Mata indah itu perlahan terbuka setelah semua orang meninggalkan kamar rawat itu, air matanya perlahan menetes. terlihat kesedihan yang terpendam di tatapan mata indah itu.
Ainun sudah terbangun saat orang tua nya tengah bertengkar tadi, namun Ainun memilih tidak membuka matanya, tidak ingin terlibat dalam pertengkaran itu.
"Kenapa baru sekarang Mi? setelah semua semakin kacau" lirih Ainun sedih sekali rasanya.
Tangisan pilu gadis itu tiada yang tahu, karena Ia Gadis yang tertutup pada siapapun termasuk Maminya sendiri. Ainun tak lagi mengandalkan siapapun didunia selain dirinya.
cek lek suara pintu terbuka Mami Nova masuk sambil membawakan peper bag, wanita paruh baya itu tersenyum melihat putrinya menatapnya.
"Sayang lihat Mami bawakan makanan kesukaan kamu loh, sup daging masih hangat loh ini" Mami Nova dengan semangat membuka peper bag itu satu per satu.
Ainun hanya diam memperhatikan apa yang dilakukan oleh mami nya.
"Kenapa sayang?, ada yang sakit?" tanya Mami Nova mendekati ranjang Ainun dan mengelus kepalanya dengan sayang. Ainun menatap wanita yang melahirkan nya, Ainun sangat mencintai wanita ini.
"Tidak sakit lagi Mi, maaf membuat Mami khawatir" balas Ainun. Wajah cantik itu masih terlihat pucat meskipun sudah membaik.
"Bukan salah Mu nak, semua ini salah Mami!" wanita itu menangis kembali. Mami Nova merasa bersalah pada putrinya itu.
"Andai Mami tidak membawa Mu kedalam keluarga ini, semua ini tidak akan menimpa kamu nak" Mami Nova menggenggam tangan Ainun erat dan dibalas tak kalah erat oleh Ainun seolah sedang menguatkan Mami nya itu.
"Semua sudah terlanjur terjadi Mi, mau gak mau kita harus menghadapi kekacauan ini" balas Ainun dengan tenang.
"Tapi Mami takut Kamu akan terluka lagi nak" terlihat kekhawatiran dari raut wajahnya.
"Tapi Mami tidak memikirkan hal itu dulu" lirih Ainun.
"Maaf Mami dibutakan oleh cinta Papamu nak" sedih Mami Nova tertunduk lesu.
Ainun hanya menghela nafas nya mendengar jawaban Mami nya itu. Keadaan nya sekarang ini seperti simalakama, serba susah dijelaskan.
flashback
8 tahun yang lalu
Pertemuan tak sengaja mantan Teman di sebuah pusat perbelanjaan, membuat keduanya bernostalgia kembali. Mau tidak mau cerita mengalir begitu saja seperti air yang mengalir, membahas kejadian lucu di masa lampau.
"Ohh iya Mas Ahmad, Istrimu apa kabar?" Tanya wanita muda cantik yang tersenyum manis pada pria yang ada di depanya
"Ada kok, lagi dirumah aja. Biasalah ibu rumah tangga" Balas pria itu asal.
"Kamu mah bisa aja Mas" kekeh Wanita itu tertawa kecil. Wanita itu tampak berseri melihat ke arah pria tampan itu, menatap nya dengan kekaguman. Nova Aziza, ya wanita itu adalah teman lama namun ada rasa yang tak sampai di kala itu.
Menatap kembali cinta yang tak terbalas itu seperti kayu yang telah layu di siram oleh air yang jernih.
"Ku dengar Kamu sudah bercerai?" tanya pria itu dengan santai
"Ya seperti yang kamu dengar, Aku gak kuat tinggal dengan dia yang ternyata tempramen Mas. Aku kerap dipukul olehnya dikala marah padaku" balas wanita itu menghela napas, terlihat mendung diwajah ayu nya.
Terdengar seperti angin segar untuk pria muda yang, sepertinya Ia menemukan solusi dari segala kegundahan yang ia miliki.
Terlihat Pria itu lebih antusias dalam bercerita seolah raut datar diwajahnya menghilang begitu saja. Tidak terasa keduanya bercerita cukup lama hingga waktu hampir sore.
"Sampai berjumpa lagi Mas" wanita cantik itu melambaikan tangan nya senyuman itu pun tak luntur dari bibir manisnya. Ia sangat berharap akan ada pertemuan selanjutnya, meskipun tak bisa miliki dapat melihat kembali wajahnya rasanya sangat bahagia. Itulah yang dirasakan wanita cantik itu.
...****************...
Hari berlalu begitu saja, tak ada lagi pertemuan setelah kejadian beberapa bulan yang lalu dengan pria tampan pujaan hati Nova Aziza. Dan wanita itu pun mulai tak lagi mengharapkan pertemuan selanjutnya.
Tok Tok suara ketukan pintu terdengar di pagi hari, Nova bingung siapa yang bertamu sepagi ini pikirnya. Wanita itu membuka pintu dan membuat wanita itu sangat terkejut siapa yang bertamu dirumah nya diwaktu yang masih pagi sekali.
"Mas Ahmad?" bingun Nova terkejut melihat pria yang ada di hadapan nya itu.
"Assalamu'alaikum Nova" ucap pria itu tersenyum manis.
Lagi dan lagi wanita itu terkejut, ada apa gerangan pria itu datang kerumah nya, apa matahari terbit dari barat, wajah itu melongo melihat ke arah langit yang masih berembun.
"Wa waalaikumsalam" balas Nova sangat gugup, jawaban wanita itu malah membuat pria itu tertawa.
"Enggak dipersilahkan masuk ni?" tanya pria itu menggoda Nova.
"Maaf mas, aku ini seorang janda tidak mungkin membiarkan kamu masuk kedalam rumah ku karena kamu datang sendiri an. Mari mas kita duduk di gazebo samping aja" balas wanita itu berusaha menguasai diri nya sangat gugup saat ini.
Nova datang membawakan minuman hangat untuk Ahmad, ia mempersilahkan pria itu minum.
"Mohon maaf Mas, minum nya seadanya" ucap Nova
"Tidak perlu repot begitu" balasnya.
"Kalo boleh tahu maksud kedatangan Mas Ahmad apa ya, kok tumben sekali datang kerumah?" tanya Nova dengan tidak enak hati. Wanita itu merasa tidak enak dengan pandangan tetangganya. Ia ingin langsung tahu maksud kedatangan pria ini.
"Begini Nova, aku ingin melamar kamu jadi istriku, apa kamu bersedia?" pria itu menyampaikan maksudnya tanpa berbasa-basi.
"Maksud Mas gimana, Mas Ahmad kan masih punya istri" balas Nova sangat terkejut dengan ucapan pria itu sangat diluar prediksi nya.
"Aku serius Nova ingin menjadikan kamu istriku, sebenarnya beberapa bulan yang lalu aku dalam proses perceraian dengan istriku. Dan sekarang aku duda" balas pria itu santai sekalian jawabannya.
"Sekarang dipikirkan aja dulu, aku akan datang lagi untuk meminta jawaban Mu nanti" lanjut Ahmad melihat wanita itu merenung mendengar ucapanya. Pria itu tentu tahu Nova sangat terkejut tapi ia tidak ingin menunda lagi untuk menikah.
"baiklah beri aku waktu untuk berpikir" balas Nova sebenarnya tidak ingin gegabah meski ia mencintai pria yang ada di depannya ini. Pria itu mengangguk mendengar Jawaban Nova.
"Kalo begitu aku pulang" ucap pria itu sambil berdiri dari dudukan. Nova ikut bangun untuk mengantarkan kepulangan Ahmad itu.
Beberapa hari Nova sudah memutuskan untuk menerima lamaran Ahmad, dan beberapa hari selanjutnya dilangsungkan pernikahan sederhana hanya di hadiri beberapa orang tamu saja.
"Sekarang kita sudah menikah, beberapa hari lagi kita akan pindah ke rumah milik ku" ucap pria itu dengan datar seperti biasanya. Nova sebenarnya bingung kenapa pria ini sering kali berubah dalam bersikap padanya.
"Ini papa Ainun sekarang" ucap Nova pada putrinya yang masih berusia 10 tahun.
"Benarkah? sekarang Ai punya papa" balas anak cantik itu dengan antusias.
"Tentu saja, sekarang panggil papa ya!" balas pria itu mensejajarkan tinggi nya dengan gadis kecil itu.
"Wua sekarang Ai punya papa, nanti Ai mau pamer sama temen-temen boleh kan mi" ucap gadis kecil itu polos, Nova merasa sendu mendengar jawaban putrinya.
Seperti yang di rencakan Nova dan Putri nya di boyong pindah ke rumah yang sangat megah, namun ternyata di dalam rumah itu tidak ada siapapun selain pelayanan rumah ini.
"Mas bukannya kamu punya putra dan putri ya, kok enggak ada" bingung Nova melihat rumah suaminya itu sepi.
"Mereka masih tinggal dengan Mamanya sekarang" balas pria itu seadanya.
...****************...
Sudah hampir 4 bulan Nova tinggal dirumah megah suaminya jarang sekali dirumah banyak sekali pekerjaannya, sesekali ia membawa Nova dan Ainun dipertemuan bisnis dan mengenalkan dengan bangga putrinya sebagai putri kandung nya. Semua orang tentu saja menatap kagum. karena kecantikan yang dimiliki Ainun.
Mami Nova mulai merasa aneh dengan suaminya yang terus memamerkan putrinya dihadapan publik.Sampai Nova mendengar pembicaraan suaminya di telpon yang sangat membuat Nova terkejut.
"Untuk sementara Arsyad dan Arsyila akan aman, seperti yang kita rencana kan tidak boleh ada yang tahu tentang keberadaan kedua anakku" ucap pria itu dingin pada orang yang sedang berbicara dengan orang di telpon.
"Ya semoga dengan cara ini mereka terkecoh" lanjut nya lagi.
"Mas apa maksudnya semua ini?" tanya Nova mengejutkan suaminya yang sedang berbicara dengan orang di seberang sana.
"Nova aku bisa jelaskan" ucap pria itu gugup.
"kamu menyembunyikan anakmu tapi mempublikasikan anakku" teriak Nova marah.
"Aku terpaksa Nova, hanya ini satu-satunya cara untuk mempertahankan anakku" ucap pria itu terpotong.
"Dengan mengorbankan anakku" teriak Nova lagi.
"Aku janji akan memberikan apapun yang kalian mau aku mohon" mohon pria itu berlutut dihadapan Nova.
Wanita itu menangis tergugu merasa di tipu oleh pria yang ia cintai ini, mengapa ia harus mengalami semua ini dan putri yang menjadi korban.
Bersambung...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments