bab 14

flashback lanjut.

Wanita cantik itu masih saja sangat marah meskipun sudah beberapa hari berlalu sejak pertengkaran nya dengan sang suami. Di tambah lagi suaminya tidak pulang kerumah. Nova berusaha kuat didepan putrinya, rasa sangat bersalah gara-gara cinta nya pada suaminya membuat dia harus menjadi korban keegoisan pria itu.

"Mami kenapa papa jarang sekali berada dirumah?" tanya Ainun kecil pada Mami nya.

"Papa sedang sibuk sayang" balas nye dengan lembut.

"Begitu ya Mi?" ucapan polos putrinya tentu saja membuat Nova semakin tersenyum getir.

"Kamu main sendiri dulu ya sayang, Mami ada urusan sebentar di luar" ujar wanita itu pada Ainun. Anak kecil itu pun berlari ke taman luar rumah untuk bermain.

Sebelum Nova membuka pintu ternyata sudah ada yang membuka pintu nya duluan dari luar. Muncul lah suaminya yang sudah beberapa hari ini tidak pulang.

"Ini kartu untuk kebutuhan kamu dan Ainun, kamu bebas mau beli apa saja dengan kartu ini" pria itu langsung menyerah kan kartu itu tanpa berbasa-basi.

"Ingat Kalian tidak boleh keluar dari rumah ini tanpa pengawalan jika kamu tidak ingin Ainun akan terluka" peringat pria itu.

"Jika kamu masih tetap mau Aman tetap lah tinggal dalam keluarga Rasyid" lanjut nya menatap tajam pada istrinya itu.

...****************...

Beberapa kali Nova pernah mencoba untuk meninggalkan rumah ini ternyata Ahmad Hamzah Rasyid itu telah berhasil mengelabui musuhnya. Buktinya beberapa kali ada yang mengikuti mereka, membegal, dan hampir menculik Ainun. Meski berhasil selamat tetap saja membuat Nova sangat ketakutan.

"Aku gak kuat lagi seperti ini terus Mas, tolong bebaskan kami" pinta Nova memohon pada suaminya yang tengah duduk santai di gazebo rumah nya.

"Semua sudah terlambat Nova, Satu-satunya cara kamu bisa aman hanya dengan bersama ku, karena semua orang tau Ainun adalah putriku" balas Ahmad tanpa melihat ke arah istrinya.

"Kamu seperti bukan manusia Mas, teganya kamu menjadi kan anak ku sebagai tameng untuk melindungi anakmu!" wanita itu mulai marah. sejujurnya sangat menyiksa untuk nya bertahan dengan pria ini meskipun ia sangat mencintai suaminya.

Pria itu melirik sinis istrinya, ia sangat malas berdebat tapi setiap kali bertemu ada saja yang membuat istrinya nya marah padanya.

"Terserah kamu Nova yang jelas jika kamu ingin Ainun selamat, maka tetap berada disini dengan ku" balas pria itu dingin.

Mami Nova menangis tersedu meratapi semua yang terjadi.

flashback off

Wanita itu termenung membayangkan masa lampau tanpa di sadari dokter masuk memeriksa keadaan Ainun saat ini.

"Semua baik, lukanya juga sudah sembuh ya. Kalo memungkinkan besok sudah bisa pulang kok" dokter itu menjelaskan dan tersenyum melihat pasien cantiknya itu.

Ainun hanya tersenyum mendengar ucapan dokter itu. Sejujurnya Ainun sangat merasa bosan sudah lama berbaring di brangkar rumah sakit ini. Jadi bagai angin segar mendengar penjelasan dokternya tadi.

"Terimakasih dokter" ucap Mami Nova.

Kemudian dokter itu pun keluar. Mami Nove membelai kepala Ainun yang tertutup hujan instan.

"Bagaimana perasaan mu? apa leih baik?" Tanya Mami Nova.

"Jauh lebih baik Mi" balas Ainun.

...****************...

Singkat cerita keesokan harinya Ainun sudah dijemput oleh tunangan tampannya sedang membantu membereskan administrasi dan lain-lain ya.

"Ubur-ubur ikan lele udah bisa pulang le" canda Randa pada tunangan nya. Ainun tentu saja terkekeh kecil mendengar guyonannya.

"Bisa aja kamu" Mami Nova ikut tertawa.

"Jadi makin cantik kalo tersenyum ah" lanjut nya lagi. Randa emang tepe orang yang suka humoris.

"Gak usah gombal gitu, baper anak orang nanti" Mami Nova terkekeh mendengar celotehan Calon mantunya itu.

"Aku bertanggung jawab kok Tan, entar aku nikah in deh"balas pria itu sambil tertawa.

" Ya harus lah, emang kamu mau anak tante di nikah in orang lain"canda Mami Nova.

"Jangan dong tan, udah ada lebelnya tuh" Jawab pria itu sambil menujukan cincin di jari manis Ainun.

"Bisa aja kamu ini" balas Mami Nova sambil terkekeh lagi.

Singkat cerita ketiga orang ini sampai lah dirumah, di depan rumah sudah berdiri Arsyila menunggu kedatangan saudara nya. Ia tidak sabar ingin melihat kepada gadis itu. karena Arsyila tidak punya kesempatan untuk membesuk Ainun.

"Nun, akhirnya kamu sampai juga" Arsyila menyambut dengan senyuman. Sampai Ainun bingung melihat sikap saudarinya itu.

Randa membantu mami Nova untuk menurunkan barang milik Ainun.

"Tante Aku langsung pulang aja yah, soalnya aku masih ada kerjaan" ucap Randa setelah menurunkan barang itu.

"Loh masuk dulu dong nak, kok Buru-buru banget" balas Mami Nova mengernyit heran.

"Lain kali Randa mampir lagi Tan" balasnya tersenyum.

"Ai aku pulang dulu yah, kamu istirahat yang cukup. Biar cepat sembuh nya" Pria itu perhatian sekali pada tunangan nya itu.

"Iya, makasih ya untuk semua. Kamu hati-hati" Ainun tersenyum juga, meski baru mengenal pria itu. Ainun tahu pria ini adalah orang yang baik.

Pria itu meninggal kan pekarangan rumah sambil melambaikan tangannya pada Ainun.

"Aku bantu ya Mi" Arsyila merebut barang yang ada ditangan Mami Nova.

"Akhirnya pulang juga kamu ya, ku kira kamu sudah mati" sinis pria muda yang tampan namun bermulut tajam bak pisau dapur baru di asah.

Menyebal kan memang mendengar ucapan pria tak berperasaan ini. Melihat pria ini membuat suasana hati akan jadi buruk saja pikir Ainun namun ia memilih diam aja.

"Kak apaan sih, Ainun baru aja sembuh lo" ketus Arsyila pada kakaknya. Ya pria kejam itu adalah Arsyad.

Mendengar ucapan pria itu tidak membuat Ainun berkecil hati karena sudah terbiasa dengan itu. Mulut Pria ini seperti Bon cabe level 1000 selain pedas berpotensi membuat orang meninggal.

"Ah belum mati kok, seperti kata mu aku akan menguasai hartamu. jadi tidak akan mudah untuk aku mati dulu" balas Ainun santai. Membuat pria itu sangat geram. Ainun ingin membuat Arsyad kesal juga, dan harapannya tentu saja berhasil membuat pria ini marah.

"kamu! " marah Arsyad melotot kan matanya.

"Udah jangan berdebat lagi, Ainun mau istirahat" Arsyila mencoba menengahi pertengkaran saudara nya itu. Arsyila bingung harus bagaimana membuat kedua orang ini berdamai ada saja yang di ributkan setiap hari.

"Aku bisa sendiri" Ainun berjalan menuju kamarnya. Ainun tidak ingin berdebat lebih lama lagi, hal. itu membuat waktu istirahat nya semakin tertunda.

Ia sangat lelah sebenarnya dengan keadaan yang baru saja keluar rumah saki harus dihadapkan dengan perdebatan yang tidak akan berakhir jika Ainun tidak mengalah.

Terkadang ingin sekali menghajar pria yang selalu mencari masalah dengan nya itu tapi mengingat pria itu adalah saudara nya meskipun saudara tiri akan membuat sang Papa marah padanya dan hal itu akan berimbas pada Mami Nova.

Bersambung.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!