bab 5

Terlihat mobil mewah memasuki perkarangan rumah besar itu, tuan Ahmad segera berjalan ke arah pintu masuk untuk menyambut rekan bisnis dan juga sahabat karibnya.

"welcome my home" sambut papa Ahmad dengan senyuman yang mengembang di bibirnya, rasa begitu bahagia setelah sekian lama mereka dipertemukan kembali.

"tentu saja, wah rumah mu masih megah seperti dahulu ya" ungkap sahabatnya itu merangkul papa ahmad.

"kamu bisa saja, ayo mari masuk" papa Ahmad mempersilahkan mereka masuk, terlihat juga istri dari sahabatnya itu tersenyum sambil berjalan dengan anggun.

"owhhh iya putra mu mana kok belum kelihatan?" tanya papa Ahmad menyadari tidak melihat kehadiran putra dari sahabatnya itu.

"ada kok, cuma ya gitu maunya pergi sendiri dia lebih suka berkendara sendiri maklum anak muda" sahabatnya itu menjelaskan prihal anaknya tidak datang bersamaan dengan mereka.

"iyaa aku maklum lah yang seperti itu" balas papa Ahmad sambil terkekeh.

"eehhh selamat datang tuan nyonya dirumah kami"mami nova menghampiri mereka yang baru saja muncul dari arah dapur.

" silahkan sebelah sini"lanjut nya dengan sangat sopan.

"kamu nova bukan ya?" tanya istri dari sahabat papa Ahmad. Yang sejak tadi mengamati wajah mami nova, ia seperti tidak asing.

"nova aziza kan?" tanya nya lagi mendekati ke arah mami nova yang masih terkejut.

"ya Ya Allah mas ini nova sahabat aku itu loh masih ingat gak sih?" ucap wanita itu begitu antusias mencoba mengingat kan kenangan yang terjadi berpuluh tahun silam

"benaran ini nova?" tanya tuan Bukhari itu ikut antusias, tentu saja ia mengenal nova sahabat istrinya masa sekolah menengah atas dulu.

"iya saya nova, kamu Bukhari dan Santika bukan?" tanya mami nova agak ragu karena sejak lama mereka tidak bertemu bahkan mungkin sudah puluhan tahun mereka tidak bertemu, dikarenakan mami nova melanjutkan jenjang kuliahnya dan sahabat nya ini di tempat yang berbeda.

"iya itu kami" wanita yang bernama Santika itu memeluk mami nova dengan erat. Ia sangat rindu dengan wanita paruh baya ini.

"wahhh dunia ini terasa sempit ya" celetuk tuan Bukhari terkekeh.

Papa Ahmad masih bingung dengan kondisi ini, ia masih memperhatikan drama yang ada di hadapan nya ini. Bagaimana bisa orang ini bisa saling mengenal fikir nya.

"ya Sudah kita makan saja dulu, nanti kita sambung cerita-ceritanya lagi" papa Ahmad menengahi keharuan para teman yang bertemu itu.

Mereka berjalan beriringan bahkan nyonya Santika memeluk tangan mami nova dengan sangat erat.

"ihhh rindu tauk, kamu menghilang nya kok lama banget" ucap nyonya Santika manja sang suami hanya terkekeh melihat tingkah istrinya itu.

"ya panjang sekali ceritanya" mami nova menghela napasnya berat.

"ya dipendekin aja, ehh ngomong-ngomong kenapa kamu bisa berakhir disini?" tanya nyonya Santika dengan berbisik.

"nanti aku ceritakan deh" balas mami nova tersenyum.

Semua orang sudah duduk di meja makan tapi Ainun belum juga terlihat batang hidungnya, hal ini membuat sang mami menghela napasnya.

" oh ya kenal kan ini putri dan putraku Arsyad dan Arsyila" papa rasyid memperkenalkan putri nya.

"ohh jadi ini yang akan menjadi menantuku?" tanya tuan Bukhari tersenyum ke arah sahabatnya itu.

"bukan yang ini, tapi putri ku yang satu lagi, namanya Ainun" jawab papa Ahmad cepat.

"jadi kamu memiliki dua orang putri?" tanya tuan Bukhari menoleh pada papa Ahmad.

"tentu saja, sebentar mi panggil kan Ainun" perintah papa Ahmad pada istrinya.

Mami nova berdiri kemudian memanggil Ainun dikamar nya. Mami nova menghela napasnya sebelum mengetuk pintu kamar putri nya itu, ia tidak boleh merasa iba dengan putrinya saat meminta perjodohan ini di batalkan, karena menurut nya semua ini adalah yang terbaik.

"Nun ayo keluar, tamu kita sudah datang!" perintah mami nova setelah mengetuk pintu nya, beberapa menit kemudian Ainun membuka pintu kamarnya. Ia menghampiri maminya untuk turun kebawah.

"jangan tampak kan wajah dingin mu nun, tersenyum lah terlihat sekali kamu sedang terpaksa" ucap mami nova saat melihat ekspresi anaknya itu sangat datar.

Ainun diam saja tidak menanggapi ucapan maminya, ia sudah cukup memelas pada orang tuanya namun tidak digubris sama sekali. seakan dia ini tak punya perasaan sesuka hati mereka mengendalikan gadis cantik ini.

Setelah sampai dimeja makan semua orang menoleh pada Ainun yang terlihat sangat cantik malam ini, bahkan Arsyad pun tertegun melihat wajah cantik adik tirinya itu, dengan polesan yang sederhana membuat Ainun terlihat lebih segar dari biasanya.

"wahh ini putrimu nov, cantik sekali" nyonya Santika langsung antusias melihat calon menantu nya itu.

"iya ini Ainun, sayang salim tante Santika dulu" ujar mami nova pada putrinya. kemudian Ainun menyalami nyonya Santika juga tuan Bukhari secara bergantian.

"mari kita makan dulu, setelahnya baru kita akan berbincang kembali" ujar papa Ahmad dengan senyuman dibirinya yang biasanya terlihat sangat dingin.

"mari tuan dan nyonya, hidangan yang seadanya smoga kalian menyukai nya" ucap mami nova mempersilahkan teman lamanya itu menikmati hidangan yang sudah ada di depan mata.

Tidak lama kemudian muncul sosok yang sejak tadi memang ditunggu oleh semua orang, dari jauh di sudah tersenyum dan bersiap untuk menyapa yang ada di depannya.

"assalamu'alaikum, selamat malam semuanya maaf saya terlambat" ucap nya dengan sopan, ia telihat menyesal karena sudah membuat semua orang menunggu.

"ini putramu hari? wah sangat tampan" ucap papa Ahmad memuji pria yang ada di hadapan mereka ini.

"om bisa aja, bahkan om terlihat jauh lebih tampan" balas pemuda itu Tampan itu agak geli memuji sesama pria.

"jangan merendah begitu nak, mari duduklah" ujar papa Ahmad mempersilahkan pemuda tampan itu untuk duduk.

"Terima kasih om" balas pria itu dengan senyum manis nya.

Pria itu kemudian melihat ke arah anak-anak tuang rumah, ia tersenyum kemudian menyapa mereka terlebih dahulu.

"Hai perkenalkan namaku Randa" ucapnya tersenyum ke arah Arsyila yang terlihat malu-malu.

"aku Arsyila kak" balas Arsyila tersenyum manis.

"nama yang cantik" ujar pria itu terkekeh

"dan kamu?" tanya pada Ainun yang terlihat diam saja sejak tadi.

"Ainun" balasnya singkat. Sontak pria itu terkejut mendengar jawaban gadis yang ada di hadapan nya itu, Sangat dingin pikir nya.

"aku Arsyad" ucap Arsyad memperkenalkan tanpa diminta. Ia sedikit kesal melihat pria ini memperhatikan adik tirinya itu.

"ya senang berkenalan dengan kalian" balas pria itu dengan tersenyum lagi.

Pria ini memang sosok sangat ceria mudah tersenyum siapapun, pribadi yang hangat membuat banyak orang yang menyukai nya.

Para orang tua melihat interaksi anaknya hanya tersenyum, mereka terkekeh melihat tingkah ceria Randa. Sangat jarang tuan mudah bersikap seperti Randa yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.

bersambung..........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!