Bab 17

Saat ini gadis itu masih perlu kita pantau terus, dan luka itu tak bisa kita hanya melakukan sekali operasi saja dan mengangkat sekaligus begitu saja, karena bisa fatal urusannya. Kami akan upayakan segera untuk kesembuhan dirinya pak Ozan, mari kita bersama-sama berdoa." dokter menepuk bahu Ozan.

Ozan kembali mengingat ucapan dokter kepadanya tadi saat di ruangannya. Sambil menatap wajah Lita, yang sedang terpejam istirahat di kasurnya. Ozan tak tega jika keluarga Willson mengetahui semua itu, tapi menyembunyikannya juga bukan hal yang baik pikir Ozan.

****

Sebulan sudah berlalu, Lita sudah keluar dari rumah sakit. Namun belum bisa untuk di operasi sekali lagi karena masih butuh waktu yang tepat. Dan mereka masih menyuruh Lita tetap kontrol biar bagaimana pun, Ozan ingin Lita benar-benar sembuh.

Saat di rumah sakit, Lita tak dapat pergi ke desanya sementara Ozan sudah berjanji padanya, maka Ozan pun membuat rencana akan pergi bersama Lita mengunjungi kedua orang tua Lita di desa. Mbok pun menyiapkan semua pakaian dan beberapa keperluan lainnya, pak Jon juga ikut menyiapkan mobil mengecek semua mesin agar tak ada kendala saat di bawa jalan ke desa Lita.

Wanita itu sangat senang hingga ia tak lupa membelikan berbagai macam oleh-oleh dan pakaian untuk orang tuanya. Ozan sangat suka melihat Lita yang begitu semangat dan ceria membuat dirinya tampak sangat lucu dan imut di matanya. Akhirnya keesokan harinya pagi-pagi sekali mereka berangkat ke desa tempat tinggal kedua orang tuanya. Ozan dan Lita duduk di belakang, Ozan selalu memperhatikan Lita dan selalu perhatian akan diri wanita itu.

Rosa dan Andreas juga sudah tahu kalau mereka pergi ke desa, hingga Rosa tak datang mengunjungi Lita ke rumah Ozan untuk tiga hari ke depan. Semenjak mengetahui Lita tinggal bersama Ozan, hampir setiap hari Rossa dan Andreas saat pulang dari kantor, mereka selalu singgah untuk melihat Lita di sana. Begitu juga dengan Oma yang selalu meminta sopirnya untuk mengantar dirinya ke rumah Ozan.

Sampai suatu hari ketika Lita pergi bersama Ozan untuk mengecek dan kontrol ke rumah sakit, diam-diam Ozan sudah memberitahu kepada dokter untuk mengecek DNA gadis itu. Dan keluarga Willson juga mengambil sampel darah milik Andreas, untuk diperiksa dan disamakan dengan jenis golongan darah yang Lita miliki. Dalam beberapa hari hasil cek DNA tersebut akan keluar, Mereka pun akan mengetahui Lita itu anak mereka atau bukan.

Sampai di desa tempat tinggal orang tua Lita...

Jam menunjukkan pukul 22: 00 Malam, desa itu begitu gelap sunyi dan juga sepi. Lita masih mengingat jalan menuju ke rumahnya, rumah Lita tampak begitu sederhana namun saat ini rumahnya terlihat tidak begitu terawat. Lita pun merasa heran melihat keadaan rumahnya yang begitu semrawutnya di luar pekarangan.

Brem...

Irwan yang belum tidur mendengar suara mobil di depan pekarangan rumah miliknya, dalam hati ia bertanya," siapa yang datang dan memarkirkan mobil di depan rumah ya?" Irwan pun berjalan menghampiri jendela depan rumahnya.

Ia bermaksud ingin mengintip dari dalam rumah, agar mengetahui siapakah yang datang dan memarkir mobilnya di depan halaman rumahnya. Irwan pun coba melihat dan menyimak gorden jendela rumah namun ia tak begitu jelas melihat orang yang ada di luar rumahnya tersebut.

Tok

Tok

tok

"Assalamualaikum, Ayah..., ibu..., ini Lita pulang." ujar seseorang dari luar rumah Irwan.

Sontak Irwan terkejut dan sangat hapal dengan suara yang saat ini sedang berbicara dari luar rumahnya. Irwan segera berjalan mengambil kunci dan kembali lagi ke arah pintu untuk membuka pintu rumahnya dan melihat secara langsung apakah hatinya itu benar.

Ceklek...

"Lita?!" Irwan sangat terkejut langsung memeluk anaknya.

"Ayah..., Lita pulang yah..., hiks, hiks..." Lita menangis dalam pelukan ayahnya.

"Alhamdulillah, kamu baik-baik saja nak.., ayo masuk jangan hanya di pintu saja." ujar ayah Lita mempersilahkan Ozan dan supirnya untuk masuk ke dalam.

"Bu..., ibu...!" Lita masuk ke dalam kamar untuk memanggil ibunya.

Yang Lita tahu ibunya jam segini pasti sudah tidur karena esok harus bangun pagi-pagi sekali untuk siapkan bekal di bawa ke ladang.

"Loh, kok gak ada?!" Lita berkata dalam hatinya.

"Ayah, ibu dimana? kok gak ada di kamar? apa ada di kamar Lita ya karena kangen jadi tidur disana?!" Lita berjalan cepat untuk masuk ke dalam kamar miliknya.

Namun Lita tak juga menemukan ibunya disana, Lita menjadi heran dan aneh, ayahnya pun hanya diam dan belum mengatakan apa pun saat itu. Lita mencari ibunya lagi ke dapur, Lita pun berteriak memanggil ibunya sekali lagi.

"Bu...! Lita pulang, dan sangat rindu pada ibu. Apa ibu tak merindukan aku? Ibu masih marah kah sama Lita?" Lita tetap tak melihat ibunya di dapur.

Ayah menangis, dan menghampiri Lita yang kebingungan mencari ibunya, Irwan langsung memeluk putrinya itu sambil menangis.

"Sudah Lita jangan kau cari lagi ibu mu, ia sudah pergi untuk selamanya meninggalkan kita." Irwan tak sanggup mengatakannya.

"Apa, apa maksud ayah?!" Lita menjauh dan melepaskan pelukan dari ayahnya.

Ozan yang mengerti akan perkataan ayahnya berjalan menghampiri Lita dan memeluk wanita itu.

"Apa yang ayah katakan itu pasti tidaklah benar, ibu pasti setiap hari menunggu aku untuk pulang di depan pintu kan yah..?!" Lita menolak Ozan.

"Iya kan yah...! ibu tak pernah meninggalkan Lita sama sekali. Aku tahu ibu bagaimana!" Lita menatap ayahnya yang tak sanggup melihat anaknya.

"Ibu...! ini Lita pulang Bu!" Ia terduduk dilantai rumahnya.

"Ibu boleh marahi Lita, dan kalau perlu pukul lah aku! tapi jangan pernah tinggalkan Lita Bu..!" ia menangis.

"Lita sangat merindukan ibu, Lita ingin memeluk mu Bu." Ozan memeluk Lita dan ia terlihat lemas karena emosinya sudah banyak terkuras.

Ozan dan Irwan memapah Lita untuk duduk di kursi, Irwan mengambil air untuk Lita minum agar emosinya sedikit tenang dan stabil. Ozan merasa sedih melihat kehidupan gadis itu, kekasih yang berkhianat, ibu yang pergi untuk selamanya membuat begitu pahit yang harus ia jalani. Lita pun di bawa masuk ke dalam kamarnya agar beristirahat, Ozan takut kenapa-kenapa dengan kondisi kepalanya nanti akibat terlalu shock.

Irwan, Ozan dan Pak Jon duduk bersama di ruang tamu, Irwan ayahnya Lita pun menjelaskan kronologi meninggalnya Sari ibunya Lita. Dan pak Irwan berjanji akan membawa mereka semua ke makam Sari ibunya Lita. Sekalian Lita akan melepas rindu kepada ibunya disana, karena hari sudah sangat larut malam, Irwan pun mengajak mereka untuk tidur karena sudah lelah dengan perjalanan jauh. Akhirnya Ozan dan pak Jon pun tertidur dengan lelap, malam itu Lita tidur sambil mengigau memanggil ibunya kembali sekali lagi.

BERSAMBUNG....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!