Bab 4

Wanto satpam Rania menjalankan rencananya untuk memfitnah Andi dan membuat drama agar Andi di pecat oleh Rania. Wanto sangat ingin menjadi orang kepercayaan dan yang paling di idamkan. Wanto pernah tetap memohon agar terus di pekerjakan karena ingin membuat Rania menaruh hati padanya dan menikah dengan dirinya.

Rania masih mempekerjakan dirinya karena almarhum suaminya berpesan agar membantu keluarga pak Wanto. Pria paru baya itu harus menghidupkan cucunya dan anaknya 10 tahun yang lalu, istrinya sudah tiada kini hanya seorang diri menghidupkan keluarga.

Rania tak tahu kalau Wanto memiliki niat yang buruk kepadanya, Andi sangat yakin bila Wanto pria tua itu akan melakukan rencana jahat kepada Rania.

Minggu depan adalah hari dimana anak-anak dari sekolah Bara dan Sasa mengadakan tour berwisata ke sebuah danau. Dan mereka akan mengadakan camping di sana, Andi di suruh Rania untuk ikut serta bersama mereka, karena Rania tak bisa menemaninya. Wanita itu ada tugas mendesak yang harus dilakukan dan di siapkan malam itu juga, sehingga Rania pun meminta maaf pada anak-anaknya. Dan sebagai gantinya Rania menyuruh Andi yang ikut mereka.

Semua perlengkapan keperluan Bara dan Sasa ada di dalam mobil yang di bawa oleh Andi, malam itu semua sudah di siapkan dan keesokan paginya tinggal berangkat saja.

Pagi-pagi sekali Rania sudah menyiapkan sarapan dan bekal makan siang mereka untuk di sana, walaupun ada juru masak yang di sediakan dari sekolah, tapi Rania tetap semangat menyediakan untuk anaknya.

Andi sangat menyukai Rania yang sangat rajin selalu ada untuk anaknya, walau tak bisa mendampingi saat ini. Anak-anak akan camping selama 2 hari saja, dan keesokan paginya mereka akan segera pulang kembali ke rumah.

Kesempatan itu di manfaatkan oleh Wanto untuk melakukan rencananya tersebut.

"Dah, mama...?!" ucap Sasa dan Bara anaknya.

"Ya sayang, hati-hati di jalan."

"Bara jaga adik mu, jangan biarkan ia sendirian bila melakukan apa pun di sana!" Rania menasehati dan mengingatkan Bara akan adiknya.

"Baik ma, jangan khawatirkan kami. Ada Om Andi yang menjaga." Bara berkata agar mamanya tidak terlalu memikirkan mereka.

perjalanan sungguh menyenangkan, semua murid naik bus sekolah, dan Andi mengikuti dari belakang. Semua sangat senang dan bersemangat sudah tidak sabar untuk bermain di alam terbuka. Sangat menyenangkan dapat berkumpul dengan teman dan melakukan banyak hal di sana pikir Bara dan Sasa.

Andi pun terus melaju mengikuti bus sekolah mereka, perjalanan kali ini memakan waktu selama 5 jam lamanya. Mereka berangkat dari pukul 8 pagi dan baru akan tiba di sana pukul di 1 siang bila tak ada kemacetan di jalan yang mereka tempuh.

Sedangkan dirumah, Rania setelah selesai sarapan dan mandi pagi, ia menyiapkan pekerjaannya yang begitu banyak, karena dua hari lagi Rania harus pergi ke luar kota untuk melihat lahan yang akan ia beli untuk membangun dan membuka kantor cabang perusahaannya.

Hari sudah senja, anak-anak akan bersiap untuk melakukan aktivitas berkumpul di api unggun. Bara dan Sasa meminta Andi untuk mengeluarkan tas mereka yang ada perlengkapan lampu dan yang lainnya. Andi pun mengambil dan mencoba untuk mencarinya namun tidak ada, akhirnya Andi kembali pulang pada saat itu juga untuk mengambil barang tersebut.

Iya pergi menempuh 5 jam perjalanan menjadi 3 jam dengan kecepatan penuh. Sampai di rumah, gerbang tidak ada yang menjaga, akhirnya Andi membuka pintu kecil masuk ke dalam dan membuka gerbang itu sendirian. Saat itu waktu menunjukkan pukul 20:00 malam, Andi pun memarkirkan mobilnya ke depan rumah yang besar itu.

"Lepaskan!"

"Kamu mau apa pak Wanto? kenapa begitu lancang masuk ke dalam kamar ini?!" Rania berkata kasar dengan pria tua itu.

"Aku sudah utarakan maksud ku kepada kamu bukan Rania?"

"Mengapa tak mengerti juga? Aku saat ini ingin kau menjadi milik ku."

"Selagi di rumah ini sepi dan tidak ada yang tahu hubungan kita." Wanto terlihat begitu mengerikan.

Rania sangat ketakutan, ternyata di balik tubuhnya yang sudah menua dan renta, ia juga tak tahu diri siapa ia sebenarnya. Rania mencoba melarikan diri keluar dari kamar anak-anaknya, saat itu ingin menyalakan lampu kamar mereka agar tetap terang walau tak ada orang di dalam.

Drap

Drap

Drap

Art Rania sedang menunaikan ibadahnya di dalam kamar, dan suara teriakan Rania juga gak akan terdengar dengan oleh mbok Inah saat itu.

"Tolong...!"

"Tolong...!"

Andi samar-samar mendengarnya, dan ia pun segera bergegas masuk ke dalam rumah dengan panik dan terburu-buru.

Bugh!

"Mas, tolong Rania mas. Pak Wanto ingin menyakiti Rania, ia sangat mengerikan."

"Aku takut sekali." Rania bersembunyi di balik tubuh Andi.

"Sialan! mengapa pria ini bisa ada di rumah malam-malam begini?!" gumam Wanto dalam hatinya.

"Kau masih baru jangan ikut campur urusan ku dengan majikan mu."

"Aku hanya menangis janji suaminya yang mengatakan harus menikah dengan ku." Wanto berbohong akan hal itu.

Rania segera menelpon polisi untuk datang ke rumahnya sekarang juga. Andi dan Wanto sedikit berkelahi, walau sudah tua tapi ia masih kuat untuk menangkis pukulan dari Andi ke wajahnya.

Bugh!

Swiss...

Wanto mengelak dan tak beberapa lama polisi datang kerumah tersebut, mbok Inah keluar dari kamarnya setelah mendengar suara sirine dari luar rumahnya. Wanto pun di tahan dan di borgol lalu di bawa ke kantor polisi saat itu. Mbok Inah yang tak mengerti apa-apa menjadi bingung dan bertanya pada Rania majikannya.

Rania pun menjelaskan dan mbok Inah terkejut, Andi saat itu mengambil tas milik anak-anak yang ketinggalan di dalam kamar. Dan Rania minta ikut bersama pria itu, ia shock dan takut berada dirumah, akhirnya Andi pun membawa Rania ke tempat camping Bara dan Sasa.

Anak-anak itu pun sangat senang ketika mengetahui mama mereka ikut berada disana juga.

Lita di rumahnya..

Wanita itu nekat akan mencari Andi dengan pergi ke kota Jakarta secara diam-diam tanpa orang tuanya tahu. Semua barang bawaannya sudah ia siapkan dan dititipkannya di rumah Manda sahabatnya, besok saat berangkat mengajar Lita akan pergi dengan bus yang berangkat pukul 8 pagi. Manda sahabatnya sudah melarangnya, namun ia masih tetap berkeras akan pergi mencari Andi saat itu juga.

Lita tak menyadari dan tidak memikirkan bagaimana ia akan di ibu kota nanti, sanak keluarga juga tak ada. Bahkan uang yang ia bawa juga hanya pas-pasan, Lita pergi dengan modal nekat dan berharap akan bertemu dengan Andi kekasihnya disana. Lita terlalu lugu dan tak berpikir panjang, orang tuanya pasti akan sangat marah dan kesal setelah tahu putrinya lebih mementingkan dan memilih Andi pria yang tanpa kejelasan.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Bangu Thry Wulandari

Bangu Thry Wulandari

semoga lita bertemu andi di kota..

2023-06-04

1

Pink Blossom

Pink Blossom

urungkn sj niatmu mbak lita,, mngkn saat km brtmu dg andi... tkut'y km akn d cmpakn olh'y dn d srh blik k kmpng🤧🤧

2023-06-01

1

Pink Blossom

Pink Blossom

ayo andi,, slmtkn rania

2023-06-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!