Selama dalam perjalanan menuju ke kediaman Jesica, Naya banyak diam ia lebih fokus melihat pemandangan yang begitu banyak gedung-gedung tinggi, Gedung yang selama ini hanya bisa ia lihat di televisi, kini bisa ia lihat secara langsung.
''Kakak ipar, aku dengar juga kalau kakak ipar pintar masak, nanti ajarain Jesy ya, biar nanti kalau Jessy menikah enak, bisa masakin suami Jessy,'' ucap Jessica. polwan cantik yang di kenal dengan sapaan Jessy.
''Tahu sedikit, dan itupun masakan kampung, bukan masakan kota,'' ucap Naya seraya tersenyum pada Jessy.
''Tidak apa-apa, mungkin suami Jessy juga dari kampung atau bukankah masakan kamoung itu lebih tradisioanl ya kak, kalau gak salah sih, karena dulu aku pernah tugas ke sebuah perkampungan dan makanan mereka lezat-lezat, apalagi maskaan tempe yang di campur terasi atau jengkol, uuhhh ... Rsanaya sangat mantap, kak,'' ucap Jessy
''Kau suka pete juga, nanti aku coba buatkan,'' ucap Naya.
''Dia pecinta pete dan jengkol, karena itulah dia gak ada yang demen,'' ucap Abra
''Ye, kata siapa gak ada yang demen,banyak loh yang suka sama aku, tapi aku ini pemilih orangnya,'' ucap Jessy
''Iya kah? coba kasih tahu siapa saja yang menyukaimu,'' ucap Abra
''Mikky, Digo, dan masih banyak lagi yang suka,'' ucap Jessy
''Cih, kucing hahhaha,'' ucap Abra seraya tertawa lepas.
Naya bisa melihat kearakaban antara Abra dan Jessy, meskipun mereka tak melakukan kontak fisik, tapi Naya takut akan adanya orang ketiga.
Tanpa dirasa mereka sudah sampai di kedaiaman Jessy, tidak berlantai dua tapi terlihat sangat luas, halaman yang luas dan juga pohon yang rindang membuat rumaah terlihat sejuk.
''Ayo, Ibu dan ayah sudah dari tadi menunggu, aku yakin nanti aku yang kena marah karena lama, [adahal kak Abra tuh yang lama mandinya,'' geritu Jessy seraya turun darii mobilnya, begitu juga dengan Naya dan Abra.
''Udah jangan marah, ibu gak akan marah juga,'' ucap Abra yang mana ia tak lupa menggenggam tangan Naya.
''Assalamualaikum,'' ucap Abra, Naya dan Jessy secara bersamaan.
''Waakaikum salah,akhirnya kalian datag juga, keana saja kok lama?'' ucap ibunya Jessy seraya terus mendekati mereka, Abra langsung mencium punggung tanga ibunya Jessy yang di ikuti oeh Naya.
''Masya Allah, cantik sekali istrimu, Abra. Semoga Tuhan selalu memberkatimu,'' ucap ibunya Abra
''Amin, terimakasih bu,'' ucap Abra dan Naya secara bersamaan.
''Ayah dimana bu?'' tanya Jessy seraya terus melangkah masuk.
''Ada di dalam, Abra coba kau panggil ayahmu,kita makan sekarang juga taktnya keburu dingin,ayo nak, kita tunggu mereka di meja makan,'' ucap ibunya Jessy.
''Terimaksih bu,'' ucap Naya
''Bu, Jessy ke kamafr sebentar, mau ganti pakaian dulu,'' ucap Jessy seraya melangkah menuju ke amarnya, benar saja rumah ini sangatlah luas.
''Sudah berapa tahun menika denga Abra?'' tanya ibunya Jessy seraya menatap Naya.
''Sudah mendekati dua tahun, Bu,'' ucap Naya.
''Alhamdulillah, semoga terus langgeng dan tidak ada masalah besar, tapi dalam setiap rumah tangga itu suah pasti akan mendapatkan maslaah, dan tentu itu akan menjadi kekuatan dan kelemahan kita nantinya, Tuhan memberikan kita masalah dan cobaan karena Tuhan ingin tahu sebesar apa hati kita, Tuhan memberikan kita cobaan itu karena Tuhan tahu jika kita bisa melaluiya dengan baik, Tuhan selalu menguji kita karena Tuhan igin menaikkan derajat kita, dan ibu yakin kalian bisa melaluinya dengan baik,'' ucap Ibunya Jessy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments