Ozan sangat geram dengan Andi dan penabrak Lita, walau yang sebenarnya Lita yang tak berhati-hati, tapi Ozan tetap kesal dengan penabrak itu. Ozan menyuruh pak Jon memenjarakan orang tersebut, dan Ozan belum bisa pergi dari rumah sakit itu mengintrogasi penabrak tersebut.
Ozan masih menunggu kabar Lita dari dalam ruangan operasi itu, juga menantikan keluarga Willson dan ingin menjelaskan kepada mereka semua rencana yang akan Ozan lakukan untuk mengetahui, apakah Lita itu Marisa atau bukan. Mengantisipasi juga apa bila di butuhkan lagi golongan darah untuk Lita saat ini.
Ceklek...
Seorang suster keluar dari ruangan itu dan memberi tahu kepada Ozan bahwa masa kritisnya sudah berakhir. Ozan pun melihat jam tangan yang menempel di tangannya sudah menunjukkan pukul 17: 30 sore. Pria itu sudah menunggu di depan ruang operasi selama 3 jam lamanya, suster itu pun kembali masuk ke dalam ruangan tersebut untuk menyiapkan Lita yang akan segera di pindahkan ke kamar rawat inap.
"Selamat sore suster, saya ingin bertanya, korban kecelakaan yang bernama Marisa di ruang berapa ya?" papanya Marisa tuan Andreas Willson bertanya kepada resepsionis.
"Maaf pak, korban kecelakaan tidak ada yang namanya Marisa, melainkan Lita dan tidak ada yang namanya Marisa di sini." ujar suster itu.
"Tapi suster, tadi ada seorang pria yang menelpon bernama Ozan Pranoto yang memberi kabar bahwa...," berhenti bicara.
"Oh, kalau pak Ozan bersama gadis yang bernama Lita, dan sekarang ada di kamar rawat inap 09 sebelah kiri." suster itu memotong pembicaraan Andreas.
Seluruh keluarga Willson pun dengan cepat pergi ke kamar 09 yang di tunjuk oleh suster tersebut. Terlihat Ozan keluar dari dalam kamar 09 dan mereka langsung menghampirinya.
"Ozan! dimana Marisa. Kami ingin sekali bertemu dengannya, terutama Oma yang sudah sangat rindu padanya." Andreas menggenggam tangan Oma yang sudah gemetaran.
"Maaf kan saya, yang sudah menyuruh kalian datang ke rumah sakit ini. Dan saya mengatakan itu Marisa sebab ia sangat mirip sekali. Dari segi mana pun semua tampak sama, tanpa ada yang kurang dari dirinya." Ozan mencoba menjelaskan.
"Tetapi Om Andreas namanya bukan Marisa, melainkan Lita yang datang dari desa ke Jakarta. Ozan juga belum tahu apakah ia benar-benar Marisa yang selama ini kita cari. Kalia bisa buktikan dengan cara tes DNA setelah ia sudah sedikit membaik dari sakitnya saat ini." Ozan pun akhirnya membiarkan Oma, papa dan mamanya masuk ke dalam untuk melihat Lita secara langsung.
Lita masih belum sadar dari biusnya, dan ia tidak boleh banyak yang masuk menjenguknya saat ini. Namun Ozan merasa kasihan dengan Oma dan kedua orang tuanya, yang sudah sangat lama merindukan Marisa. Mungkin dengan melihat Lita lebih dekat akan dapat menghilangkan sedikit rasa kerinduan mereka.
Oma menangis dan memeluk Andreas anaknya, begitu juga Rosa mamanya Marisa yang tak tahan segera berlari keluar dari ruangan tersebut dan menangis. Ozan bisa mengerti bagaimana perasaan mereka semua ketika melihat Lita yang begitu sangat mirip dengan Marisa anak mereka. Sama seperti Ozan yang sampai saat ini masih belum percaya itu bukan Marisa melainkan Lita si gadis desa.
"Ozan selama ini dia bersama kamu?" Rosa bertanya dan ingin tahu kondisi Lita.
"Ya Tante, Lita bersama saya. Saya bertemu dengannya ketika di stasiun bis, dan ia saat itu menjadi korban kecopetan. Karena bingung Ozan membawanya pulang ke rumah dan menyuruhnya tinggal di rumah kecil Ozan." Semua di cerita oleh Ozan apa yang terjadi.
Bahkan kejadian kecelakaannya pun Ozan beri tahu juga ke Rosa, tak berapa lama kemudian papa dan Oma keluar dari ruangan itu. Oma di tuntun oleh papanya Marisa, karena sudah sangat tua, dan mendadak lemas ketika melihat Lita benar sangat mirip dengan cucunya.
*****
Andi dan Rania pun telah selesai berpesta dengan teman temannya, sekarang mereka berdua telah resmi menjadi suami istri saat ini. Malam itu kali pertamanya mereka seatap bersama dan tidur di satu kasur berdua. Andi dan Rania sangat kelelahan sehingga mereka pun ketiduran, anak-anak ada di rumah Omanya sehingga keesokan paginya Andi tidak repot harus mengantar mereka ke sekolah.
"Hah! maaf kan aku, maaf kan aku...!" Andi terduduk di atas kasur dengan nafas yang tersengal.
Andi melihat di sekeliling Rania tidak ada, ia mengambil air mineral dan meminumnya. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 06:00 pagi dini hari, Andi mendengar ada suara seseorang sedang mandi di kamar mandinya. Andi pun langsung tahu Rania ada disana, Andi pun segera bersiap akan mandi setelah Rania selesai nanti. Andi tak sabar ingin segera bekerja di perusahaan itu dan merasakan menjadi boss disana.
Rania menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya, mereka untuk pertama kali sarapan berdua di satu meja yang sama. Andi berlagak di depan art dan menyombongkan dirinya, mbok art itu hanya geleng kepala saja sambil mengucap melihat kelakuan Andi yang tadinya hanya seorang supir pribadi. Andi sekarang merasa bagaikan bos di rumah Rania, bahkan sudah berani mengatur segala urusan rumah, ia merubah semua peraturan di dalam rumah Rania.
*****
Sampai di kantor...
"Selamat pagi semua para staf di perusahaan Adi Jaya ******?" Rania dan Andi berdiri berdampingan menyapa seluruh karyawan.
"Pagi Bu..." semua menjawab dengan sopan.
"Pagi ini saya akan memperkenalkan pak Andi Syahputra, mungkin dari kalian sudah pada tahu kalau sekarang beliau adalah suami saya. Pak Andi nantinya akan menggantikan posisi saya di kantor ini, tetapi beliau masih akan saya bimbing dan sesekali akan kekantor untuk melihat perkembangan perusahaan kita ini." Rania menjelaskan dan sembari melihat semua karyawannya yang ada disana.
"Saya harap, semua mau bekerjasama dengan beliau dan memberi tahu kepadanya apa bila ada yang kurang mengerti. Nah, saya harap semua siap untuk memajukan perusahaan kita ini. Siap bekerja semua?!" Rania pun menutup briefing pagi itu.
"Siap Bu...!" Semua menjawab dan bubar serentak.
Andi sangat senang melihat mereka semuanya yang siap bekerja dan dirinya yang akan menjadi bos saat ini di perusahaan Adi Jaya *****. Andi pun masuk ke ruangan kerja yang biasa Rania gunakan, namun ia tak suka dengan konsep ruangan tersebut, ia meminta ke Rania untuk merubah seperti yang ia inginkan. Rania pun menurutinya memang demi kenyamanan Andi dalam bekerja pikir Rania dengan positif.
Apa pun saat ini yang di minta oleh Andi Rania akan berikan, Setelah itu Rania pergi ke rumah Oma untuk melihat ke adaan Oma dan mengambil barang-barang yang kemarin masih tertinggal di sana. Siang itu juga Rania pulang untuk memasak agar mereka sekeluarga dapat makan bersama di rumah. Tetapi Andi malah tidak pulang dan anak-anak pun ada kelas tambahan, jadi Rania merubah rencana untuk makan malam bersama saja di rumah. Akhirnya Rania kembali ke kantor dan melihat bagaimana Andi bekerja serta menunggu suaminya sampai selesai bekerja.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments