Bab 4 Abra Kecewa

Di sisi lain, pihak mempelai laki-laki sudah bersiap untuk kerumah mempelai perempuan. Mereka tidak tahu jika ada kegaduhan di rumah calon istrinya.

"Adi, Fitri begitu mencintaimu, buktinya sekarang dia sangat bodoh, bukan? Mana ada pihak laki-laki minta uang, dia malah percaya sama kamu," batin Adi ketika masuk ke dalam mobil. Fitri yang tahu akan status keluarga Adi hanya fokus untuk mendapatkan laki-laki kaya di desanya. Tidak perduli bagaimana sikap Adi selama ini, yang ia inginkan hanyalah status istri dari seorang Adi Diningrat.

...----------------...

Tanpa sadar, Abra menjatuhkan air mata. Bahkan bibirnya tidak bisa mengeluarkan satu kata pun. Ia membelai pipi wanita yang begitu ia cintai, tangan yang begitu kasar, rambut yang tidak terawat, wajah yang kusam, dan mata yang sembab.

Hidup bagaimana yang dialami istrinya selama ini? Kenapa istrinya tidak pernah cerita tentang kehidupannya?

"Abra, dengarkan aku," ucapan ibunya terhenti ketika Abra mengangkat tangannya, kode agar ibunya tidak mengatakan apapun padanya.

"Abang, dengarkan ini. Jangan buat masalah dalam pernikahanku, Abang. Sebentar lagi mereka akan datang. Bagaimana jika mereka melihat apa yang Abang lakukan?" ucap Fitri yang cemas jika pihak suaminya akan melihat situasi ini.

"Kalian malu jika keluarga Adi melihat ini. Lalu bagaimana aku yang melihat istriku sendiri dijadikan babu di rumahku sendiri?" ucap Abra seraya terus menatap wajah itu, wajah yang berusaha tersenyum namun air matanya terus mengalir.

Abra menangkup wajah Naya dan terus menatapnya di hadapan banyak tamu undangan.

"Bang, Mbak Naya hanya bantu-bantu, lagian kalau bukan dia siapa lagi yang akan melakukannya, dia pantas kok," timpal Rara si bungsu.

"Diam!" teriak Abra yang mampu membuat semua orang terdiam.

"Abra, tenangkan dirimu, Nak. Ini tidak seperti yang kau lihat, Ini_"

"Cukup pak, Cukup! semuanya sudah jelas. Kalian menjadikan istriku babu di acara pernikahan ini dan kalian masih mau mencari alasan. Aku sudah melihat semuanya!" teriak Abra.

"Dia istriku, yang mana karenanya aku bisa mendapatkan rezeki yang lancar. Karena doanya, aku bisa mengirimkan kalian uang setiap bulan. Karena doanya, aku sehat sampai saat ini. Tapi kalian memperlakukan dia seperti ini, dan kau ibu....! Ibu adalah wanita, dan kedua anak ibu adalah wanita dan akan menjadi seorang menantu di rumah suaminya. Bagaimana perasaan ibu, jika itu akan di alami oleh Fitri atau Rara? Apakah ibu tidak akan sakit hati?" ucap Abra seraya merangkul tubuh Naya.

"Aku dan Mbak Naya beda bang, Ak_"

Fitri menutup mulutnya ketika Abra menatapnya dengan tajam. Semua tamu menyaksikan semua ini, banyak yang mengatakan jika sikap Bu Sani memang sangat keterlaluan.

"Abra, untung kau pulang. Bisa mati istrimu jika berada di sini terus," ucap tiba-tiba seseorang dari antara beberapa tamu yang menonton kejadian itu.

"Mereka menjadikan istrimu babu gratisan di sini. Tidak perduli apakah istrimu sakit atau tidak," imbuhnya lagi, yang ternyata adalah Bu Mina.

Abra menengadahkan wajahnya menahan air mata yang akan jatuh lebih deras lagi.

Naya memegang dada suaminya agar tenang. Naya menggelengkan kepalanya ketika ia melihat guratan marah di wajah sang suami. Dia mencoba untuk menahannya dan berharap, namun dengan tatapan memohon agar Abra tidak melakukan apapun.

Abra menyentuh pipinya namun ia tetap akan melakukan apapun yang ingin ia lakukan. Amarah nya sudah ada di ubun-ubun.

Ada beberapa bibir tetangga yang tersenyum dengan apa yang mereka lihat.

Brak... Brak.. Brak...

Abra melempar kursi yang ada di dekatnya, membuang semua kue yang sudah tersaji.

"Abra! Kau jangan gila! Kau akan mempermalukan keluarga ini!" teriak ibunya Abra dan juga bapaknya. Namun semuanya tidak Abra perdulikan, puas dengan apa yang ia lakukan, ia pun menatap kedua orang tuanya.

"Istriku jauh lebih berharga dari semua ini. Dan mulai saat ini, ibu dan bapak tidak akan pernah melihat aku ataupun Naya!" ucap Abra. Ia pun mengambil tas ransel dan keluar dari rumah itu.

"Abra! Kau lebih memilih istrimu dari pada ibumu? Aku yang melahirkanmu. Kenapa kau memilih dia? Kau bisa mencari wanita lain yang jauh lebih cantik darinya, Nak!" teriak Ibu Sani.

Abra berhenti sejenak, Bu Sani mengira jika Abra akan luluh dan kembali padanya, tapi nyatanya, ia salah.

"Mau ibu bawakan wanita cantik sebanyak apapun, Abra akan tetap memilih Naya, Bu. Karena hanya Naya yang mau hidup susah denganku, dan aku bersumpah akan menjadikan dia ratu dalam hidupku. Tapi aku kecewa, pengorbananku kalian hancurkan dengan menjadikan istriku babu di rumah ini. Aku tidak akan melupakan kejadian ini, Bu. Tidak akan pernah!" ucap Abra seraya berlalu meninggalkan kediamannya.

Ibunya terduduk lemas dengan kekacauan yang ada. Para tetangga hanya bisa diam.

"Kenapa kalian diam saja? Cepat bantu mengatasi semua ini, oh Tuhan.... Menantu sialan itu telah membawa kesialan dalam keluargaku. Oh Tuhan... Mimpi apa aku semalam...," teriak Ibunya Abra.

"Ibu Sani juga sih, kenapa sangat jahat pada menantunya? Padahal menantunya sangat baik," timpal ibu-ibu yang diminta untuk membantu acara di rumahnya. Tentu mereka dibayar karena selama ini Bu Sani tidak pernah membantu tetangganya.

"Kalian kalau tidak bisa membantu, jangan banyak bicara. Kalian tidak tahu bagaimana menantuku itu kalau bertingkah."

Terpopuler

Comments

LANY SUSANA

LANY SUSANA

moga2 sj nasib Naya akan di alami Fitri ya di jadiin babu dan istri ke 2 🤣🤣

2023-08-05

0

Roslina Dewi

Roslina Dewi

biar aja tuh ntar pst kena karma anak2 cweknya djadi-in babu drmh mertuanya

2023-05-24

1

Roslina Dewi

Roslina Dewi

ngeselin bngt klrgnya...rasanya pengen👊😠

2023-05-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!