Bab 18

Naya kini bercermin, menatap dirinya. Tubuhnya yang dulu beriri kini terlihat sangat kurus, pipi chuby nya kini menjadi tirus, ia membelai wajahnya sendiri, suaminya selalu memujinya cantik, tapi ketika ia melihat wajahnya sendiri, ia jauh dari kata cantik.

'Apakah abang hanya membohongiku? Apakah dia hanya tdak ingin aku sakit hati dengan keadaanku sekarang? Ya Allah Naya, apa yang kau fikirkan?' bathin Naya seraya mash terus menatap wajahnya sendiri, namun ia tersenyum kala melihat penampilannya yang kini sudah tertutup.

''Setidaknya kau yakinlah jika cinta bang Abra sangatlah tulus padamu,'' gumam Naya pada dirinya sendiri. Seketika Naya melihat jam di dindg dan ini sudah menunjukkaan jam 4 sore lebh, ia langsung bergegas menuju ke dapur untuk masak.

''Assalamualaikum,'' ucap seseorang yang terdengar sama di telinfa bNaya.

''Waalaikum salam, siapa ya?'' gumam Naya seraya melangka menuju ke arah depan, dan membukakan pintu untuk tamu.

''Waalaikum salam,'' ucap Naya seraya tersenyum pada beberap ibu-ibu yang kini aa di depan pintu rumah Naya.

''Eh, dasar pasangan zina, pergi kamu dari sini!'' uca ibu-ibu yang beraa paling depan di antara 5 orang itu.

''Maksdnya ibu apa ya? Siapa yang Zina, aku disini .... ''

''Ya elah mana ada maling ngaku, pokoknya kamu harus pergi dari sini, sekarang juga, pokoknya kami tidak mau dengar apapun alasan yang keluar dari mulut menjijikkanmu tu,'' kecam orang yang berada di samping ibu-ibu tadi.

''Astaghfirullah hal adzim, Bu. Apa yang kalian biacarakan, kenapa kalian asal menuduh tanpa mencari tahu terlebih dahulu, saya da bang Abra sudah datang ke pak Rt setempat, dan mengatakan siapa aku yang sebenarnya, aku istrinya bang Abra, Bu,'' ucap Naya berusaha meredam kemarahan ibu-ibu.

''Alah, itu alasan kalian saja, iya kan? kami tidak mau tahu, pokoknya kamu pergi dari sni saat ini juga,'' ucap ibu-ibu yang tadi.

''Apa hak ibu-ibu mengusir istri saya dari rumah saya sendiri, '' ucap Abra yang tiba-tiba berada di belakang tubuh para ibu-ibu, seketika para ibu-ibu tadi terdiam.

''Sebelum kalian menuduh kami berzina, tidakkah kalian mencari tahu terlebih dahulu, jangan sampai apa yang kalian katakan menjadi fiotnah dan kami bisa membawa kalia ke kantor polisi atas pencemaran nama baik,'' imbuh Abra yang kini sudah berdiri di sampin Naya dan merangkul sang istri.

'''Katakan padaku, siapa yang sudah mengatkan hal yang tidak-tidak tentang kami? Jika kalian tidak percaya silahkan kalian datangi ketua Rt dan Rw, karena kami sudak melapor kesana dan menunjukkan bukti jika kami suami-istri, '' ucap Abra menatap tajam pada ibu-ibu itu.

''Sekarang minta maaf pada istriku!'' ucap Abra melihat satu. persatu pada wajah ibu-ibu itu.

"Jangan harap kami minta maaf, Kalian hanya. menipu kami, iya kan? Dasar pasangan Zina!" ucap ibu-ibu yang mungkin dialah profokasi mereka.

"Baiklah, kalau begitu silahkan kalian pulang, dan aku pastikan akan ada beberapa polisi yang datang untuk mengantarkan surat panggilan untuk kalian, '' ucap Abra

"Ayo sayang kau jangan masukkan apa kata ibu-ibu itu, kita serahkan sama pihak berwajib, aku tidak akan membiarkan satu orangpun menghinamu apalagi menghina hubungan kita, " ucap Abra seraya melirik tajam pada mereka.

Beberapa ibu-ibu dari mereka ada yang sudah puas, tapi dia orang yang ada di depan masih begitu menantang.

"Abra, maafkan kami, jangan laporkan kami, kami hanya mendengarkan apa kata mereka, kami akan pulang tapi kami mohon jangan laporkan kami, kami masih punya anak kecil, Abra!" mohon ibu-ibu yang lain.

"Alah, kalian penakut sekali, kita yakin dia hanya menggertak saja, mana mungkin dia berani karena mereka itu salah" ucapnya dengan sinis.

"Jika kalian mau minta maaf,. minta maaah pada istriku, " ucap Abra mengabaikan dia ibu-ibu yang masih terlihat sangat, namun tangan Abra susah mengetik pesan, entah pada siapa ia mengirimkan pesan tapi Abra tersenyum ketika sang penerima pesan membalas pesannya.

"Nak, kami minta maaf, kami tidak tahu apa-apa, kami hanya disuruh ikut sama mereka, kami benar-benar minta maaf, Nak? "ucap ibu-ibu di antara mereka.

"Tidak apa-apa, Bu, " ucap Naya seraya tersenyum.

namun belum mereka melangkah pergi suara sirine polisi pun terdengar semakin dekat.

Tentu mereka semua menjadi panik.

Terpopuler

Comments

Roslina Dewi

Roslina Dewi

rasa-in lu pada😝

2023-06-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!