Berbagai sudut pandang pun terlihat mereka menjadi banyak mengagumi sosok Marcel, yang sudah terlihat akan ke profesional nya dan bakan aura kepemimpinannya, merekapun memuji Marcel, acara konferensi pers pun selesai dengan singkat, dengan cukup banyak pertanyaan yang sudah mereka jawab pula, dan cukup membuat puas para wartawan bahkan tentang Marcel yang selama tidak terlihat semua di jawab dengan mudah oleh Arya, yang mengatakan jika mereka memang sengaja untuk di rahasiakan demi kebaikan dan kemanan.
Mereka mengerti sebagai pebisnis sukses pasti banyak yang mengincarnya untuk bisa menguasai bisnis mereka, walau dengan cara licik sekali pun.
Amara, ia sedang di apartemen dengan melihat berita di HP, di kejutkan dengan konferensi pers yang di gelar oleh Admaja Company.
"Marcel, dia CEO Admaja COMPANY, tidak mungkin!" ucap Amara tidak bisa percaya begitu saja, namun berita itu dan melihat wajahnya Marcel yang terpampang jelas dilayar ponsel,membuat Amara terdiam, menyesal tentu, karena ia salah dan meninggalkan Marcel, Amara seperti lebih memilih mata ikan di bandingkan dengan berlian.
Amara yang masih termenung dengan satu fakta yang baru ia ketahui, dia kembali melihat HP nya, dengan berulang kali hingga tangannya dengan cekatan mencari kontak seseorang untuk menelponnya.
[Sayang, aku melihat berita tentang Marcel apa itu benar?] tanya Amara dengan hati-hati, sesaat telpon yang di tuju sudah di angkat.
[Ya itu benar, aku sudah tau sejak pagi tadi, ada apa, kau tidak berniat kembali padanya bukan? ] tanya Alex yang mulai sedikit kesal, karena Alex tahu siapa Amara.
[Tidak sayang, aku hanya bertanya hal itu hanya membuatku terkejut, ya sudah jika begitu, aku tutup telponnya,] ucap Amara yang langsung mematikan teleponnya.
"Ck, Marcel apa kau sengaja menutupi semuanya dariku, Marcel Marcel, jika kau mengatakan jati dirimu, aku tidak mungkin meninggalkanmu, ah aku yakin kau masih mencintaiku bukan? maka aku dengan senang hati akan menerimamu kembali," pikir Amara, Marcel membuka jati dirinya saat ini, agar dirinya bisa kembali dengannya kembali.
Di sebrang sana Alex terlihat meremas HP nya, wajahnya terlihat sangat marah, matanya menatap tajam seolah mengisyaratkan agar tidak ada yang mengganggunya.
Alex berdiri, melihat ke luar jendela di ruangan kerjanya, tersenyum misterius seolah ia sudah mempunyai rencana.
"Amara, jika kau pikir akan meninggalkanku, sama seperti kau meninggalkan Marcel saat itu, maka kau salah, lihat saja jika kau berani mendekati Marcel kembali, aku tidak akan segan untuk menghabisi mu," ucap Alex geram.
Bagaimana tidak, Alex sudah banyak berkorban demi mendapatkan Amara, awalnya Alex hanya membutuhkan tubuhnya, selebihnya dia tidak perduli dengan apapun yang di lakukan Amara, namun semakin hari ternyata Alex sudah memilik rasa yang lebih untuk Amara, bahkan sudah berencana untuk menikahi nya, terlebih sudah banyak uang yang keluar untuk Amara, memberikan semua yang di inginkan Amara yang tidak pernah ia bisa menolaknya.
***
Wilona sudah mendapatkan kabar tentang keberadaan Nara dari orang suruhannya, dia pun dengan segera kembali ke kediamannya, untuk memberitahukan kabar ini pada kedua orang tuanya.
"Jadi dia bersembunyi di hotel," tanya kembali Anaya, meyakinkan apa yang ia dengar.
Sedangkan Erick hanya tersenyum seolah senang jika putrinya berhasil menemukan keberadaan Nara.
"Aku punya ide, bagaimana jika kita buat dia tidak bisa menolak pernikahan, dengan cara yang sedikit licik, kurasa tuan Samuel tidak akan keberatan,"ucap Wilona.
"Ide apa maksudmu?" tanya Anaya menatap Wilona, begitupun dengan Erick, namun Wilona hanya tersenyum kepada kedua orang tuannya menambah, yang penasaran dengan ide yang akan Wilona berikan.
Wilona pun menjelaskan rencana nya pada kedua orang tuanya, mereka pun setuju dengan apa yang di rencanakan oleh Wilona.
"Baiklah ayah akan segera mengatakan hal ini pada tuan Samuel, semoga dia setuju dengan rencana ini," ucap Erick yang langsung merogoh sakunya untuk mengambil HP dan untuk menelpon tuan Samuel.
Wilona dan Anaya menunggu Erick selesai berbicara dengan Samuel di telepon dan berharap Samuel setuju, pikir mereka ini adalah jalan satu satunya untuk bisa segera menikahkan Nara dengan Samuel, dengan begitu Wijaya Grup akan kembali normal kembali, dan mereka tidak akan hidup miskin.
"Dia setuju, dan dia ingin hari ini!" ucap Erick, membuat Anaya dan Wilona tersenyum.
"Tidak masalah, aku sudah mempersiapkannya," jawab Wilona dan langsung menghubungi seseorang, untuk melakukan tugas yang di minta oleh Wilona.
"Baguslah, dan jangan sampai ada kesalahan, aku dan Wilona akan pergi untuk menunggu tuan Samuel di sana, di hotel tempat dimana Nara bersembunyi,"ucap Erick dan di angguki Anaya, yang memilih untuk diam di rumah, dan menyerahkan semuanya pada Wilona dan juga Erick.
Wilona mengangguk, "beruntung hotel itu bukan hotel yang dengan penjagaan yang ketat, maka kita mudah untuk menjalankan rencana, baiklah Bu kami pergi dulu,"pamitnya pada Anaya dan langsung meninggalkan kediaman Wijaya.
Di hotel Nara terlihat sedang berbaring sambil menonton TV, tak lama Nara mendengar bel dan dengan segera Nara membukanya, pikirnya itu adalah layanan kamar.
Nara melihat karyawan hotel membawa makanan dan minuman, anehnya Nara tidak pernah merasa memesannya, namun karyawan itu berkata itu adalah pelayanan gratis dari hotel.
Dengan sedikit ragu Nara menerima makanan dan minuman tersebut, Nara pun kembali kedalam kamarnya.
Nara pun memakan makanan itu dan juga meminum minuman yang di berikan oleh hotel tempatnya menginap, terlebih ia sedang merasa lapar, Nara tidak keluar kamar dan bahkan keluar hotel, karna takut Erick dan juga suruhannya akan menemukannya, hingga ia kembali di paksa menikah dengan pria tua beristri dua, hanya demi kepentingan mereka saja, dan yang tidak perduli dengan nasib atau bahkan kebahagiaannya di masa mendatang, jika dia benar benar menikah dengan Samuel.
"Apa dia sudah menerimanya?" tanya seorang wanita, dan itu adalah Wilona, bertanya pada salah satu karyawan hotel yang di beri perintah darinya, mengantar makanan dan minuman untuk Nara.
"Sudah nona, dan saya yakin nona itu pun sedang memakannya sekarang," karyawan itu melaporkan apa yang sudah ia kerjakan dan ia ketahui.
"Baguslah, dan ini bayaranmu, ingat kau harus menutup mulutmu!" ucap Wilona pada karyawan itu, sambil memberikan satu amplop coklat yang terlihat tebal, dan karyawan itu pun mengangguk dan tersenyum senang melihat amplop yang ada di tangannya.
"Senang berbisnis dengan anda nona," ucapnya dan Wilona mengangguk saja.
Karyawan itu pun meninggalkan Wilona, dan Wilona pun segera bergegas menemui ayahnya dan juga tuan Samuel yang sudah menunggunya di salah satu kamar di hotel ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Tati
kenapa bodoh GK messan makanan kok di mkn
2023-11-29
0
epifania rendo
semoga nara bisa selmaat dari penjahat di rumahnya
2023-11-27
0
Erlinda
keluarga biadab .kenapa Nara ga menghubungi sahabat nya dan tinggal sama sahabat nya aq paling benci dgn yg namanya kejahatan
2023-11-27
0