bab 15

Sebuah rumah yang sangat mewah seorang pria tampan memasuki rumahnya dengan riang. Sibuk dengan lamunan nya sehingga tidak menyadari seorang sedang menatapnya dengan heran.

"Ada yang lagi kasmaran tuh" sindir orang itu terkekeh pelan.

"Astaghfirullah terkejut aku Ma" Randa memegang dada nya yang berdegup kencang.

"Kenapa sih, kayaknya lagi senang banget" sang mama terheran-heran melihat putranya.

"Ma boleh gak sih pernikahan Ku dengan Ai dipercepat aja" rengek pria itu pada Mamanya.

"Gak sabar memperistri Ainun Ran?, iya sih orang cantik gitu" balas mama terkekeh.

"Jangan lupa Dia masih sekolah" lanjut Mama tertawa pelan saat melihat anaknya lesu.

"Berapa bulan lagi udah tamat juga" balasnya lagi.

"Udah tunangan juga, pengenalan lebih jauh dulu, walaupun Mama tau dia gadis yang baik. Kalian masih perlu beradaptasi dulu dengan karakter kalian masing-masing" nasehat Mama.

"Emang gak boleh pacaran setelah menikah aja Ma" lesu Randa bernegosiasi.

"Ya boleh banget sayang, tapi Ainun nya yang masih sekolah" gemes Mama

"Mau gimana lagi, harus bersabar dulu kalo gitu" balas Randa tidak bersemangat. Lalu meninggalkan Mamanya menggeleng kepalanya heran.

"Anak jaman sekarang ya, kalo udah kecentol ya gitu gak sabar memiliki" monolog Mama Randa seorang diri.

...****************...

Beberapa hari setelah Ainun benar-benar sembuh Gadis cantik itu sudah mulai masuk sekolah lagi. Ainun tidak ingin ketinggalan pelajaran apalagi sebentar lagi akan dilaksanakan Ujian Nasional.

"Udah sembuh Nun" tanya pria yang menghampiri Ainun.

"Ya seperti yang kamu lihat" balas Ainun singkat.

"Syukur lah, Aku bahagia melihat mu lekas sembuh" Jefri tersenyum.

Pria ini dan beberapa temannya yang lain memang beberapa kali membesuk Ainun beberapa kali, Jefri sangat khawatir dengan keadaan pujaan hatinya itu.

"Ahhh.. akhirnya Queen kita sudah kembali" teriak seorang pria yang bernama Rama saat melihat Ainun.

"Welcome My Queen" ucap pria itu membungkuk badannya seolah sedang menyambut sang ratu.

Ainun berlalu tanpa berkata, pria ini memang sangat lebay seperti biasanya. Semua orang sudah tahu perangai Ainun yang dingin dan Rama yang pecicilan.

"Wah rindu sekali. Rindu melihatmu kembali" Rama tidak peduli dengan sikap dingin Ainun.

"Oh iya kemarin pada heboh pas kami mendengar kamu tertembak, apa sakit?" tanya pria itu meringis membayangkan luka Ainun.

"Ya cukup sakit. Kamu akan merasakan nya juga jika terus mengoceh dihadapanku" balas Ainun dingin.

"Wow Queen. Ku kira setelah kembali kamu akan menghangat ternyata lebih dingin. Apa AC rumah sakit membuat mu begitu" Pria itu berdiri menjauhi Ainun namun tetap mengoceh.

Ainun duduk diam tanpa memperhatikan orang sekitar nya sedang melihat kearahnya. sebenarnya banyak teman nya ingin bertanya tetapi meraka tahu wanita ini tidak suka berbasa-basi.

Tidak lama kemudian Arsyila juga masuk kedalam kelas, matanya tidak lepas melihat ke arah Ainun yang tidak sedikitpun melirik ke arahnya.

"Kamu gak papa udah masuk sekolah?" tanya Arsyila mendekati Ainun.

"Ya" balas Ainun.

"Ya sudah" Arsyila duduk di kursi nya yang tidak jauh dari kursi milik Ainun. Saudara tiri Ainun itu terus saja memperhatikan Ainun.

Singkat cerita Guru sudah masuk kelas. Pelajaran pun dimulai. Seperti biasa ada beberapa murid yang mendengarkan dengan seksama, ada juga yang pura-pura mendengarkan, dan ada juga yang mengabaikan.

Beberapa jam berlalu jam pelajaran pun selesai dan waktu nya untuk istirahat. Ainun berjalan seorang diri, karena Ainun tidak memiliki teman. Kebanyakan siswa membenci Ainun karena terlalu berkuasa juga mempunyai wajah yang cantik dan Ada juga yang segan menyapa Ainun.

Berbeda untuk kali ini, terlihat Arsyila mengikuti langkah Ainun dari belakang dan Ainun menyadari hal itu. Ainun membalikan badan menatap heran pada saudara nya itu.

"Kenapa?" tanya Ainun dingin.

"Engga kok, mau ke kantin juga" gugup Arsyila

"oh" Ainun melanjutkan langkah nya.

"Ku kira kamu sudah mati Nun" sinis wanita yang tidak menyukai Ainun.

"Ya Ainun tidak akan mudah untuk mati, karena belum melihat kamu tumbang ditangan ku" dingin Ainun membalas ucapan mereka.

"Aku ingin tau, apa Kamu masih kuat melawan ku" wanita itu mendekati Ainun yang masih terlihat santai.

Bersambung........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!