Lita di rumahnya..
Wanita itu nekat akan mencari Andi dengan pergi ke kota Jakarta secara diam-diam tanpa orang tuanya tahu. Semua barang bawaannya sudah ia siapkan dan dititipkannya di rumah Manda sahabatnya, besok saat berangkat mengajar Lita akan pergi dengan bus yang berangkat pukul 8 pagi. Manda sahabatnya sudah melarangnya, namun ia masih tetap berkeras akan pergi mencari Andi saat itu juga.
Lita tak menyadari dan tidak memikirkan bagaimana ia akan di ibu kota nanti, sanak keluarga juga tak ada. Bahkan uang yang ia bawa juga hanya pas-pasan, Lita pergi dengan modal nekat dan berharap akan bertemu dengan Andi kekasihnya disana. Lita terlalu lugu dan tak berpikir panjang, orang tuanya pasti akan sangat marah dan kesal setelah tahu putrinya lebih mementingkan dan memilih Andi pria yang tanpa kejelasan.
*****
Sampai di Ibu kota Jakarta....
Lita turun dari bis yang ia naik, dengan mata kantuknya ia merogoh kantong tasnya untuk mengeluarkan dompetnya untuk mengambil uang membeli minuman. Lita kebingungan sebab dompetnya tak di temukan dimana pun, bahkan ia tak tahu siapa yang mengambilnya. Lita menangis di pinggir jalan terduduk lemas di sana, semua orang hilir mudik melewatinya dan hanya menatap tanpa ada yang perduli sama sekali.
"Hai mbak? kenapa kok sedih?!" seorang pria menyapa Lita di sana.
Lita memutar pandangannya ke arah pria tersebut dan melihat botol minuman yang pria itu pegang. Pria itu pun menjadi bingung sebab Lita menatap botol minuman yang ia pegang sambil menelan saliva nya.
"Mbak kehausan ya? Mau minum?"
"Tunggu sebentar, akan saya ambilkan minum untuk mbak." ucap pria tanpa ia kenal.
Pria itu kembali ke warung yang ada disana, membelikan sebotol air mineral yang baru untuk Lita yang masih menunggu pria itu.
"Makasih ya mas," ujar pria itu ke pemilik warung.
"Oke sip, barang bagus tuh!" pemilik warung berseru.
pria itu kembali menghampiri Lita, dan menyerahkan botol mineral yang baru ia belikan. Lita pun dengan cepat dan tanpa rasa curiga langsung menenggaknya sampai air itu hampir habis.
"Ternyata wanita ini haus sekali, mungkin saja ia juga lapar." gumamnya dalam hati pria itu.
"Mbak mau ke mana biar saya hantarkan saja. Kebetulan saya membawa mobil dan bisa mengantar mbak nya." pria yang tak ia kenal itu sangat manis sekali bicaranya.
Tanpa sadar Lita pun mengikutinya, dan tak mengatakan apa pun atau menjawab pertanyaan pria itu. Lita bergerak tanpa kesadaran, pikirannya sudah kosong dan hanya mengikuti arahan yang pria itu ucapkan saja. Lita masuk ke dalam mobil milik pria tersebut, dan mereka pun pergi entah kemana.
Lita hanya diam dan tak melakukan apa pun, tiba-tiba Lita tertidur disaat pria itu menyuruhnya tidur di dalam mobil miliknya. Sampailah di sebuah rumah yang tidak terlalu besar, namun cukup elit terlihat.
"Bawa wanita ini ke kamar ku."
"Setelah itu jangan ada yang mengganggu ku malam ini." perintah dari pria tersebut.
Malam semakin larut, dan tak ada yang berani mengetuk atau pun mengganggu pria itu di kamar bersama wanita tersebut. Sepanjang malam Lita tertidur dan pria itu menatap wajahnya, matanya berkaca-kaca saat menatap Lita di sampingnya. Pria itu sampai tidak tidur karena terus mengagumi wajah Lita yang sedang tertidur itu.
Disaat matahari masuk dari cela jendela kamar itu, Lita terbangun dan memegangi kepalanya yang pusing akibat terlalu lama tidur pikirnya.
Matanya terbuka dan melihat di sekelilingnya dengan rasa heran, Lita pun terkejut saat melihat pria asing berada di kamar itu juga bersamanya. Pria itu terkejut mendengar suara teriakan Lita yang begitu keras, padahal ia baru saja tidur di pagi hari karena merasa sangat mengantuk.
Dengan kesal pria tersebut menutup mulut Lita dan mengancamnya bila berteriak lagi. Lita pun mengerti dan tak akan berteriak kembali, ia ketakutan saat pria itu begitu dekat dengannya. Akhirnya Lita duduk di sudut dan menjauh dari tempat pria itu berada.
"Dasar wanita, sedikit ada apa-apa selalu berteriak!"
"Apa tak ada hal lain yang bisa dilakukan selain berteriak?!" pria itu kembali naik ke kasur dan melanjutkan tidurnya kembali.
****
Sementara Andi dan Rania serta anaknya sangat berbahagia berada di alam bebas, pekerjaan Rania juga sudah selesai, jadi pikirannya sedikit ringan karena berada di sekitar anak-anak sekolah merasa terhibur juga.
"Mas, terima kasih sudah menolong ku tadi malam. Kalau tidak ada mas mungkin Rania sudah..." kata-kata nya terhenti.
"Stttts..., tolong jangan di teruskan. Saya tak bisa bayangkan bagaimana jika itu sampai terjadi." jari telunjuk Andi menempel di bibir Rania.
Rania pun terdiam dan merasa bersyukur sebab ada pria yang melindunginya. Kini Wanto harus mendekap di penjara, dan sudah tidak bekerja lagi di rumah Rania. Dengan cepat wanita itu mencari ganti satpam untuk menjaga rumahnya keesokan harinya. Tapi Rania masih trauma dengan apa yang terjadi padanya, sehingga ia menceritakan kejadian itu kepada Oma berterus terang.
Akhirnya Oma menyuruh Rania untuk menikah lagi agar ada seorang pria di rumahnya yang bisa menjaganya dan juga menjaga anak-anaknya. Tetapi Rania sangat kesulitan untuk mencari calon suami yang benar-benar tulus kepadanya. Bukan hanya sekedar melihat kecantikan dan kekayaan yang Rania miliki, wanita itu benar-benar selektif dalam urusan hati dan pendamping.
Rania pun mencoba untuk pendekatan dengan beberapa pria yang ada di sekitar pekerjaannya, baik itu klien dan juga pemilik perusahaan lain yang bekerjasama dengannya. Tetapi semua tidak ada yang nyantol di hati wanita itu, bahkan anak-anaknya semua pada tidak menyukai mereka menjadi papa nya.
Semua satu persatu pun mengundurkan diri dan tak ingin mendekati Rania lagi. Wanita itu menjadi bingung dan murung, karena tak ada pria yang benar-benar bisa membuat hatinya nyaman dan juga nyaman bersama anaknya.
Lalu tanpa sadar Rania melirik ke arah Andi yang sedang bersama anak-anaknya bermain di kolam renang. Rania menatap Andi yang begitu akrab dengan anaknya dan sudah sangat klop dengan keluarganya sendiri. Membuat Rania berencana akan bertanya kepada Andi tentang dirinya yang sudah menikah apa belum.
Rania pun berencana akan bertanya kepadanya nanti malam setelah anak-anak sudah pada tidur, dan ia sangat ingin bersama dengan Andi saja dari pada dengan yang lain.
"Anak-anak pasti akan setuju bila aku menikah dengan Andi."
"Namun bagaimana dengan Oma ya?"
"Nanti aku coba bicarakan hal ini dengan mama, dan meminta restunya untuk menikah dengan Andi."
"Aku rasa gak ada salahnya bila menikah dengan supir pribadi sendiri." ujar dalam hati Rania.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Pink Blossom
ya nggk slh sih,, tp km hrs mncri tw dlu ttg andi,, ap dia sdh pny kksih ap blm,, klo ujug² nikh sm andi kn ksian lita'y🤧🤧
2023-06-01
2
Pink Blossom
jgn lpakn kbradaan andi, mbak🤭 tp dia sh pny kksih sih😅
2023-06-01
2
Pink Blossom
ya gmna gk brtriak mas'e org tb² bngun enth d mna tw ad d kmr brsm pria asing,, yo psti kget atuh😁
2023-06-01
0