanya. Lita sampai tersedu-sedu menjelaskan kepada sahabatnya itu, bahwa Andi berkhianat dan malah menikah diam-diam dengan wanita lain di hadapannya.

Emosi Manda sempat tersulut, tetapi apalah guna pria bre**sek itu tak ada di hadapannya. Sahabatnya itu mencoba menenangkan Lita dan memberikannya minum karena hari sudah hampir petang, Manda pun mengantarkan Lita pulang ke rumah dengan motornya.

Setelah sampai Manda pun langsung berbalik arah dan melajukan kembali motornya untuk segara pulang kerumahnya.

*****

Keluarga Willson...

Rosa sangat tidak sabar menantikan hasil dari rumah sakit yang menunjukkan DNA mereka dengan Lita saat itu. Pihak rumah sakit ternyata sedikit ceroboh membuat kesalahan sehingga pemeriksaan itu tidaklah akurat.

Keesokan harinya, keluarga Willson harus kecewa ternyata Lita bukanlah Marissa putri mereka, hasil DNA mereka sangat berbeda jauh hasilnya hanya 50 persen dinyatakan tidak memiliki hubungan darah sama sekali.

Rosa pun lemas, harapannya sudah punah dan ia hanya harus meyakini bahwa putrinya Marisa sudah meninggal dunia jatuh ke dalam jurang.

Mereka akhirnya tak ingin berpikir lagi bahwa Lita adalah putri mereka yang hilang saat itu. Andreas segera memeluk istrinya yang begitu sangat berharap, namun tak sesuai kenyataannya.

Kini mimpi itu sudah sirna, Oma dan Rosa menangis terduduk di kursi tunggu di rumah sakit itu. Andreas segera menelpon Ozan dan mengatakan hasil dari tes tersebut, dan Ozan sudah memahami dan mengerti. Pria itu juga sedikit shock dan merasa tak percaya, dengan wajah yang sama persis tetapi ternyata hasilnya diluar harapan mereka semua.

Namun Ozan akan tetap bersama Lita dan menganggapnya sebagai Marisa kekasihnya yang dulu. Ozan tak perduli siapa Lita dan dari mana ia berasal, Ozan akan tetap mencintai Lita sepenuh hatinya.

***

Andi baru bekerja di kantor perusahaan milik alm. suami Rania, tetapi ia sudah berani menggoda sekretarisnya apa bila tidak ada Rania disana. Pria itu benar-benar seperti manusia yang tak memiliki pikiran dan yang ada hanya keinginan di hatinya saja. Bila di rumah ia berlagak romantis dan penuh perhatian, selalu berpura-pura sayang dengan keluarga. Anak-anak juga diperhatikan olehnya, tapi semua itu hanya untuk menutupi kelakuan busuknya Andi di luar sana. Dengan begitu Rania dan kedua anaknya tak akan curiga yang dilakukan oleh Andi saat mereka tak berada di sekitar pria itu.

BERSAMBUNG....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!