Bab 2

Andi pun beristirahat dan tertidur pulas di kamarnya, saat itu baru menyadari bahwa dirinya belum makan. Satpam itu pun mengetuk kamar Andi dan memberikannya sebungkus nasi titipan Rania dari rumah mamanya yang sedang arisan tersebut. Andi dan satpam itu pun menjadi akrab satu sama lain, Andi banyak bertanya kepada satpam itu tentang Rania.

Satpam itu mengatakan bahwa majikannya itu sangat baik, dan juga sayang keluarga. Satpam itu tak berani mengatakan hal yang lain lagi karena ia merasa tak ingin bicara kepada Andi yang baru saja ia kenal. Tetapi Andi sudah merasa ada sesuatu yang mencurigakan dari satpam tersebut, sikapnya yang begitu ramah kepada Rania. Padahal dirinya sudah berumur dan seharusnya sudah bisa pensiun dari pekerjaannya itu.

******

Ketika hari sudah malam Rania pun pulang kerumahnya bersama anak-anak. Mereka terlihat kelelahan dan segera tidur di dalam kamarnya. Namun tiba-tiba Rania malam itu datang ke kamar Andi dan mengetuk pintu kamar itu.

Tok, tok, tok...

Andi terkejut diliriknya jam dinding yang ada disana sudah pukul 23:15, dalam benaknya ia bertanya siapa yang mengetuk pintu kamarnya malam-malam begini.

Ceklek...

Pintu dibuka oleh Andi, pria itu menatap Rania sudah berada di depan pintu tersebut. Andi terkejut melihat wanita yang nantinya akan menjadi majikannya saat itu. Wanita itu begitu cantik tanpa riasan sedikit pun di wajahnya, Andi melamun menatap Rania tanpa sopan.

"Ah, maaf ya mbak. Saya tidak sopan menatap mbak nya." ujar Andi yang tengah sadar dengan sikapnya.

"Gak apa mas, saya hanya mau bilang kalau besok anak-anak akan berangkat pukul 7 jadi mas harus sudah menyiapkan mobil pukul 06:30 wib." ujar Rania.

Andi mengerti dan besok adalah hari pertama ia akan bekerja disana. Rania pun pergi untuk masuk kembali ke dalam rumah dan lanjut untuk tidur. Malam itu Andi pun cepat tidur, dan tak akan mengecewakan Rania dengan bangun lebih awal.

Keesokkan pagi....

Andi sudah siapkan mobil dari pukul 6 pagi karena kunci mobil sudah dengannya, lalu mbok art Rania datang menghampiri Andi untuk menyuruh pria itu sarapan terlebih dahulu. Namun Andi tak bisa sarapan terlalu pagi, ia sudah terbiasa sarapan pukul 8 pagi, sehingga Andi menolak untuk sarapan.

"Mbok, nanti saja saya sarapan pulang mengantar anak berangkat ke sekolah saja, sekalian menjemput Bu Rania untuk ke kantornya." Andi menjelaskan akan dirinya yang terbiasa sarapan pukul 8 pagi.

"Baiklah kalau begitu mbok letakkan saja di meja kecil tempat sarapan kamu ya nak." mbok pun berlalu setelah mengatakan itu.

Andi pun mengucapkan terima kasih sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya tanda menghormati si mbok. Tak beberapa lama Bara berusia 16 tahun dan Sasa 10 tahun masuk ke dalam mobil dan segera berangkat ke sekolah. Andi melihat anak-anak Rania tampan dan cantik, mereka terlihat seperti anak blasteran. Andi sangat suka melihat mereka yang sedari tadi membaca bukunya. Hari ini Andi belum begitu tahu dimana lokasi sekolah mereka, Bara lah yang menunjukkan jalan kepada Andi yang duduk di sampingnya.

Setelah itu Andi kembali ke rumah untuk menjemput Rania dan menghabiskan sarapannya karena perutnya sudah merasa kelaparan. Satpam itu ketika mobil akan keluar dari gerbang untuk ke kantor ia begitu ramah kepada Rania. Sedangkan ketika tadi pagi ia diam saja tanpa menyapa anak-anak Rania yang akan pergi ke sekolah.

Rania tak menyadarinya, dan malah bersikap baik kepada pria paruh baya yang seharusnya sudah pensiun dari pekerjaannya.

Andi tak mengatakan apa pun hari itu, iya sangat mengagumi Rania pagi hari itu dengan blazer hitam rok span pendek ini digunakannya membuat Rania terlihat sangat cantik dan modis.

Sedari tadi Andi terus saja mencuri pandangan untuk dapat bisa melihat Rania yang berada duduk di belakang. Wanita itu udah pernah terlihat sempurna di mata Andi, iya hampir saja menabrak seseorang tanpa ia sadari.

"Awas mas!" ujar Rania.

Ciiitttty.....pedal rem pun langsung diinjak oleh Andi, Rania begitu terkejut dan syok melihat mobil mereka akan menabrak seseorang.

"Astaga..., Apa yang sedang kamu pikirkan Mas? kita bisa mendapat masalah bila kau menabraknya tadi." hujan Rania yang sedikit shock.

"Maafkan saya buk, saya tadi..." Andi terdiam tak jadi melanjutkan ucapannya.

"Sudahlah, lain kali berhati-hati bila menyetir."

"Saya sudah hampir terlambat, ayo kita jalan kembali." Rania terlihat sedikit kesal.

"Apa yang sudah aku perbuat tadi?!"

"Aku hampir saja keceplosan akan berkata ini semua karena melihat ia yang begitu mempesona ketimbang Lita di desa." gumamnya dalam hati.

Andi sementara tetap stay di parkiran kantor, ia baru akan kembali ke sekolah menjemput Bara dan Sasa pada pukul 2 siang nanti. Setiap jam makan siang para supir mendapat makan siang gratis dari kantin kantor tersebut. Setiap hari menu mereka selalu berganti-ganti dan begitu enak rasanya. Andi baru merasakan yang namanya omlet alias telur dadar yang begitu banyak isiannya.

Rasanya juga sangat berbeda dari yang biasa ibunya masak di desanya. Makan di kantin seperti makanan di cafe versi di desanya Andi, tapi soal rasa sangat berbeda jauh sekali. Andi sangat suka makan di sana, kini pria itu ketagihan dengan makanan ibu kota saat ini, maklum Andi anak desa dan belum pernah ke kota besar.

Sekarang sudah pukul 2 siang, Andi pun keluar untuk menjemput Bara dan Sasa di sekolahnya. hari ini melupakan hari yang mengalahkan bagi kedua anak Rania, mereka pun bercerita dan mengeluh kepada Andi saat berada di dalam mobil. Andi pun mencoba untuk mendekatkan dirinya kepada para dan juga Sasa, iya menanggapi cerita mereka dengan sedikit memberi candaan agar tidak terlalu formal.

Bara dan Sasha sangat menyukai serta cerita nyeleneh dari Andi siang itu, semua itu membuat kedua anak Rania menjadi sedikit terhibur dan tidak mengeluh kembali. Mulai sejak saat itu Bara dan Sasa semakin dekat dengan Andi sopir pribadi Rania. Setiap harinya ada saja cerita Andi untuk ia sampaikan dan ia ceritakan kepada kedua anak tersebut.

Melihat akan hal itu satpam pribadi yang menjaga gerbang Rania merasa tidak senang melihat Andi. Satpam itu merasa Andi akan menjadi musuhnya dalam mendapat perhatian dari keluarga Rania. satpam itu pun mulai menyusun rencana bagaimana membuat Andi dapat dikeluarkan dari rumah Rania.

*****

Sementara Lita yang berada di desa setiap hari selalu menunggu kabar berita dari Andi yang berada di kota. Sedangkan Andi tidak memperdulikan Lita yang ada di desa, Andi sama sekali tidak mengirim kabar karena ia belum dapat menghasilkan uang sedikitpun. Andi berencana akan mengirim Lita uang untuk ditabung sembari memberinya kabar dengan sepucuk surat lewat pos yang ada di kantor kepala desa.

Terpopuler

Comments

Ir Syanda

Ir Syanda

"Mengagumi kecantikan ibu," jawab Andi dalam hati 🤣🤣

2023-05-26

1

Pink Blossom

Pink Blossom

Andi sdh mulai goyah nih,, ingt sm tujuanmu ya andi,, jgn cmpkn lita

2023-05-25

2

🥑⃟Serina

🥑⃟Serina

hayoloh Andi, nggak boleh begitu 😁

2023-05-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!