"Benar sayang, kita bisa rahasiakan ini, dan lagi, tuan Samuel pasti tidak akan keberatan," ucap Anaya kembali ikut membujuk Wilona.
Lama Wilona berpikir, akhirnya Wilona mengangguk setuju, yang membuat Erick dan Anaya lega, "baguslah persiapkan dirimu, setelah itu kita akan menemui Tuan Samuel," ujar Erick.
"Aku ingin ayah berjanji padaku, Nara! dia harus lebih menderita lagi, aku membencinya ayah, jika perlu buat dia mati!" pinta Wilona pada Erick.
Erick menatap putrinya dan mengangguk, "jika ayah menemukannya, ayah akan berikan padamu, dan kau bebas melakukan apapun padanya nanti," ucap Erick membuat Wilona tersenyum miring.
Di penthouse, Reno sudah sampai dan memberikan apa yang di pesan Marcel.
"Siapa wanita itu?" tanya Reno, namun Marcel tidak menjawab malah, dan pergi dari hadapan Reno, sambil membawa perlengkapan wanita, dan akan di berikan pada Nara.
"Ck, sejak kapan dia menjadi dingin seperti ini! kesal Reno.
"Penthouse, Marcel benar benar kaya," ucap Reno menelisik penthouse milik Marcel, yang luas dan mewah.
Marcel memasuki kamar Nara. Marcel melihat Nara yang sudah terlihat membersihkan diri, dan sedang menatap jendela, Nara terlihat termenung.
Marcel melihat Nara dengan wajah cantik nya, menatap keluar jendela yang terbuka sedikit, dengan angin yang berhembus yang membuat Nara semakin terlihat cantik dengan Rambut panjang yang terurai dengan indah, Nara yang memakai kemeja Marcel yang terlihat kebesaran di tubuh Nara, bagi Marcel itu menambah kesan Sexy, namun Marcel yang melihat raut wajah Nara, dan terlihat kepedihan disana.
Marcel terdiam dan dalam benak nya ia bertanya, seberat apa masalah yang kau hadapi Nara?
"Nara," panggil dengan Marcel lembut, yang membuat lamunan Nara buyar.
"Pakailah pakaianmu, aku menunggu mu di luar, setelah itu kita sNarapan," ujar Marcel pada Nara.
Nara menerima 3 paper bag dari Marcel," terimakasih," ucap Nara dan Marcel pun tersenyum.
"Aku tunggu kau di luar," ucap Marcel dan Nara mengangguk.
Setelah kepergian Marcel, Nara pun mulai mengganti pakainya yang ada di dalam paper bag, sebuah dress cantik dan sepatu hills, bahkan lengkap dengan pakaian dalam dan juga alat rias untuk nya.
"Dia benar-benar menyiapkan semua nya untukku, ah aku malu sekali, mengapa dia memberikan pakaian dalam juga," gumamnya yang sedikit kesal bercampur malu, namun ia pun tidak bisa berbuat apa-apa, dan hanya bisa pasrah saja, lagi pula dia memang membutuhkannya.
Tak mau membuat Marcel menunggu lama, Nara pun bergegas memakai semuanya.
"Apa kau tidak ingin mejelaskan nya padaku?" tanya Reno pada Marcel.
"Sejak kapan kau menjadi cerewet seperti ini? tanya balik Marcel sambil mengenakan pakaiannya, bukan tidak ingin mejelaskan namun Marcel pun bingung, harus menjelaskannya bagaimana.
"Dan sejak kapan kau menjadi dingin seperti ini?" tanya Reno kesal, membuat Marcel tersenyum tipis.
Tanpa menghiraukan kekesalan Reno, Marcel keluar dari kamarnya dan bergegas ke ruang makan, tidak ingin jika sampai Nara lebih dulu selesai keluar, namun nyatanya Nara belum terlihat. Marcel melupakan sesuatu, satu fakta, jika wanita lebih lama dalam berpakaian dan berdandan.
"Setelah ini, kau akan langsung keperusahaan bukan?" tanya Reno yang ikut duduk di meja makan.
Marcel menatap Reno,"tidak, aku akan kembali ke mansion lebih dulu, ada hal harus aku lakukan, aku sudah meminta paman Dika untuk menghandle perusahan satu hari ini," ucap Marcel dan Reno pun mengangguk.
"Jadi siapa wanita itu, bukan Stella kan?"ucap Reno asal menebak.
Marcel berdecih," tentu bukan!" ucap Marcel dan lalu ia melihat Nara yang keluar kamar, seperti sedang kebingungan, Nara yang melihat sekeliling penthouse, yang mungkin sedang mencari dirinya.
"Dimana Marcel, tempat ini luas," gumam Nara mencari keberadaanya.
"Nara disini," panggil Marcel yang membuat Nara menoleh, begitu pun dengan Reno yang melihat wanita, yang mungkin sudah melewati malam dengan Marcel.
Nara pun menghampiri Marcel dengan ragu, karena melihat Marcel yang tidak sendiri, hingga sampai di meja makan dan duduk di samping Marcel dengan Nara yang terlihat menunduk.
Marcel mengerti dengan Nara dan lalu menatap Reno, "jangan melihatnya seperti itu, kau membuatnya takut," ucap Marcel pada Reno yang membuat Reno berdecih.
"Makanlah, setelah itu kita bicara, dan dia Reno asisten ku, kau bisa percaya padanya," ucap Marcel pada Nara.
"Salam kenal," ucap Reno yang membuat Nara tersenyum canggung.
Mereka pun menghabiskan sarapan paginya tanpa ada percakapan, hingga semua telah selesai Marcel kembali menatap Nara.
"Jadi, apa kau sudah memutuskannya?" tanya Marcel yang membuat Reno penasaran apa yang di bicNarakan oleh mereka.
"Aku bersedia," ucap Nara singkat membuat Marcel tersenyum.
"Apa, apa yang bersedia? Marcel bukankah kau akan menjelaskan sesuatu padaku, jangan buatku jadi orang bodoh disini," ucap Reno kesal.
Marcel menatap tajam Reno,"kau hanya perlu mendengarkan saja, tanpa perlu ikut bicara, kau akan mengerti sendirinya nanti, kau mengerti!" ucap Marcel kesal dan Reno pun akhirnya mengangguk walau banyak kata kata yang ingin ia keluarkan, namun melihat ketegasan Marcel membuat Reno bungkam.
Nara dia hanya terdiam dan terkekeh melihat Marcel yang kesal dengan asistennya, ia mulai mengagumi Marcel, karena biasanya atasan dan asisten tidak sedekat mereka.
"Nara, jika kau sudah bersedia, bisakah kau ceritakan semuanya padaku, karena untuk menikah aku tidak ingin ada rahasia, dan lagi kita bertemu dengan cara yang salah ," ucap Marcel dan membuat Nara mengangguk, karena dia pun merasa harus menceritakan semuanya pada Marcel, dan itu salah satu tujuan agar Marcel mungkin bisa membantunya suatu saat nanti.
"Tunggu, tunggu kalian akan menikah?" tanya Reno yang membuat Marcel semakin kesal pada Reno,karena sudah di minta untuk tidak ikut berbicara lebih dulu,dan hanya perlu untuk mendengarkan saja, namun rupanya itu sulit untuk Reno, karena mulutnya seperti wanita yang tidak bisa menahan diri untuk cepat berbicara.
"Nara, kau tidak keberatan bukan, jika aku minta kau menceritakan semua tentang mu? "tanya Marcel pada Nara.
Sebenarnya Marcel bisa saja meminta bantuan paman Dika untuk mencari tahu tentang Nara, namun Marcel ingin tahu semuanya darinya langsung.
Reno, ia sudah tidak berani lagi berbicara atau bertanya apapun setelah Marcel menendang kakinya yang masih terasa sakit sampai saat ini, karena keingin tahuan Reno pada mereka.
Nara menggeleng," aku memang ingin menceritakannya padamu, dan mungkin kau pun bisa membantuku," ucap Nara membuat Marcel lega.
Nara kemudian menjelaskan bagaimana ia bisa sampai di pengaruhi oleh obat perangsang, dan lari dari hotel, lari dan dari pencarian orang-orang dari keluarga Wijaya ataupun Samuel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Nf@. Conan 😎
knapa hrus ada N nya thor
2023-11-30
0
epifania rendo
jujur saja nara
2023-11-27
0
Kenzi Kenzi
betul...ju2r dri awal neng,ga ada yg perlu disembunyikan
2023-11-19
0