"Tidak, itu sudah sepantasnya aku menafkahi mu, kau bisa menggunakan itu untuk keperluan mu, ataupun juga rumah," ucap Marcell dan Nara mengangguk.
"Marcell, itu apa kah aku.. "ting tong suara bell berbunyi membuat Nara berhenti mengatakan keinginannya.
"Sepertinya itu pesanan makanan untuk kita," ucap Marcell.
"Biar aku yang mengambilnya dan lalu menyiapkannya di meja makan, kau tunggulah," ucap Nara dan Marcell pun mengangguk.
Nara kini tengah menyiapkan makanan di meja makan dengan di penuhi hidangan yang beragam, dan dengan jumlah yang cukup banyak.
"Apa ini tidak terlalu banyak, ck Marcell benar-benar boros, sebaiknya besok aku akan memasak dan mungkin harus berbelanja lebih dulu, karena sepertinya tidak ada bahan makanan disini,"ucap Nara bergumam sendiri.
Kini Nara akan memanggil Marcell, namun niatnya di urungnya karena ternyata Marcell sudah berjalan ke arahnya.
"Ternyata banyak juga aku memesan makanan," ucap Marcell terkekeh.
Nara berdecih, "apa kita bisa menghabiskannya?" tanya Nara.
"Jika tidak habis kau bisa menyimpan ini di kulkas, dan besok bisa di hangatkan untuk sarapan, aku memesan banyak karena tidak tahu apa yang kau suka," ucap Marcell dan Nara mengangguk.
"Besok aku akan berbelanja, dan biarkan aku yang memasak," ucap Nara sambil duduk di meja makan dan di ikuti Marcell yang duduk di sebarangnya.
"Kau bisa masak?" tanya Marcell memastikan dan Nara mengangguk.
"Bisa, tapi aku hanya bisa makanan rumahan," jawab Nara terkekeh, sambil menuangkan nasi dan lauk pauk untuk Marcell.
Marcell tersenyum menerimanya makanan yang di siapkan istrinya, mereka pun makan dengan tenang tanpa adanya suara, setelah selesai mereka kembali berbincang.
"Tadi, apa yang ingin kau katakan?" tanya Marcell.
Nara sedikit berpikir, "ash itu, apa aku boleh tetap kuliah dan bekerja?"
Dahi Marcell mengkerut mendengar jika Nara ingin tetap bekerja," untuk kuliah aku mengizinkan, namun, untuk bekerja tidak! apa uang yang aku berikan kurang?" tanya Marcell membuat Nara menggeleng.
Bagaimana bisa kurang justru itu sangat banyak, batin Nara.
"Bukan begitu, aku hanya terbiasa beraktifitas, tapi jika kau tidak mengijinkan itu tidak masalah," ucapnya.
Marcell mengangguk, "fokus saja pada kuliahmu dan agar kau tidak kelelahan, dan ya, aku akan membebaskan mu selagi kau tahu akan statusmu sebagi istri, dan harus mengabariku," ucap Marcell pada Nara, dan Nara pun mengangguk setuju.
Di apartemen Wilona, ia kini tengah berbaring di ranjang besar dengan keadaan yang berantakan.
Wilona terbangun dengan badan yang terasa remuk dan lemas, Samuel pria tua itu benar-benar tidak memberikan Wilona istirahat. Setelah siang tadi kedua orang tuanya pulang, Wilona yang langsung di gempur tanpa henti oleh Samuel hingga malam hari, dan kini Wilona terbangun karena merasakan bagian intimnya terasa sakit dan ingin membuang air kecil, dan bahkan perutnya yang terasa sangat lapar karena sejak pagi ia tidak memakan makanan dengan jumlah yang cukup.
Wilona sejak dikabari Erick jika Nara berhasil melarikan diri membuat ia marah ditambah dengan keinginan Samuel untuk menikahinya dengan tanpa negosiasi lagi, sejak saat itu Wilona sudah tidak ada gairah hidup, ia malas untuk makan meski sudah dibujuk kedua orang tuanya.
Dengan susah payah Wilona meraih pakainya yang tergeletak di lantai, dan segera memakainya dan lalu pergi ke kamar mandi. Samuel yang tertidur di samping Wilona sebenarnya tahu jika Wilona terbangun dan hendak ke kamar mandi, namun ia tidak peduli dan tetap memejamkan matanya.
Di tengah malam Wilona berendam, merilekskan badannya dan membuat bagian intinya yang terasa perih yang mulai berkurang.
Sekitar tiga puluh menit Wilona pun keluar dan menuju ke arah dapur untuk mencari makanan, dan ternyata disana tidak ada apapun, Wilona menghela nafasnya dan kembali ke kamar untuk kembali tidur, namun saat ia kembali ke kamar ia sudah mendapat Samuel yang terbangun dan menatap seolah Samuel ingin memangsa dirinya.
Jangan bilang dia ingin kembali memintanya, ch, ayolah aku lapar dan juga, lelah apalagi bagian inti ku yang masih terasa perih, apa pria tua itu tidak kelelahan?. Kesal Wilona.
"Tidurlah, aku tidak akan memintanya, seperti apa yang kau pikirkan, namun besok dan seminggu kedepan kau tidak akan lolos dari keinginanku, bukankah itu mengasyikan bahkan kau pun menikmatinya bukan?" ucap Samuel pada Wilona yang berdecak kesal.
Memang benar, namun bukan berarti jika aku ingin terus melakukannya denganmu, ck dasar pria tua menyebalkan, dasar brengsek!.
Wilona pun kembali merebahkan tidurnya di samping Samuel dengan sedikit enggan, Samuel merah pinggang Wilona dan menariknya dalam pelukannya, Wilona hanya pasrah karena jika ia menolak Samuel akan berlaku kasar padanya, apalagi dengan ancaman perusahaan Wilton yang akan dibuat bangkrut oleh nya.
Pagi hari di penthouse.
"Hari ini kau kuliah?" tanya Marcell setelah selesai sarapan Roti panggang yang di pesan Nara.
Nara mengangguk," sudah 3 hari aku absen, jadi hari ini aku akan ke kampus," jawab Nara.
"Baiklah, ini kunci mobil untuk mu, kau bisa menyetir bukan?"tanya Marcell, sambil memberikn kunci mobil pada Nara.
"Bisa, tapi lebih baik aku menggunakan transportasi umum saja, Marcell." Tolak halus Nara.
Marcell menggeleng," terima dan bawa mobilnya, atau aku yang mengantarmu ke kampus," ucap Marcell tegas.
"Tidak, tidak, baiklah aku bawa mobilnya saja," ucap Nara sedikit kesal.
Jika dia mengantarku, pasti akan membuat heboh satu kampus, tapi jika aku bawa mobil itu pun akan membuat heboh, ck bagaimana ini.
"Nara, pernikahan kita walau tidak di publikasikan, namun bukan berarti kita merahasiakannya, hanya saja biar waktu yang menjawab, karena lambat laun pasti mereka akan segera mengetahuinya kau mengerti?"
"Aku mengerti Marcell, ah ya aku ke kampus pukul 9, dan sore nanti setelah pulang dari kampus aku akan ke pusat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan untuk masak atau dapur," ucap Nara meminta izin pada Marcell.
Marcell mengangguk, "pergilah, dan maaf aku tidak bisa menemanimu, dan mungkin aku akan pulang larut malam, karena ada pekerjaan di bandung," ucap Marcell.
"Jadi, apa kau akan makan malam di rumah?" tanya Nara memastikan
"Tidak tahu, tapi jika kau masak, aku akan usahakan memakannya, dan lagi aku pun akan berusaha agar di sore hari pekerjaannya, selesai " ucap Marcell dan Nara mengangguk mengerti.
"Baiklah aku pergi, sepertinya Reno sudah menungguku di bawah," pamit Marcell pada Nara, sontak Nara berdiri dan mengantar Marcell sampai di depan pintu lift, yang hanya khusus untuk lantai penthousenya.
Saat sampai di depan pintu lift Nara meraih tangan kanan Marcell dan menciumnya, yang membuat Marcell tersenyum dan senang, seperti Nara sudah benar-benar menerima Marcell sebagai suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
AR Althafunisa
Nara ga dikasih bodyguard itu, takutnya keluarga Wijaya berbuat jahat 😌
2023-12-08
0
Has Meiliyani
enak benar nasib Nara nikah dadakan dapat pria tajir melintir, 1 M sebulan hanya ada dalam pernovelan. 😀😀
2023-11-29
0
epifania rendo
nara harus di jaga marsel dari keluarganya
2023-11-27
0