"Apa kau tak bisa jalan pergi ke kamar mandi sendiri?"
"Kalau begitu akan aku gendong kau sampai ke sana." pria itu menggodanya." ucapan pria itu membuat Lita berdiri dari duduknya.
"Aku bisa mandi sendiri dan berjalan kesana, hanya saja tas ku tidak ada di sini dan baju ku semua ada disana." Lita menjelaskan kendalanya.
"Baiklah, kau mandi saja dulu pakai pakaian yang ada di lemari di dekat kamar mandi." lemari itu milik kekasihnya.
Lita pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya yang telah kotor dan sedikit bau. Sedangkan pria itu menyuruh pelayannya melalui telepon yang ada di kamarnya untuk menyiapkan makanan dan membawanya ke dalam kamar miliknya.
Ketika Lita telah selesai mandi ia melihat banyak menu makanan di atas meja putih itu, dan pria itu duduk di dekat hidangan yang menggugah seleranya. Pria itu menghidupkan pemantik api lalu menyalakan rokok miliknya dan menghembuskan asap ke udara.
Tiba-tiba tanpa sengaja ia melihat ke arah Lita dan terperangah melihat Lita mengenakan one set kaos pink yang biasa Marisa kekasihnya kenakan.
"Apakah ia Marisa ku?"
"Dia sangat mirip sekali dengan Marisa yang hilang sepuluh tahun yang lalu, ketika kami masih duduk di bangku SMA." gumamnya dalam hati.
"Kau makan lah dulu, aku masih ingin menghabiskan rokok ini." ujarnya.
Lita berjalan dengan ragu, tetapi rasa lapar yang tak dapat ia tahan membuat dirinya tak menghiraukan keberadaan pria asing itu.
"Siapa nama mu?" tanya pria yang sedang menikmati rokoknya.
"Perkenalkan aku Ozan, dan tadi malam aku gak berbuat apa pun ke kamu."
"Jadi jangan khawatir dan jangan takut dengan aku."
"Aku ingin menolong kamu, tapi tak tahu caranya. Lagian kamu pasti gak akan percaya bila aku ingin menolong dan membawa kamu tinggal di rumah ku karena hari akan gelap."
"Orang baru seperti mu akan sangat gampang menjadi santapan preman ibu kota."
"Aku hanya bermaksud baik kok ke kamu." Ozan berkata dari tadi namun Lita hanya diam saja dan menikmati makanannya yang super lezat.
Lita benar-benar kelaparan, dari semalam ia hanya minum air saja tanpa mengisi perutnya dengan makanan. Wajar saja kali ini ia menjadi kalap sendiri, Ozan tersenyum melihat wanita itu, di mata Ozan ia benar-benar imut dan memikat hati Ozan.
"Baiklah, aku mau mandi dulu dan nanti kita sambung lagi tidur bareng nya." ucapan Ozan membuat Lita berhenti mengunyah makanannya.
"Hahaha..., aku hanya bercanda kok." Ozan pun berjalan mengambil handuknya dan pergi ke kamar mandi.
"Nama ku Lita, baru datang dari desa." Lita berbicara ketika Ozan melangkah kan kakinya menuju kamar mandi.
"Terima kasih sudah menolong ku." ucapnya kepada Ozan.
Ozan yang menghentikan langkahnya pun tersenyum di dalam hati atas ucapan yang Lita lontarkan kepada dirinya. pria itu lalu melanjutkan tujuannya untuk pergi ke kamar mandi membersihkan dirinya saat itu. Lita pun melanjutkan menikmati sarapan sekalian makan siangnya, iya bener-bener hampir mati sejak dari semalam sampai siang itu Ia baru dapat mengisi perutnya dengan makanan.
"Ternyata wanita itu bukanlah Marissa ku, tetapi mengapa dalam benakku sangat yakin, bahwa ia adalah Marissa 10 tahun yang lalu menghilang entah kemana." dalam benaknya Ozan.
Mulai saat itu Ozan pun membuat rencana agar wanita itu tidak pergi dari kehidupannya, Ia membuat sesuatu rencana agar wanita itu memberi jaminan atau membayar atas pertolongan yang telah Ia berikan hari ini. Dengan begitu Lita akan tetap berada di sisi Ozan karena ia tahu Lita tidak memiliki uang sepeserpun sekarang.
Ozan juga akan membawa Lita ke rumah kedua orang tua Marissa agar mereka melihat apakah Lita merupakan anak mereka yang hilang 10 tahun lalu. Tetapi Ozan tidak akan terburu-buru membawa wanita untuk datang ke rumah Marissa. Ozan masih ingin bersama Lita untuk beberapa hari lagi, dan mencari tahu mengapa Lisa sampai datang ke ibukota Jakarta.
****
Manda temannya Lita....
Setiap hari mana sangat gelisah memikirkan Lita yang berada jauh di ibukota Jakarta, Lita juga tidak memberi kabar hanya sekedar mengirim surat atau apapun itu. Manda jadi merasa bersalah pada dirinya dan juga kepada kedua orang tuanya Lita sebab Manda tak memberi tahu kedua orang tuanya lebih awal agar Lita tidak jadi pergi ke ibukota tersebut.
Manda benar-benar gelisah, bahkan malam hari pun Manda tak dapat tidur karena terus memikirkan Lita yang sendirian berada di ibukota untuk mencari Andi kekasihnya. Manda juga sangat merindukan sahabatnya itu, ketika pulang dari mengajar pasti selalu mereka jalan bersama. Sekarang Manda menahan rasa rindunya dan juga segala rasa dalam benaknya.
Orang tua Lita pun berencana akan mencari Lita putri mereka di kota, mereka tak ingin putrinya tak bisa kembali pulang berkumpul lagi. Akhirnya Manda sore itu mengatakan dan cerita tentang kepergian Lita yang sudah ia cegah namun Lita masih bersih kukuh untuk pergi juga.
Kedua orang tuanya Lita mengerti dan tidak mempermasalahkannya ke Manda teman Lita, mereka akhirnya memaafkan Manda lalu menyuruhnya pulang kerumah saat itu.
Sedangkan Orang tua Andi tak mau tahu urusan antara Andi dan Lita, bahkan anaknya sendiri pergi mereka tak perduli. Karena sudah sakit hati kepada Andi yang diam-diam menggadaikan surat rumah demi untuk mendapat uang biaya pergi ke Ibu kota Jakarta.
Andi telah menyusahkan kedua orang tuanya yang berada di desa, ia meninggalkan hutang untuk dibayar oleh kedua orang tuanya. Sementara uang dari hasil menggadaikan surat lamaran itu jika wanita untuk dirinya sendiri. sampai-sampai Pak RT dan kepala desa yang ada di tempat tinggal mereka pun mengetahui serta ikut menjelaskan kepada kedua orang tua Andi.
Kini seluruh desa telah tahu bagaimana kelakuan Andi dan juga kepergian Lita dari rumahnya, seluruh warga desa mengira mereka berdua telah pergi dari desa untuk menikah di ibukota. Begitu juga dengan keluarga Seno yang mengira bahwa Lita dan Andi pergi lari dari desa, untuk menikah karena tidak direstui oleh kedua orang tua.
Andi dan Lita pun menjadi bahan perbincangan di desa mereka sendiri, sampai-sampai Seno bertanya kepada Manda apakah semua isu itu benar adanya. Manda menolak dan menepis bahwa isu itu tidaklah benar, Lita pergi ke ibukota Jakarta hanya ingin menemui Andi di sana, setahu Manda mereka belum ada niatan untuk menikah lari dari orang tua. Manda juga yakin bahwa temannya Lita adalah wanita baik-baik dan tidak akan melakukan hal itu di luaran sana. akhirnya Seno pun merasa lega dan tidak berpikiran macam-macam lagi tentang Kita dalam hatinya hanya berdoa semoga kita tidak salah melangkah ataupun memilih pendamping hidupnya kelak.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Pink Blossom
kkshih'y sdh mninggl ya??
2023-06-01
2
🥑⃟Serina
dih bener" 🗿
2023-06-01
2
Ir Syanda
Ah ya ... ternyata Andi memang bener2 orang gak bener ...
2023-06-01
2