bab 6

Setelah makan malam selesai kedua keluarga besar itu berkumpul di ruangan yang letaknya tidak terlalu jauh dari tempat makan itu.

"jadi seperti yang sudah kita rencakan, Anak-anak kita akan dijodohkan dan bagaimana kelanjutan nya?" tanya papa Ahmad dengan menatap sahabatnya itu sambil tersenyum.

"aahhh tentu saja, tapi sebelum itu biarkan mereka saling mengenal terlebih dahulu" jawab tuan bukhari membalas dengan senyuman nya juga.

"emmm bagaimana jika kita ada kan tunangan saja terlebih dahulu untuk mengikat keduanya" saran nyonya santika antusias.

"begitu juga boleh" balas papa Ahmad menyetujui saran dari nyonya santika.

"baiklah jadi kapan akan kita adakan acaranya?" lanjut papa Ahmad bertanya.

"lebih cepat lebih baik bukan!" ujar tuan bukhari

"bagaimana jika acaranya kita lakukan serentak dengan acara peluncuran proyek kita minggu depan?" kini tuan bukhari memberi saran juga.

"itu juga bagus" papa Ahmad

Anak-anak hanya diam tanpa menanggapi pembicaraan orang tua mereka, Ainun duduk dengan wajah datarnya, Arsyad yang terlihat masa bodoh dan arsyilla sejak tadi hanya menundukan kepalanya dan Randa hanya tersenyum mendengar pembicaraan orang tuanya itu.

"oke semua sudah jelas ya, minggu depan kita akan melangsungkan pertunangan kalian bertepatan dengan pelucutan proyek baru kita" ujar tuan bukhari senang.

"bagaimana tanggapan kalian? " tanya tuan bukhari sama pemilik badan.

"gimana baik nya aja pah" balas Randa tersenyum.

"terserah kalian aja om" balas Ainun tersenyum juga.

Lama mereka bercerita banyak hal, tidak terasa tidak terasa hari mulai tengah malam, keluarga itu memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan ini.

"baiklah jika begitu kamu sekeluarga pamit undur diri ya, lain kali akan bercerita seperti ini lagi" ucap tuan bukhari.

"tentu saja" balas papa Ahmad.

Mereka mengantarkan sahabatnya hingga depan pintu dan tidak lupa mengucapkan salam perpisahannya.

Ainun masuk tanpa menyapa siapapun lagi, ia lelah berpura-pura baik baik saja di hadapan tamu tadi padahal ia merasa tidak baik-baik saja saat ini.

"huuuuhhhhhhh aku lelah" Ainun menghela napasnya dan merebahkan badannya di atas kasur empuk nya.

Ainun menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan hampa, dijodohkan tanpa meminta persetujuan itu rasanya sangat menyeksakan padahal dirinya yang akan membina rumah tangga iti namun pendapat nya tidak dibutuhkan disini.

"ekhhh lucunya hidupku ini" Ainun tertawa namun air matanya terus keluar dari mata indahnya.

"tapi tak ada gunanya mengeluh, aku harus kuat" gumam Ainun pada diri nya sendiri Ainun terus menyemangati dirinya, karena hanya dirinya yang dia punya.

Ainun memutuskan untuk membersihkan diri dan berwudhuk untuk melaksanakan kewajiban dan hanya hal ini yang bisa membuat nya jauh lebih tenang menghadapi pahitnya hidup ini.

***

"pa emang gak kasihan sama Ainun harus dijodohkan begitu" tanya arsyilla pada papanya yang masih duduk di ruang tadi.

"papa gak punya pilihan lain silla, sekarang istirahatlah" ujar papa Ahmad pada putrinya.

"tapi pa, " belum sempat arsyilla melanjutkan ucapannya sudah dipotong oleh papanya.

"istirahat sayang selamat malam" papa Ahmad berdiri dan mengecup kening putrinya dengan sayang. kemudian papa Ahmad masuk kedalam kamarnya.

"aku tidak tahu apa tujuan papa kali ini, dan semoga keputusan papa tidak menyakiti banyak hati lagi" gumam arsyilla melihat punggung papanya yang sudah menghilang dari hadapan nya.

"tidak udah pedulikan dia sil" ucap Arsyad yang tiba-tiba sudah berada dibelakang arsyilla.

"aku tidak memikirkan dia, aku hanyalah khawatir keputusan papa akan berimbas pada kita juga nanti nya kak" ujar arsyilla melihat ke arah kakaknya.

"kakak akan pastikan kamu tetap aman silla, jangan khawatir kan banyak hal kamu hanya cukup berbahagialah untuk ku" balas Arsyad mengelus kepala adiknya dengan sayang.

"sekarang istirahat lah, sudah sangat malam besok kamu akan sekolah" lanjut Arsyad menuntun adiknya masuk kedalam kamarnya.

"baiklah, selamat malam kak" balas arsyilla terkekeh melihat kakaknya begitu peduli dengan kebahagiaan nya terkadang lupa dengan bahagia dirinya sendiri.

Arsyad meniggalkan kamar adiknya menuju kamarnya sendiri yang memang tidak jauh dari kamar adiknya itu. berbeda dengan kamar Ainun yang jauh di pojok sana ainun sendiri yang meminta hal itu, ia pernah berkata ia lebih suka kesunyian.

"kamu pikir kamu bisa bahagia begitu saja gadis sia**n" ucap Arsyad geram dengan ainun.

"aku akan membuatmu terus menderita seperti adikku, enak saja kamu bisa mendapat pria yang sepertinya cukup baik" Arsyad mengepalkan tangannya

"kamu tidak boleh bahagia sebelum adikku mendapatkan bahagia nya" entah kenapa rasa bencinya pada ainun mematikan mata hatinya.

Sebenarnya Arsyad bukanlah pria yang jahat, ia hanya melakukan segalanya macam kejahatan untuk menyakiti ainun saja. Sejak kecil ia menganggap Ainun tidak lebih dari parasit dalam keluarga nya. Dan juga Kepada papanya lebih mempublikasikan Ainun sebagai anaknya dan keduanya anaknya tidak pernah di publis bahkan arsyilla tidak pernah dikenalkan pada rekan bisnis papanya iti.

Banyak hal yang membuat Arsyad terus bertanya namun papanya tidak pernah memberikan jawaban yang bisa menjawab rasa penasaran yang dimiliki Arsyad.

***

Disisi lain pula, didalam rumah yang tidak kalah mewah dari rumah keluarga rasyid, keluarga tuan bukhari tengah berkumpul.

"gimana menurut mu dengan Ainun son?" tanya tuan bukhari melihat respon anaknya terhadap putri sahabatnya.

"ya dia baik" balas Randa

"tapi aku tau dia memiliki pribadi yang dingin terlihat saat dia berinteraksi dengan kita terlihat sangat kaku seperti tidak terbiasa melakukan nya" lanjut Randa

"ya papa juga bisa melihat itu, tapi papa yakin dia adalah anak yang baik" jawab tuan bukhari pada putranya yang sedang menilai calon istrinya.

"apa dia akan menerima kekurangan ku pa?" tanya Randa dengan nada yang sendu.

"kamu tenang saja, papa yakin ia bisa menerima kamu kok dan juga kamu kan dalam masa pengobatan saat ini! apa yang perlu bkamu khwatir kan" balas tuan bukhari yang menyemangati putranya.

"dan kalian tidak langsung menikah kan?, siapa tau tetapi akan berhasil sebelum pernikahan kalian dilangsungkan" lanjut nya menepuk punggung putranya.

"jangan bersedih di hadapan mama, dia yang akan lebih bersedih setelah melihatmu seperti ini kamu tau kan dia yang paling semangat dengan pengobatan ini" ujar tuanbukhari pada putranya.

"iya pa, aku janji akan sembuh dan memberikan papa cucu yang lucu" balas Randa berusaha tersenyum pada papanya.

"bagus! seperti ini baru anak papa" tuan bukhari memberikan senyuman untuk putranya ini.

"ya sudah istirahat lah, besok kamu akan terapi lagi kan? jangan sampai bangun telat jika tidak ingin mama marah marah" tuan bukhari terkekeh membayangkan istrinya akan sangat marah jika tidak tepat waktu saat melakukan apapun itu.

bersambung.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!