"Agh...Dimana ini" Ainun mengedarkan pandangannya. Rupanya Ia berada di sebuah Ruangan yang luas. Tempat ini benar-benar asing untuk Ainun.
"Astaghfirullah apa yang terjadi" lirihnya memegang kepalanya yang masih pusing efek dari obat bius.
Ainun mencoba mengingat apa yang terjadi, gadis baru sadar seharusnya ia menikah hari ini dan tiba-tiba ada yang menculiknya.
"Siapa yang melakukan ini? dan apa motif nya" bingung Ainun berusaha bangun dari tempat tidurnya.
Gadis mencoba membuka pintu rupanya terkunci. Lalu Ainun mencari jendela Ia menemukannya, gadis itu melihat keluar jendela rupanya ia masih berada di hotel yang sama dengan tempat resepsi nya. Tapi bagaimana caranya untuk keluar.
"Apa yang terjadi sebenarnya, Apa orang-orang sadar jika aku menghilang" monolog Ainun berusaha menggedor pintu.
"Ya Allah apa lagi ini?" lirih Ainun meneteskan air matanya. rasanya sangat putus asa tapi tak ada yang bisa ia lakukan di saat seperti ini.
Di dalam kegelisahan Ainun tidak berputus asa untuk keluar dari kamar ini. Bagaimana dengan pernikahannya jika ia di culik begini.
Ainun mencoba memeriksa setiap jendela, siapa tahu ia bisa keluar dari sana, namun rupanya kamar ini berada di lantai yang cukup tinggi. Jika Ainun memaksa untuk keluar bukan tidak mungkin ia akan celaka.
Rupanya semua ini sudah direncanakan dengan baik oleh penculik tersbut, mereka pasti sudah memperhitungkan kemampuan Ainun oleh karena itu meraka tidak sedikit pun memberikan celah untuk Ainun bisa lolos.
...****************...
"Bagaimana perkembangannya? apa kalian menemukan Putri Ku?" tanya Papa Ahmad pada bawahnya.
"Belum tuan, tapi menurut CCTV yang kami periksa ada seseorang yang sengaja menculik Nona Muda" balas bawahan Papa Ahmad.
"Astaga..... Aku tidak mau tahu temukan Putri ku kurang dari 24 jam" perintah Papa Ahmad prustasi sekali rasanya.
"Kami sudah berusaha Tuan, tapi sepertinya Nona Muda di bawa keluar dari Hotel ini melalui jalan yang buta CCTV. karena Kami sudah memeriksa Tuan, Tidak ada jejak yang tertinggal selain CCTV di depan kamar Nona Muda" ujar Adi asisten Papa Ahmad.
"Kerahkan seluruh Anak buah kita Adi!" tegas Papa Ahmad.
"Baik Tuan" balas nya dan berlalu pergi.
"Mas bagaimana ini? Apa Ainun diculik musuh Kamu? " ucap Mami Nova.
"Aku pun tidak tahu, Penculik itu tidak meninggalkan jejak sedikitpun" keluh Papa Ahmad.
"Kamu tenang lah, Ainun akan baik-baik saja! " Papa Ahmad mencoba menenangkan istrinya yang sedang khawatir pada putrinya.
Papa Ahmad pun sebenarnya sangat khawatir dengan keadaan putri sambung nya itu. Bagaimana jika penculikan itu dilakukan oleh musuh nya. Maka Papa Ahmad tidak bisa memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada Putri nya itu.
Sejujurnya meski Putri sambung nya ia sangat menyayangi Ainun. Terkadang ia pun menyesal telah menjadikan Bayangan untuk Putri nya yang lain. Tapi semua sudah terjadi ia pun tidak bisa berbuat banyak sebelum ia menghancurkan musuh besarnya itu.
...****************...
Di kamar pengantin pula Arsyila tampak gugup menatap Randa yang baru saja sah menjadi suaminya. Keduanya sibuk dengan pikiran nya masing-masing.
"Mau mandi dulu" tanya Randa
"Iya kak" lirih Arsyila gugup sekali.
"Maaf mungkin Aku masih canggung karena belum terbiasa" lanjut Arsyila.
"Ya tak masalah, Aku pun sama" Balas Randa singkat
Arsyila akhirnya membersihkan diri terlebih dahulu meninggalkan Randa yang masih sangat lesu.
"Ai kenapa bisa seperti ini, Aku sangat berharap Kamu yang jadi Istriku. Dimana Kamu Ai" monolog Randa seorang diri.
"Aku kecewa tapi Aku sayang banget sama Kamu" lanjut nya lagi sangat prustasi memikirkan perubahan rencananya.
Arsyila akhirnya selesai membersihkannya diri. Randa pun ikut membersihkan diri karena seluruh badannya sudah sangat lengket seharian berdiri sambil pura-pura tersenyum membuat nya lelah. Ditambah lagi ada drama calon istrinya menghilang, ingin rasanya menenggelamkan dirinya sebentar saja untuk meredakan perasaan yang ia rasakan saat ini.
Randa masuk kedalam kamar mandi yang ternyata Air sudah dipersiapkan istri yang tidak dia duga. Randa langsung masuk dan menenggelamkan dirinya.
Beberapa menit berlalu, rupanya sudah cukup lama Randa di dalam kamar, Ia harus segera keluar jika tak ingin ada drama tambahan yang mendobrak pintu kamar mandi ini.
Randa melihat Arsyila sudah merebahkan diri dengan mata yang terpejam, sesak sekali rasanya seharusnya Ainun lah yang disana.
Tidak ingin banyak pikiran Randa memutuskan memakai baju dan ia berjalan keluar untuk mencari angin.
"Begini banget hidupku" lirihnya masih meratapi takdir nya.
Pria itu menatap matanya sambil menikmati angin yang menerpa wajahnya, isi kepala yang sangat rumit ternyata tidak dapat reda begitu saja. Randa akan masuk tapi dikejutkan kehadiran istrinya yang sudah berdiri di depannya.
"Ada apa?" tanya Randa spontan karena terkejut.
"Kenapa kakak di luar? anginnya kencang kak, nanti masuk angin" balas Arsyila lembut
"Aku belum ngantuk, kamu istirahatlah" balas Randa.
"Kakak gak capek?" tanya Arsyila lagi.
"Tentu saja" balas Randa datar.
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments