Semua orang yang ada di dalam gedung itu tentu saja panik dengan kejadian ini, Arsyad berusaha melindungi adiknya arsyila, pria itu menarik arsyila untuk mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.
"kamu yang tenang ya, ada kakak bersamamu" ucap Arsyad pelan ia melihat adiknya yang syok mencoba untuk menenangkan arsyila.
"kak Ainun yang tadi tertembak" lirih arsyila dengan air mata yang menetes, gadis itu melihat tepat peluru itu tertancap di dada sebelah kanan Ainun.
"kamu tenang, banyak orang yang akan membantunya" balas Arsyad ia juga sebenarnya sangat terkejut juga syok cuma keselamatan arsyila adalah segalanya bagi Arsyad.
"dia terluka lagi kak" lirih arsyila sudah terdengar isak tangisnya.
"dia tidak akan apa apa kamu tenang ya" jawab Arsyad lagi berusaha membuat adiknya tenang.
Disisi lain terlihat Ainun yang sudah tergeletak dilantai yang dingin, gadis cantik itu masih membuka matanya dan dia tersenyum manis pada Randa yang ada di depannya, pria itu juga sangat syok.
"apa kali ini aku akan Engkau bawa pulang ya Allah, ampunilah dosaku mami jangan tangisi kepergian ku, aku sayang mami dan mami harus tau itu" batin Ainun yang masih mencoba mencari keberadaan maminya yang mungkin untuk terakhir kalinya. Ainun menitiskan air matanya saat melihat maminya berdiri mematung melihat dirinya Ainun berusaha tersenyum untuk maminya.
Setelah banyaknya orang yang berteriak dan beberapa orang yang menolong Ainun baru Randa tersadar dari rasa terkejutnya itu. Pria itu mengambil alih untuk menggendong Ainun pergi untuk dibawa ke rumah sakit.
Mami nova yang baru menyadari korban tembakan itu adalah Ainun tiba-tiba jatuh pingsan sangking syoknya menyaksikan putrinya tertembak dan terluka, banyak darah yang tertinggal di tempat Ainun terjatuh tadi.
Sementara papa ahmad mengejar pelaku penembakan itu, ia sangat prustasi dengan pemburu keluarga nya ini, beberapa orang itu berhasil mencelakai mereka dan orang itu bisa menghilang tanpa meninggalkan jejak sedikitpun, permainan mereka sangat rapi sungguh cerdas orang yang menjadi otak dibalik nya.
"cari cepat kerahkan seluruh kekuatan kita untuk menemukan baji**an itu, dia harus ketemu" teriak papa ahmad kesal.
Sejak lama keluarga mereka diburu namun karena kekuatan yang papa ahmad miliki dia masih bisa mempertahankan keluarganya hingga saat ini.
"shittt kenapa bisa menghilang begitu saja aaaaaakhh" teriaknya lagi.
"temukan dia, dasar tidak berguna" amuknya lagi.
"tuan putri anda sudah dibawa ke rumah sakit" ucap salah satu pengawal papa ahmad memberitahukan kabar itu.
"berusaha lah sekuat tenaga untuk menemukan dalang penembak itu, bawa dia hidup ataupun mati ke hadapan ku" perintahnya dingin.
Setelah mengatakan kalimat itu papa ahmad menyusul putrinya ke rumah sakit untuk melihat keadaan nya saat ini, ia sangat merasa bersalah pada gadis itu saat ini.
Dirumah sakit mami nova baru sadar dari pingsannya terus menangisi putrinya. ia modar mandir di depan ruang oprasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di dada Ainun. Mami nova tidak siap jika harus kehilangan putri satu satunya itu, hanya Ainun yang dia miliki, hanya Ainun yang mencintai dia dengan tulus meskipun berkali-kali ia menyakiti hati putri tidak pernah sekalipun Ainun meninggalkan maminya walaupun terkadang mereka sering ribut dan bertengkar setiap bertemu.
Randa sedang duduk menunggu oprasi selesai, pria itulah yang menemani mami nova sejak tadi tapi mereka tidak saling menyapa dalam keadaan yang seperti ini. Pikiran mereka sedang kusut saat ini memikirkan nasip Ainun yang sedang meregang nyawa di dalam sana.
Papa ahmad berlari terburu-buru untuk menghampiri istrinya yang sedang gelisah di depan sebuah ruangan itu.
"bagaimana Ainun, dia baik-baik saja kan?" tanya pria paruh baya itu pada istrinya.
"aku gak tau, tapi dokter belum juga keluar dari dalam sana" lirih mami nova.
Papa ahmad menghela napasnya dan memilih untuk duduk di kursi tunggu. Beberapa menit kemudian dokter keluar dan menemui keluarga pasien untuk mengabarkan kondisi pasien itu.
"bagaimana putri saya dok?" tanya mami nova tidak sabaran. Papa ahmad dan Randa ikut berdiri menghampiri dokter itu penasaran kondisi putri sambung nya itu.
"untuk sementara belum bisa di pastikan bu, tapi peluru nya bersyukur bisa dikeluarkan meskipun tadinya agak sulit karena letaknya sangat dalam untung nya tidak ada organ penting yang kena" ujar dokter itu menjelaskan dengan bahasa yang bisa dipahami boleh kelurga pasien, mungkin jika dijelaskan secara medis akan lebih sulit dimengerti begitulah pikir dokter itu.
"jadi putri saya tidak apa apa kan dok?" tanya mami nova yang tidak puas dengan jawaban sang dokter.
"untuk itu masih perlu kami pantau ibu, semoga saja ada perkembangan kondisi nya menjadi lebih baik baik, tetap lah berdo'a ya bu" balas dokter itu kemudian pamit undur diri.
Tidak lama kemudian brangkar rumah sakit kekuat dari ruang itu untuk dipindah ruangan, mami nova dan papa ahmad sontak mendekati brangkar itu. Mami nova menangis dengan keadaan putri itu, sungguh miris berkali-kali putri meregang nyawa karena keegoisan dirinya.
"emmm om sama tante pulang dulu aja, biar Randa yang nungguin Ainun, nanti kalo ada apa apa Randa kabarin" tawar Randa yang melihat kedua orang tua Ainun ini sangat kelelahan.
"tante akan jaga Ainun, biar nanti dia lihat tante pas dia sadar" lirih mami nova tetap ingin disamping putri nya.
"tapi tante harus istirahat dulu, nanti kalo tante sakit siapa yang akan menjaga Ainun" bujuk Randa yang tidak ingin keadaan semakin rumit jika mami nova juga ikut sakit karena kelelahan.
"kita pulang dulu, kita istirahat dirumah nanti kita kesini lagi" ucap papa ahmad pada istrinya itu.
"Ainun akan baik-baik saja, dia gadis yang kuat" lanjut papa ahmad.
Akhirnya mami nova mau ikut pulang untuk istirahat sebentar sebelum akan datang lagi untuk menjaga putri nya begitu pikir mami nova.
"tante titip ainun ya Randa, telpon tante kalo ada apa-apa. Maaf harus merepotkan kamu nak" ucap mami nova dengan suaranya yang serak karena terlalu lama menangis.
"tidak repot sama sekali tante, dia calon istriku kan, sudah seharusnya aku menjaga dia tante" balas Randa tersenyum
"Ainun sangat beruntung memiliki pendamping seperti kamu Randa, semoga dia lekas sembuh" ujar mami nova ikut tersenyum melihat kebaikan calon menantu nya ini.
"tante pamit sebentar ya" lanjut mami nova mengambil tasnya untuk pulang.
Randa menghela napasnya setelah kepergian kedua calon mertuanya itu, ia sangat terkejut dengan semua ini di hari pertunangannya malah dapat kejutan yang tidak mungkin bisa ia lupakan seumur hidup nya.
bersambung..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments