Bab 8

Andi dan Lita pun menjadi bahan perbincangan di desa mereka sendiri, sampai-sampai Seno bertanya kepada Manda apakah semua isu itu benar adanya. Manda menolak dan menepis bahwa isu itu tidaklah benar, Lita pergi ke ibukota Jakarta hanya ingin menemui Andi di sana, setahu Manda mereka belum ada niatan untuk menikah lari dari orang tua. Manda juga yakin bahwa temannya Lita adalah wanita baik-baik dan tidak akan melakukan hal itu di luaran sana. akhirnya Seno pun merasa lega dan tidak berpikiran macam-macam lagi tentang Kita dalam hatinya hanya berdoa semoga kita tidak salah melangkah ataupun memilih pendamping hidupnya kelak.

*****

Malam Hari di rumah Oma...

"Ma, Rania ingin membicarakan sesuatu hal penting ke mama."

"Dan ini merupakan mengenai kehidupan masa depan Rania dan cucu Oma juga." Rania berbicara dengan sangat hati-hati.

"Kamu sudah menemukan calon pendamping kamu?!" Oma langsung memotong pembicaraan Rania dan langsung pada intinya saja.

"I, iya ma, Rania sudah memilih seorang pria yang juga sudah mama kenal selama ini."

"Dan pria itu adalah Andi supir pribadi Rania." ujar Rania berterus terang.

Oma hanya diam saja dan sudah menduga, pasti Rania memilih Andi untuk menjadi pendampingnya. Sebenarnya dari jauh hari Oma sudah tahu, dan merestui bila Andi bersama Rania. Namun Oma tak ingin mengatakannya, ia ingin putrinya memilih sendiri keinginannya.

"Mama tidak mempermasalahkannya, semua itu ada pada diri kamu, dan mama hanya tinggal merestui saja." Oma pun merestui mereka berdua.

"Mas, kamu mau kan menjadi papa buat anak-anak ku?" Rania mengatakan langsung pada Andi di depan mamanya sendiri.

"Tentu saja aku mah mengapa aku harus jika memang dirimulah jodoh tentang diriku saat ini."

"Namun ada sesuatu yang memberatkan diriku, Aku adalah orang miskin dan hanya bekerja menjadi sopir. Apakah kau tidak akan malu menikah denganku nanti?" Andi mempertanyakan status dirinya bila menikah dengan Rania.

"Masalah itu sudah aku pikirkan mas, nanti akan aku ajarkan mas mengenai bisnis dan bagaimana cara mengelola perusahaan."

"Setelah mas mengerti dan paham semua itu, mas yang akan berada di kantor mengelola perusahaan."

"Rania nanti akan membantu mas sedikit demi sedikit dari rumah."

"Mas di kantor, Rania akan dirumah dan berencana akan membuka bisnis skincare dari rumah." ujar wanita itu dengan senangnya.

Sudah sejak lama Rania ingin membuka toko skincare brand miliknya, namun terkendala dengan urusan kantor dan perusahaan yang tak dapat ia tinggalkan walau sebentar. Sehingga skincare brand miliknya harus di pending sudah sangat lama. Rania juga akan membuka pabrik sendiri agar lebih terjamin kualitasnya.

Rania pun berpikir semenjak adanya Andi, Rania sedikit lebih santai dan dapat mewujudkan impiannya memiliki brand skincare sendiri. Begitu banyak yang bisa Rania lakukan bila perusahaan sudah ada yang memegang dan mengelolanya.

"Akhirnya aku akan menjadi orang kaya raya dan sukses."

"Memiliki istri yang cantik dan kaya adalah impian lelaki yang hidupnya miskin seperti ku."

"Hahaha..., tak sia-sia akting ku selama beberapa bulan ini. Mereka semua telah tertipu, dan aku akan hidup enak dan senang tak seperti di desa, bekerja keras tapi tak bisa kaya raya."

"Sementara di sini hanya duduk, tanda tangan dan miting sana sini, uang datang sendiri." Andi merasa senang dan memiliki uang yang banyak.

****

Ozan pun membawa Lita ke luar rumah dan berjalan-jalan bersamanya ke pantai, Ozan mengenang masa lalu bersama Marisa kekasihnya. Sampai di sana Ozan bertanya kepada Lita tujuannya ke kota Jakarta, karena ia dari desa bisa sampai ke Jakarta pasti ada tujuannya.

Lita pun menceritakannya walau sedikit ragu dengan Ozan pria yang baru ia kenal. Tetapi hanya Ozan yang bisa ia tanyakan dan membantunya untuk mencari Andi di kota yang besar itu. Lita menceritakannya kepada Ozan bahwa ia sedang mencari seseorang yang sangat penting dalam hidupnya.

Ozan akhirnya mengerti dan dengan senang hati Ozan akan membantu Lita untuk mencari orang tersebut. Lita pun senang mendengar perkataan Ozan, sampai sangking senangnya ia memeluk Ozan tanpa sadar.

Ozan merasa seperti Marisa yang memeluk dirinya, Lita sadar dengan cepat melepaskan pelukan itu.

"Maaf saya tak sengaja melakukannya, dan..." suara Lita terhenti seketika.

"Tak apa, aku bisa menerimanya kok." Ozan tersenyum menampakkan giginya.

Ozan seorang pengusaha muda yang sangat terkenal, namun sangat sulit dapat di taklukkan hatinya. Banyak dari wanita karyawan dan rekan bisnisnya yang mencoba meluluhkan hatinya, tak ada seorang pun yang dapat mengubahnya untuk membuka hati dari Marisa yang telah menghilang.

Bahkan Rania juga sudah mengetahuinya, tak ingin mencoba dengan berondong sukses itu. Ozan terlahir dari keluarga kaya raya, dan papanya sudah meninggal dunia. Ia anak satu-satunya dari keluarga Anggara memiliki beberapa perusahaan dan saham dimana-mana.

Ozan selalu tinggal di rumah minimalis dan tak mau tinggal di rumah mewah milik papanya. Karena baginya tinggal disana seperti di penjara, dan teman-temannya tak ada yang mau datang mengunjunginya. Sehingga Ozan lebih memilih tinggal di rumah minimalis dan tinggal bersama pelayannya.

Lita tak tahu kalau Ozan itu anak orang kaya, karena penampilannya yang sangat biasa seperti orang biasa pada umumnya. Begitu sederhana dan menarik, Lita pun sekarang sudah tidak merasa takut lagi kepada pria itu. Setiap malam Ozan menyuruh Lita untuk tidur di kamarnya, sedangkan dirinya tidur di kamar tamu, atau tidur bersama temannya jika datang berkunjung dan menginap di rumah itu.

Semua teman-temannya diperkenalkannya ke Lita, mereka semua sangat baik kepada Lita. Dan teman Ozan semuanya pebisnis muda yang sedang berkembang, mereka selalu meluangkan waktu sebulan sekali untuk berkumpul dan bersenang-senang dimana saja.

Jiwa mereka masih bergejolak, masa muda begitu melekat dalam diri mereka, sehingga semuanya masih suka nongkrong dan bermain bersama.

Lita bermimpi, Andi sudah tak mencintainya lagi, lebih memilih wanita yang sudah berumur ketimbang bersamanya dan menikah. Lita pun menangis dan ia patah hati, air matanya benar-benar jatuh ke bantal dan membasahinya.

Lita terbangun dengan merasa sedih, baginya mimpi itu sangat nyata dan begitu membuatnya hancur.

Tok

Tok

Tok

Terdengar suara pintu yang di ketuk dari luar, Lita segera beranjak dari kasurnya berjalan menghampiri pintu dan membukanya.

"Selamat pagi tuan putri tidur...?" Ozan kembali bercanda.

Lalu pria itu menyadari ada air mata di pelupuk matanya Lita. Ozan pun bertanya kepada Lita mengapa ia menangis dan mengkhawatirkannya.

"Apa yang terjadi? Kenapa kamu terlihat sedih?" Ozan mencoba menghapus air mata itu.

"Tidak apa-apa hanya mimpi buruk saja, jadi aku merasa sedih dan teringat dengan orang tua ku di desa." Lita sengaja berbohong. Ia tak ingin Ozan mengetahui mimpi yang ia baru saja mimpikan.

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!