Anak adalah kebahagiaan orang tua, namun ada juga yang menganggap jika anak itu adalah benalu bagi orang tua. Seperti orag tua Naya, mereka ta mau tahu akan nasib apa yang me nimpa putrinya, karena bagi mereka dia adalah tanggung jawab suami dan keluarganya, mereka beranggapan sudah tak punya hak atas anaknya, jadi mau bahagia atau nggak sang anak mereka sudah tak mau tahu.
Ketika Naya mengethu kemana sang suami mengajaknya, Naya menahan langkahnya.
''Tidak apa-apa, aku ingin memberikan sedikit rezeki untuk mereka, terlepas apa yang mereka llakukan, mereka tetap orang tuami, kita hanya berkunjung bukan untuk meminta, kau yang sabar, yakinlah mereka msih sangat menyayangi kamu,'' ucap Abra menenangkan sang istri seraya mengenggam tangannya, masih teringat jelas di ingatan akan ucapan sang ibu tiri.
''Kau sudah bukan tanggung jawab ayahmu, jadi jangan pernah menginjakkan kakimu lagi disini jika hanya ingin mengadu atau minta sesuatu pada ayahmu, kau bukan lagi tanggung jawabnya jadi kau harus punya rasa malu dan tak lagi menjadi beban baginya,'' ucap ibunya Naya, mungkin jika hanya sang ibu tiri yang mengatakan itu Naya masih bisa memaklumi, tapi ketika sang ayah membela dan membenarkan apa yang ibu tirinya katakan, disitulah hati Naya sangatlah hancur, ia berfikir sang ayah bisa memberikan wejangan atau nasehat terlepas masalah yang ia hadapi tapi yang ia dapatkan hanyalah ketidak terimaan dia dirumahnya sendiri, Naya kembali dengan hati yang perih, ia sangat ingat saat itu ia berhenti di kuburan sang ibu, ia menumpahkan segala rasa itu pada hamparan tanah yang sudah rata. Sejak sang ibu meninggal, ayahnya hanya mementingkan dirinya dan istri barunya.
''Sekarang sudah ada aku,kau jangan cemaskan apapun,'' ucap Abra, yang dibalas anggukan kepaa oleh Naya
Tok ... Tok ,.. Tok
Beberapa saat pintu rumah itu terbuka.
''Assamualaikum,'' ucap Naya dan Abra secara bersamaan.
''Waalaikum salam, oh ada tamu ... Silahkan masuk, Abra. Kapan kau pulang?'' tanya sang ibu ketika melihat Abra yang ada disisi Naya, ia berniat menutup pintu kembali ketika wajah Naya yang ia lihat pertama kalinya.
''Sudah 3 hari yang lalu, Bu. Kangen istri,'' ucap Abra seraya duduk di sofa garuda.
''Bapak mana , Bu?'' tanya Naya
''Tidur, begitulah bapakmu, tidur terus kerjaannya, gak ada usahanya cari kerja,'' gerutu ibu tiri Naya, mungkin inilah penyebab sikap tidak ramahnya selama ini.
''Sebentar ya, Abra! Ibu bangunkan bapak dulu,'' ucap ibu tiri Naya, Naya merasa heran, kenapa pada dirinya sang ibu terlihat begitu sinis, sedangkan pada suaminya terlihat begitu ramah. Tak menunggu lama Bapaknya Naya keluar dengan senyuman yang Naya rindukan, Naya dan Abra bangkit untuk mencium punggun tangan bapaknya.
''Bagaimana kabar bapak?'' tanya Naya
''Baik, Nak. Kabarmu bagaimana?'' tanya balik bapaknya Naya, sungguh Naya merasa terharu hanya dengan pertanyaan itu.
''Naya sehat, pak, Alhamdulillah,'' ucap Naya dengan mata yang berkaca-kaca. Tentu Abra bisa melihat kebahgiaan yang terpancar dimata sang istri, Istrinya memang sederhana, kebahagiannya hanya dari hal-hal yang sederhana, Abra tersenyum melihat bahagia itu.
''Ah iya, Pak. Kedatanan kami kemari untuk mengatakan sama bapak dan ibu, Jika aku akan membawa Naya ke Jakarta,'' ucap Abra
''Abra, Kenapa harus bawa Naya, nanti malah nyusahin kamu, disini saja dia hanya nyusahin ibumu apalagi disana,'' ucap ibu tiri Naya.
''Ibu, jaga ucapan ibu, apa salahnya suami bawa istri, lagian istri adalah tanggung jawab suami, apapun yang terjadi pada istrinya, suaminya juga berhak tahu, dan juga istri harus berbakti pada suami, jadi ini adalah kesempatan untuk Naya berbakti pada suaminya,'' ucap bapaknya Naya, beda jauh ketika Naya datang sendiri.
''Jadi, bapak izinkan Naya ikut, pak?'' tanya Abra
''Tentu, Abra. Dia adalah tanggung jawab kamu, sekecil apapun yang Naya lakukan itu juga adalah tanggung jawabmu, jangan sampai Naya membuat dosa karena yang menanggung juga kamu,'' ucap bapaknya Naya.
''Aku yakin, Pak. Jika istriku tidak akan pernah membuat kesalahan,'' ucap Abra seraya menatap Naya
''Bapak juga yakin seperti itu, karena bapak tahu bagaimana anak bapak, hanya sajaa gosip semua warga sudah beda dan berubah-ubah, itu yang membuat bapak marah dengannya selama ini, fitnah jika bayi yang Naya kandung bukanlah anakmu itu sudah membuat aib untuk bapak, dan karena itula kau memiliki wanita lain di kota, bapak kecewa dengan kabar itu, tapi melihat kau datang bersamanya kemari, itu sudah membuktikan jika itu hanyaah gosip yang tak benar, maka dari itu bapak mengijinkan anak bapak ikut denganmu, buatlah anak bapak bahagia, buatlah anak bapak seperrti ratu yang kau janjikan pada bapak dulu, jangan sakiti hatinya lagi, cukup bathinnya yang sudah tersiksa selama ini,'' ucap Bapaknya Naya yang sudah tak bisa membendung air matanya, Naya tak menyangka jika bapaknya menyimpan luka dan beban karena fitnah semua orang, Naya bangkit dan memeluk bapaknya.
''Kau pasti marah sama bapak karena sikap bapak kan? Maafkan bapak, Nak, maafkan bapak,'' ucap bapaknya Naya yang hanya di balas anggukan kepala oleh Naya, pelukan hangat yang Naya rindukan dari bapaknya sudah ia rasakan kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
ibu tiri yg bodoh juga...ngak habis belajar Ilmu Agama.. tempat isteri di sisi suami
2023-06-04
0