sudah beberapa haru sejak ainun tidur panjang namun belum juga membuka matanya, hal ini membuat mami nova semakin risau.
"nun buka matamu ya sayang, kamu udah tidur terlalu lama" lirih mami nova menggenggam tangan ainun.
"maafkan mami sayang" lirih nya lagi sambil meneteskan air matanya, sungguh mami nova merasa sangat sedih.
Beberapa kaki ainun memang kerap masuk rumah sakit seperti ini biasanya ainun akan bangun besoknya setelah ia pingsan namun berbeda untuk kali ini, gadis cantik itu terus memejamkan matanya meskipun kondisi nya sudah baik baik saja.
tok tok tok ketukan pintu terdengar beberapa kali mami nova menoleh ke arah pintu, masuklah Randa dengan menenteng kantong kresek.
"tante makan dulu, ini udah aku bawakan makanan untuk tante" ucap Randa menyerahkan kantong itu pada mami nova.
"terimakasih nak" balas mami nova sambil tersenyum ia memang sudah sangat lapar namun ia tidak tega meninggalkan putri, ia takut saat putri nya sadar tidak ada orang disamping nya.
Mami nova makan sedikit demi sedikit meskipun rasanya sulit menelan makanan ini saat melihat putrinya tengah berbaring tak sadarkan diri.
"kamu sudah makan nak?" tanya mami nova pada Randa. Pria ini yang paling rajin menemani nya di rumah sakit untuk menjaga ainun.
"aku udah kok tante" balas Randa mendekati brangkat ainun.
"apa dia belum mau membuka matanya tan?" tanya Randa menatap wajah pucat ainun.
"belum nak" lirih mami nova
"padahal kita baru saja bertunangan, bahkan aku belum mengenalmu terlalu jauh" batin Randa tatapan nya tidak lepas dari wajah cantik tunangannya itu.
***
Disisi lain arsyila sebenarnya sangat ingin menjenguk saudara tirinya hanya saja kakaknya tidak mengizinkannya.
"apa kamu belum sadar juga nun?" monolog arsyila.
"aku memang tidak menyukai mu, tapi aku tidak pernah berharap kamu celaka" lanjut nya menghela napasnya.
Gadis cantik ini kasihan dengan mami tirinya yang jarang pulang ke rumah karena sibuk menjaga putrinya tapi ia tidak bisa berbuat banyak.
"nanti aku jengukin dia aja deh daripada penasaran dengan keadaan dia, tapi harus diam diam" gumamnya lagi. Ia takut kakak nya akan marah tapi juga sangat ingin melihat keadaan ainun.
"nanti pulang sekolah aja aku bisa ke rumah sakit dulu baru pulang, pasti gak ketahuan penjagaan ku kan tidak terlalu ketat seperti ainun" monolognya lagi.
"apa ini yang menjadi sebab ainun dijaga dengan extra oleh papa hemmm" gumamnya sambil mencoba mencari tahu titik terang.
Arsyila melanjutkan aktivitas nya yaitu membaca beberapa buku, karena sebentar lagi ia akan ujian dan ia ingin mendapatkan nilai yang memuaskan. Gadis cantik itu mencoba memusatkan fokusnya pada buka yang sedang ia pegang.
***
Dirumah sakit saat mami nova dan Randa tengah berbincang tiba-tiba saja ainun sudah membuka matanya perlahan, kedua orang itu tidak menyadari nya. ainun mengedarkan pandangannya untuk melihat dimana ia sekarang, ia hanyalah melihat ruangan yang putih dan di samping kiri terdapat dua orang yang tengah berbincang, kedua orang itu adalah Randa dan mami nova.
"aku masih hidup?" batinnya masih mencari tahu dimana dia sekarang.
"sayang kamu bangun" mami nova yang pertama kali menyadari putrinya sudah bangun.
"alhamdulillah kamu sudah sadar" ucap mami nova mendekati anaknya dan menekankan tombol untuk memanggil dokter meriksa anaknya itu.
"bagaimana perasaan mu?" tanya mami nova pada ainun tapi tidak bada responnya, ainun masih menatap kosong langit kamar itu.
Randa mendekati ainun dan melihat ainun yang sudah tersadar namun masih belum bisa merespon mereka.
"sabar tan, mungkin sebentar lagi biar diperiksa dokter dulu" ucap Randa yang melihat mami nova mengajukan beberapa pertanyaan pada ainun.
Tidak lama kemudian dokter data untuk memeriksa keadaan kesehatan ainun
"bagaimana perasaan ku? apa masih ada yang sakit?" tanya sang dokter pada ainun tapi dijawab gelengan oleh ainun.
"keadaan nya stabil bu, tapi mungkin ia masih sedikit syok biarkan saja dulu" ucap dokter itu pergi setelah selesai memeriksa keadaan ainun.
"kamu mau minum?" tanya Randa yang seakan paham ainun pasti kehausan dan tentu saja di jawab anggukan oleh ainun. pria itu memberikan air dan membantu ainun untuk minum dengan sangat Hati-hati.
"kamu juga lapar?" tanya nya lagi kaki ini di Jawab gelengan oleh ainun.
"jika begitu beristirahat tante, ainun udah gak papa kok biar aku yang menjaganya" ucap Randa pada mami nova.
"tente tidur disofa saja kalo begitu, dari kemarin tente pasti tidak tidur dengan benar kan?" lanjut nya.
Mami nova memeluk putrinya dan mengecup kening ainun dan tidur di sofa, ada perasaan lega setelah melihat anaknya baik baik saja meskipun belum mau berbicara dengan siapapun.
"ai boleh kan aku memanggilmu begitu?" tanya Randa pada ainun mencoba berinteraksi dengan gadis itu. benar saja ainun menganggukan kepala nya lagi.
"sekarang kamu mau apa aja tinggal bilang sama aku ai, akan aku ambilkan" ucap Randa tersenyum oada ainun.
Ainun memejamkan matanya kembali mungkin masih terasa berat untuk membukanya setelah beberapa hari tertutup rapat.
Randa menghela napasnya ia bersyukur ainun sudah sadar, ia sangat syok melihat tunangan nya terlukai di depan matanya sendiri. Meskipun tidak saling mencintai namun rasa kemanusiaan Randa tentu saja masih berfungsi saat melihat orang lain terluka.
"segera lah sembuh gadis manis, aku akan mencoba membuat mu bahagia" lirih Randa menatap ainun yang matanya kembali tertutup.
Randa duduk di kursinya untuk menjaga kedua wanita yang sedang tertidur di ruangan itu, sebenarnya cukup membosankan tapi ia harus menahan diri karena ia merasa iba pada kedua wanita ini. selama berada di rumah sakit jarang sekali ada yang menjenguknya bahkan papa ahmad saja yang hanya datang beberapa kali dan hanya sebentar lalu pergi lagi.
***
"sudah ditemukan?" tanya pria paru baya itu pada anak buahnya.
"belum tuan, semua jejaknya hanya menyisakan jalan buntu tuan, kamu sudah berusaha sekuat tenaga namun nihil tuan sia bagaikan ditelan bumi. sangat rapi dan bersih permainan mereka tuan" anakk buah papa. ahmad menjelaskan.
"aku tidak ingin kegagalan, aku ingin dia tertangkap" terbaiknya, ia cukup prustasi sebenarnya namun ia juga sangat bingung kemana ia harus mencari dalang penembakan putri tirinya itu.
"tapi tuan kamu menemukan kesamaan diantara penyerangan beberapa tahun lalu dengan penyerangan beberapa hari yang lalu" lapor anak buahnya memberikan informasi yang dia ketahui.
"apa itu?" tanya papa ahmad.
"cara penyerangan mereka dan anak peluru itu memiliki merk yang sama, jadi ada kemungkinan penyerangan yang terjadi beberapa tahun lalu dan yang terjadi beberapa hari yang lalu adalah orang yang sama tuan" lanjut nya.
bersambung..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments