Bab 12

Ozan tak dapat di pukul oleh mereka, tangan Ozan begitu kuat pun memukul wajah Damar dan perut mereka berdua sehingga memecahkan limpa mereka di dalam tubuhnya.

Swiss...

Ozan mengelak dan kembali memukul sekali lagi, bugh! Damar terjatuh dan sempoyongan. Teman-temannya sudah terkapar dan tak bisa bangun lagi. Begitu juga dengan Damar yang meringis kesakitan, dan tak dapat melawan lagi.

Ozan pun segera menggendong Lita masuk ke dalam mobil, dan membawanya pulang ke rumah. Wajah Lita lebam akibat tamparan Damar yang begitu kuat. Sekarang mereka berdua sedang di rawat oleh art pelayan di rumah itu, Lita juga sudah sadar dari pingsannya.

"Terima kasih mas sudah menyelamatkan Lita." wanita itu berbicara datar, matanya menatap ke satu titik seperti menahan sesuatu.

"Iya..., syukur kau tak kenapa-kenapa." Ozan mengelus kepala Lita seperti anak kecil.

Lita menangis lalu memeluk Ozan, ia masih trauma dengan kejadian itu. Ozan pun menepuk-nepuk pundak Lita untuk menenangkan wanita itu. Ozan dan Lita memiliki usia yang sama 25 tahun saat ini, tetapi Ozan sangat berwibawa dan juga lebih bijak serta pemikirannya lebih dewasa.

Lita selama ini sangat nyaman bersama Ozan, sehingga ia dapat sedikit melupakan tujuannya untuk mencari Andi. Tetapi tiba-tiba ia sangat rindu dengan ayah dan ibunya, dan ingin sekali pulang ke desa. Lita tak memiliki uang untuk pulang, ia bertekad bekerja dan mengumpulkan sedikit demi sedikit. Lita juga tidak mengatakan keinginannya itu, takut akan merepotkan dan dikira matre karena meminta uang.

******

Keesokan paginya Lita ikut pergi bersama Ozan, mereka melamar ke sebuah sekolah yang sudah di pilih oleh Lita, wanita itu tak ingin bekerja di sekolah Panti Asuhan. Karena lagi membutuhkan uang dan Lita tak sampai hati harus mendapatkan uang dari mengajar di tempat mereka. Walau sebenarnya Lita tahu Ozan lah yang menggaji para pengajar di sana.

Ozan pun menemani Lita yang ingin mendaftar ke sekolah itu, pria itu hanya menunggu di luar gedung saja, tapi di dalam mobil. Sementara semua sekolah kebanyakan di Jakarta merupakan rekan ia semua. Ozan pun menelpon langsung ke atasan sekolah tersebut untuk dapat menerima Lita disana.

"Pak, ada permintaan saya saat ini, tolong terima wanita yang bernama Lita untuk menjaga guru di sekolah anda."

"Dia lagi butuh bantuan, dan ia merupakan guru yang pintar dalam mendidik anak-anak."

"Saya menjamin hal itu, dan bila ia tak sesuai yang saya ucapkan, bapak bisa memutuskan untuk mengeluarkannya." Ozan berbicara kepada pemilik sekolahnya langsung.

"Baik pak Ozan, kalau memang itu orang rekomendasi dari anda pasti ia orang yang dapat di percaya."

"Semua akan saya atur dan pak Ozan tenang saja." ujar dari pihak sekolah.

"Baiklah kalau begitu terima kasih." pembicaraan pun di tutup.

Tak beberapa lama kemudian Lita keluar dan ia sangat senang besok sudah bisa masuk ke sekolah untuk mengajar. Lita sangat senang karena mereka juga membahas gaji yang akan Lita terima, dan betapa terkejutnya Lita akan mendapat 5 juta dalam sebulan.

Lita terkejut dengan hal itu, sebab di desanya tak ada yang mendapat gaji sebesar itu. Jadi ia merasa terkejut dan sangat senang sekali sampai berlari masuk ke dalam mobil Ozan.

Setelah wajahnya senang kini wajah menjadi murung, dan Ozan bertanya ke Lita sebabnya.

"Mengapa sekarang kelinci ini menjadi diam dan muram?"

"Kamu sakit ya?" tanya Ozan.

"Enggak kok mas, aku hanya gak ada baju untuk besok mengajar."

"Baju aku semua ada di desa dan tak ada yang aku bawa." wajah Lita terlihat sedih dan menundukkan kepalanya.

Ozan mengambil ponselnya dan menelpon orang kepercayaannya di kantor. Pak Jon orang kepercayaan Ozan dari alm. papanya di suruh mengawasi kantor karena hari ini Ozan tidak masuk ke kantor karena ada urusan pribadi.

Pak Jon pun sedikit bingung, sejak kapan ada hal pribadi yang membuat Ozan sampai tidak masuk ke kantor hari ini. Akhirnya pak Jon menyuruh pengawal Ozan memantau urusan Ozan di luar sana, pak Jon takut ada apa-apa dengan ahli waris keluarga Pranoto.

"Baiklah Lita kau jangan bersedih, kita bisa shopping untuk membeli beberapa pakaian kerja untuk mu."

"Brem.....," Ozan membelokkan setirnya memutar arah.

Hari ini ia akan bersenang-senang dengan Lita, wanita itu menjadi heran melihat sikap Ozan yang tiba-tiba menjadi semangat dan begitu senang hari itu. Mobil berhenti di parkiran tempat, dimana begitu banyak toko dan butik yang berjajar begitu bagus semuanya.

"Nah, hari ini seharian aku akan menemani mu untuk memilih pakaian yang kau suka, apa saja boleh kau ambil."

"Masalah pembayaran, nanti aku akan membayarnya." Ozan pun melangkah masuk ke salah satu butik ternama.

"Tapi mas di sini terlalu mahal, dan aku tak mau menghabiskan uang mu begitu saja."

"Bagaimana kalau kita ke pasar saja, disana jauh lebih murah dan terjangkau untuk keuangan kita." Lita sangat segan dengan pria tersebut.

Ozan menyuruh pelayan butik mencarikan pakaian yang cocok untuk Lita bekerja menjadi guru besok. Pelayan disana pun segera mencari dan melayani Lita saat itu, mereka semua sudah mengenali Ozan, karena sederetan butik disana juga merupakan milik mamanya Ozan yang tak lain Brenda mamanya Ozan.

Setelah semua di kenakan satu persatu, ada lima pasang yang sesuai ia mau. Semuanya pun di bayar oleh Ozan dengan kartunya, bahkan mereka masuk ke toko yang lain baju pakaian kasual sehari-hari. Sudah beberapa toko yang mereka masuki, dan sudah 4 jam disana, sekarang mereka pindah ke toko sepatu dengan berbagai model dan gaya kekinian.

Lita terkesima melihat isi di dalam toko itu, semua serba menawan dan menakjubkan. Ketika mereka masuk dan ingin melihat sepatu, pelayan toko sedang sibuk dengan pelanggannya yang sedari tadi sudah ada di dalam toko mereka terlebih dahulu.

"Selamat datang tuan dan nyonya, ada yang bisa saya bantu?" seorang pelayan keluar dari ruang lain bertanya pada Ozan dan Lita.

"Tolong kau layani wanita ini, dia ingin mencari lima pasang sepatu kerja yang sesuai untuk dirinya."

"Semua keinginannya penuhi, dan ini kartu saya untuk membayarnya." Ozan menunjukkan kartu ATM miliknya.

Lita pun di layani dan semua keinginan Lita pun mereka segera lakukan. Sampai pembeli yang ada di ruangan lain keluar setelah sudah selesai dan baru akan membayar. Ozan bertemu dengan mereka, dan ternyata itu adalah Rania dan Andi yang sedang mempersiapkan pernikahan. Mereka mencari sepatu untuk mereka kenakan di pernikahan mereka nanti.

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!