Namun isu itu masih belum di pastikan, karena undangan belum ada tersebar, Ozan masih akan membuat Lita tidak akan bertemu dengannya. Ozan tak ingin Andi membohonginya lagi dan Lita harus melakukan apa yang akan di katakan pria itu kepada Lita.
Ozan tahu pasti pria itu bukanlah pria baik dan bertanggung jawab, Ozan akan memasukkan Lita ke sekolah anak panti yang di kelola oleh Ozan sendiri, alias sekolah panti gratis khusus untuk anak-anak panti dan anak yatim piatu lainnya yang tak mampu untuk sekolah di tempat yang lain. Begitu banyak usaha dari papanya Ozan namun tak lupa juga untuk menyantuni orang yang kurang mampu di sekitarnya.
*******
Andi sekarang sudah mulai belajar mengenai bisnis di perusahaan Rania, bagaimana mengelola perusahaan agar menjadi berkembang dan menjadi jaya. Kebetulan Rania ingin mengundang Ozan ke rumah Rania, untuk dapat mengajarkan ilmu tentang bisnis perusahaan.
Ozan pun langsung menyambutnya dan berjanji akan datang ke perjamuan dan undangan makan malam di rumah Rania. Ozan juga ingin mengetahui seperti apa lelaki yang sudah menyakiti Lita yang seperti Marissa kekasihnya.
Lita di suguhkan beberapa sekolah yang lain selain sekolah panti milik Ozan, dan ia di perbolehkan untuk memakai laptop milik Marisa yang ada di kamar itu juga. Ozan pun permisi kepada Lita karena ada pertemuan dengan teman bisnisnya sehingga malam ini tak ada waktu untuk bersamanya.
"Aku tidak keberatan mas, pekerjaan dan bisnis memang harus kamu utamakan."
"Namun harus lihat situasinya juga, lain kali kita bisa bersama dan menghabiskan waktu." Lita bisa mengerti pekerjaan bagi Ozan sangatlah penting.
Dia sangat gigih sehingga menjadi pebisnis di masa muda bukanlah hal yang mudah bagi dirinya, bukan hanya karena papanya kaya raya. Kalau buka karena ada kemauan dan kemampuan mana mungkin akan bisa tetap bertahan menjadi yang teratas.
Sementara lita sibuk dengan laptopnya, Ozan pun pergi ke rumah Rania, dengan gaya yang tidak terlalu formal, Ozan datang dengan buah tangannya. Rania selalu terpesona dengan kepribadian Ozan, penampilannya di segala tempat sangat sempurna bahkan hampir perfeksionis.
Wajar saja banyak wanita yang sangat menginginkan menjadi kekasih Ozan saat ini. Masih muda berbakat dan sudah sukses dengan perusahaannya yang paling teratas.
Namun ia sangat sederhana dan tak mau dipandang karena harta milik papanya.
"Silahkan masuk, dan perkenalkan ia adalah Andi calon suami saya nanti."
"Dialah yang aku ingin kau perlihatkan dan mengajarinya sedikit ilmu tentang dunia perusahaan dan bisnis." Rania tersenyum dengan manisnya.
Andi sedikit tidak suka dengan pandangan Rania yang menatap Ozan dengan penuh arti, dengan cepat Andi menggandeng tangan Rania dan langsung mengajak semua untuk makan malam. Ozan sempat memperhatikan hal itu, ia semakin akan membuat kepala Andi mengeluarkan asap karena terbakar cemburu.
Buah tangan di dalam keranjang parsel pun di berikan, tangan Ozan sengaja menyentuh tangan Rania. Wanita itu sedikit tersipu malu dan wajahnya merona, Andi sungguh tak tahan melihat kebersamaan mereka tadi.
Makan malam pun berlangsung dengan penuh kenikmatan bagi Ozan dan Rania, tak tahu bagi Andi pria yang akan menjadi suami Rania mendadak.
Ozan memberikan beberapa materi dan melihat hasil pembelajaran Andi dengan guru yang mengajarinya. Setelah memberi materi dan beberapa buku tentang kesuksesan dalam berbisnis di perusahaan, Ozan pergi begitu saja.
Pria itu pergi menghampiri Rania yang sedang duduk di balkon atas di dekat ruang kerja dengan buku novel di tangannya. Ozan mulai membuka pembicaraan dan mencoba mencari tahu seluk beluk calon suami dari Rania.
Ozan juga sudah mencoba memberi tahukan kepada Rania untuk jangan terlalu terburu-buru menikah, harus dalami dulu sifat watak dan lainnya. Tetapi bila sudah sesuai dengan ke inginkan Ozan pun tak melarang Rania sebagai rekan bisnis.
"Ternyata pria ini sama persis yang dikatakan oleh Lita, pria yang ia cari selama ini tak bisa di percaya dan tak memiliki hati nuraninya."
"Tak akan aku biarkan Lita bertemu dan memohon untuk mengemis cinta."
"Lebih baik Lita bersama ku selamanya walau dia bukan Marisa ku, namun ia tak akan hidup dengan kesedihan karena menyesal sudah pernah mencintai pria bre**sek sepertinya." gumam Ozan yang begitu kesal.
"Rania aku permisi pulang karena sudah malam."
"Terima kasih atas perjamuan makan malamnya hari ini."
"Masakan mu sungguh lezat semua." pujian Ozan sampai terdengar di telinga Andi.
Suara tawa renyah Rania saat di puji oleh Ozan membuat Andi geram sekali dan menggenggam penanya lalu mencampakkan buku pemberian dari Ozan ke lantai. Rania pun berjalan mengikuti Ozan dari belakang untuk mengantarkan pria itu pulang dari rumahnya.
Rania dengan sopan mengantar Ozan sampai di depan pintu rumah miliknya dan tersenyum manis dengan ramah.
******
Lita memperhatikan semuanya sedari tadi, namun ia sudah sangat mengantuk. Tanpa sengaja jarinya menekan sebuah folder berisikan semua foto Marisa di sana. Lita pun terkejut, ketika melihat foto wanita yang berseragam SMA di dalam laptop itu. Wajahnya sangat mirip sekali dengan dirinya dan disana juga ada Ozan yang tersenyum dengan bahagia bersamanya.
Sangat berbeda sekali Ozan yang ada di dalam foto bersama wanita itu, tertawa lepas dan penuh keceriaan. Ozan yang sekarang lebih banyak diam berkata seperlunya dan sikapnya sedikit dingin bila berada di samping Lita.
Akhirnya Lita mengerti mengapa Ozan selalu lembut padanya dan tidak pada wanita yang lain. Semua itu karena wanita yang ada di dalam laptop tersebut, Lita menutup dan mematikan elektronik itu. Karena rasa kantung yang sudah sangat tak bisa ia tahan lagi malam itu. Lita pun tertidur di atas meja itu tanpa ia sadari, Lita sudah tak bisa beranjak dari tempat itu untuk naik ke tempat tidur.
Brem...
Terdengar suara mobil Ozan yang masuk ke halaman rumah dan terparkir di sana. Pria itu masuk kedalam langsung naik ke lantai atas dan mengetuk pintu kamarnya perlahan dengan lembut. Namun tak ada jawaban atau seseorang yang membukakan pintu itu. Ozan pun membuka perlahan dan menerobos masuk ke dalam kamar tersebut.
"Dasar wanita ceroboh, kalau ada pria tampan dan berniat tidak baik seperti aku ini bagaimana ia akan selamat darinya."
"Tidur pun, pintu tak di kunci. Sungguh suka mencari masalah saja dengan ku, kalau aku tak bisa menahan diri ku, pasti tak ada yang dapat menolong mu saat di rumah ku." Ozan membelai dan menyibak rambut Lita dengan perlahan agar ia tak terbangun.
Ozan pun menggendong Lita ke tempat tidur dan merebahkannya, Ozan masih terus menatap wajah Lita dengan kelembutan. Lalu menyelimutinya agar Lita nyaman dan tak kedinginan saat di kamar ber AC itu.
"Selamat malam kelinci kecil ku."
"Track!" Ozan memadamkan lampu kamar tersebut dan keluar lalu menutup pintunya.
Segera Ozan mandi membersihkan diri dan tidur beristirahat untuk besok kembali melanjutkan aktivitas serta mengantar Lita ke sekolah yang sudah ia tentukan.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Cinnamon
Sudah mampir ya, Semangat!! ^^
2023-06-02
2