bab 16

Seringaian di bibir cantik itu tampak jelas membuat lawan bicaranya itu ciut. Apalagi mereka tahu sepak terjang seorang Ainun Mahara. Sebelumnya tidak ada yang berani yang mengusik Ainun kecuali akan babak belur pada akhirnya.

"Boleh di coba, Aku tidak keberatan sama sekali" Ainun mendekati wanita itu.

"Gak udah banyak bacot" pekik Vera

"Maju aja, kenapa harus banyak drama" santai Ainun.

"Heh Kamu akan ingat rasanya pukulan Ku ni Nun" teriak gadis itu sebelum melayangkan pukulan.

Bugh pukulan wanita itu akhirnya dilayangkan pada Ainun. Bukan Ainun namanya jika tak bisa menahan serangan itu. Dengan mudah Ainun mendorong dengan pelan tapi bisa membuat lawannya itu tersungkur.

"Apa segini aja kekuatan kalian. Omongan kalian aja yang besar nyatanya segini aja nyalinya" sinis Ainun.

"Ayo maju, Aku ingin tunjukkan bagaimana kalian mengingat hari terus" tambah Ainun menatap tajam.

Pertengkaran pun tidak terelakkan, Empat lawan Satu emang tidak seimbang. Tetapi dengan mudah Ainun menumbangkan lawannya. Pekikan terus menggema dari mulut Vera cs yang menyerang Ainun juga dari siswa yang ikut menyaksikan pertengkaran itu.

"Apa segini aja? Keringat ku saja belum keluar tapi kalian udah tumbang semua. Sayang sekali" Ainun mengibaskan tangannya.

"Ingin ini jika tidak ingin terluka lebih parah jangan pernah mendekati ku dan apa pun yang berhubungan dengan ku" tambah Ainun menggenggam erat rahang ketua geng itu.

Keempat Vera cs itu babak belur pasti akan mendatangkan masalah tapi Ainun tidak peduli.

Ainun meninggalkan tempat itu dengan santai. Para siswa yang menyaksikan pertengkaran itu akhirnya membubarkan diri.

Vera cs meringis tertahan. Sakit sekali seluruh badannya, Vera berusaha bangun dibantu temannya.

"Ternyata tetap saja kita gak bisa melawan dia ver, sakit banget ya ampun" kesal Rida.

"Diamlah" pekikan Vera terdengar keras. Wanita itu sangat membenci Ainun karena lebih unggul dari segi manapun. Ainun Cerdas, Popularitas Bagus, Ahli bela diri yang terpenting Ainun anak orang kaya.

"Suatu hari nanti Aku pastikan bisa mengalahkan Ainun bedebah itu" pekiknya.

"Ughhh sakit banget, Aku kapok" salah satu Vera cs.

"Gini amat kita dibuat Ainun, hari apes emang gak ada di kalender" keluh nya lagi.

"Aku bilang diam, ngerti gak diam" teriak Vera geram sekali rasanya mendengar ocehan temannya itu.

...****************...

Sebuah taman yang terbilang luas Ainun duduk di sebuah kursi. Ainun menghela napasnya, sangat menyebalkan rasanya hari ini. Padahal hari ini Ainun pertama masuk sekolah setelah sekian lama libur paska tertembak waktu itu.

"Nun!" seseorang menyapa Ainun yang sedang memejamkan matanya. Ainun membuka matanya melihat siapa yang sedang menyapa dirinya.

"Kamu belum makan, ini ku bawakan roti dan minuman" Arsyila mengulurkan tangannya.

Ainun sedikit terkejut karena Arsyila membawakan makanan untuk nya. Ainun kembali menutup matanya mengabaikan Arsyila.

"Tidak perlu" jawab Ainun singkat.

"Tapi kamu baru saja sembuh Nun, makanlah" paksa Arsyila menaruhnya di sebelah Ainun.

Arsyila pun meninggalkan Ainun sendirian. Perlahan Ainun memakan roti itu sambil tersenyum tipis. Ia sedikit tersentuh ada yang mau memperhatikannya.

Dari kejauhan Arsyila pun tersenyum melihat saudara mau memakan pemberian nya.

Arsyila tidak bisa mendekati Ainun saat dirumah karena takut dengan kakaknya yang sangat membenci Ainun. Tapi jauh di hati Arsyila terkadang merasa prihatin dengan Ainun yang sering di hadapkan hal-hal mengerikan.

Arsyila pun bingung kenapa Ainun selalu berada dalam marabahaya. Setiap kesempatan pasti ada saja yang ingin mencelakai Ainun.

Terkadang Arsyila memiliki pikiran yang picik, Arsyila berpikir mungkin ini adalah balasan untuk Ainun yang sudah merebut kebahagiaan nya. Setiap pikiran itu muncul segera Arsyila tepis jauh-jauh.

"Aku pun bingung Nun, terkadang aku iri padamu yang sangat di sayang Papa. Tapi terkadang aku beruntung karena kamu selalu diburu kematian" lirih Arsyila masih menatap punggung Ainun yang sedang menikmati makanan nya.

"Aku berharap semua akan baik-baik saja" lanjut nya lagi meninggalkan tempat itu.

...****************...

Hari pun berlalu, Ujian sekolah sudah hampir tiba di depan mata. Sebentar lagi siswa kelas tiga akan segara lulus dan menentukan pilihan selanjutnya.

semua siswa berharap mendapatkan nilai yang terbaik. Semu orang terlihat sedang mempersiapkan diri untuk melakukan yang terbaik saat ujian nanti.

"Aku ingin masuk Universitas yang sama dengan mu Arsy" Ulfa menarik tangan sahabat untuk duduk didekat nya.

"Aku masuk Universitas xx" Arsyila duduk di samping Ulfa.

"Waduh itu Universitas besar Arsy" pekik Ulfa

"Aku tahu, makanya aku di masukan kesitu" balas Arsyila malas.

"Lagian kamu kan pinter, cari beasiswa aja kan bisa" lanjut Arsyila.

"Lewat gak ya?" lirih Ulfa.

"Aku yakin kamu bisa" balas Arsyila.

"Semoga aja bisa" Ulfa tersenyum.

Bersambung........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!