"Ch, maka aku akan memilih wanita yang tidak menginginkanku, jika di antara mereka hanya melihat kekayaan pada diriku," ucap Marcel dan Reno pun mengangguk tanda setuju dengan apa yang Marcel katakan.
Esok harinya di pagi hari, tepatnya di perusahaan Admaja COMPANY, para karyawan terdengar riuh, setelah mendengar kabar jika akan ada CEO baru yang memimpin.
"Hey kau dengar, CEO baru kita adalah seorang pria tampan, dan kabarnya dia belum menikah," ujar salah satu karyawati pada teman sesama devisinya.
"Lalu memang kenapa, walaupun benar, dia tidak akan mau dengan mu," jawab temannya sambil tertawa.
"Ck kau ini, berkhayal kan boleh - boleh saja, siapa tahu kan dia melihatku dan jatuh cinta padaku," ucap nya lagi.
Teman-temannya yang lain menyorakinya dan kemudian tertawa, perbincangan mereka sesaat sebelum waktunya bekerja, hingga atasan mereka memberi tahu untuk bersiap menyambut kedatangan CEO barunya.
Mobil yang di kendarai Marcel berhenti di depan perusahaannya, pintunya di bukakan oleh salah satu keamanan yang bekerja di sana.
Marcel turun dari mobil dengan wajah datarnya, yang ia tunjukan pertama kali.pada karyawan yang akan menyambutnya, setelah itu di susul oleh ayah Marcel, Arya yang turun di mobil yang sama.
Marcel dengan kemeja putih, dasi dan balutan jas hitam terlihat gagah dan terlihat sangat tampan, ia tidak pernah seformal ini dalam berpakaian, baginya selama ini dia bekerja, Marcel hanya memakai pakaian rapih dan sopan meski hanya kemeja dan celana kain.
Marcel dan ayahnya melangkah beriringan masuk ke perusahaan Admaja Company, di dalamnya sudah banyak staff dan karyawan yang menyambutnya.
"Selamat datang Pak Arya dan Pak Marcel," ucap salah satu direktur di Admaja Company sambil melangkah memberikan sebuket bunga pada Marcel.
Arya tersenyum melihatnya, tidak dengan Marcel yang menampilkan wajah datarnya, Marcel menelisik seluruh karyawan yang menyambutnya, dan fokus nya terganggu dengan banyaknya wanita yang terlihat mengaguminya.
Semua wanita, bahkan orang akan memuja ku jika banyak uang, jika tidak mereka tidak akan melihatku dengan penuh kagum seperti ini, kata hati Marcel
Perasaan dan sikap Marcel sedikit demi sedikit menjadi dingin sejak putusnya dirinya dengan Amara, bukan karena dirinya tidak bisa move on, atau melupakan Amara, namun Marcel lebih berpikir jika mereka para manusia, terlebih wanita hanya menginginkan kekayaan.
Penyambutan dan pengangkatan Marcel sebagai CEO sudah di laksanakan dengan singkat, karena ayah Marcel, Arya lebih mengutamakan pekerjaan, slogan waktu adalah uang selalu di gunakan karena agar para karyawannya selalu disiplin.
Kini Marcel sedang duduk di kursi kebesarannya di ruang CEO yang dulu di tempati ayahnya, ayahnya sudah pamit pulang pada Marcel, dan kini Marcel di ruangannya bertiga dengan asisten Dika, yang selama ini mengabdi pada Arya dan juga sekretaris Haris.
Marcel senang karena yang berada disisinya dan sebagai tangan kanannya adalah dua orang pria, karena jika itu wanita Marcel mungkin akan kesal dan meminta untuk di ganti, Marcel pun tidak mengerti mengapa ia menjadi seperti ini.
"Tuan Marcel, ada hal yang ingin ku bicarakan," ijin asisten Dika berbicara.
Marcel mendongkak, "bicaralah paman dan jangan memanggilku tuan panggil aku Marcel saja, anda lebih tua dari saya."
Asisten Dika tersenyum, Marcel memang pria yang sopan, "maaf itu tidak bisa, karena kita sedang di perusahaan,"tolaknya.
"Baiklah terserah paman saja, lalu apa yang ingin paman katakan?" tanya Marcel.
Sekretaris Haris hanya mendengarkan meski diapun sudah tahu,apa yang akan asisten Dika bicarakan pada atasan barunya.
"Pak Arya, ayahmu sudah pensiun dan menikmati masa tuanya, maka aku pun sama aku ingin pensiun," ucap asisten Dika.
"Ck, paman aku baru saja di angkat menjadi CEO, lalu paman ingin meninggalkanku?" decak kesal Marcel.
Asisten Dika tersenyum, "aku akan ada sisimu sampai ada pengganti ku, dan mengajarinya sampai bisa di andalkan oleh mu, hingga saat itu tiba, barulah aku benar-benar akan pensiun."
Marcel menghela napasnya dan menatap asisten Dika, "baiklah aku tidak bisa memaksa paman."
Asisten Dika pun tersenyum karena Marcel menyetujuinya.
Setelah itu mereka membicarakan pekerjaan dan berkas - berkas yang harus di pelajari oleh Marcel, karena memang Marcel yang meminta agar tidak ada kesalahan, terlebih dia memang belum mengerti apa yang akan dia kerjakan.
"Paman, sepertinya aku ingin merekomendasikan Reno untuk menjadi asistenku menggantikan paman ," ucap Marcel pada Dika dan untuk meminta pendapatnya, di sela-sela pekerjaannya.
Mereka berdua di ruangan CEO, sedangkan Sekretaris Haris sudah kembali keruangannya.
"Reno?" tanya Asisten Dika, tidak tahu siapa Reno.
Marcel tersenyum,"dia sahabatku sejak kecil, aku kira dia bisa di percaya dalam hal ini, dan Reno pun dia pria yang pintar lulusan S1 bisnis."
Asisten Dika mengangguk,"itu bagus, bawalah dia besok ke perusahaan, aku akan langsung mengajarinya," ujar Asisten Dika pada Marcel.
"Sepertinya paman ingin cepat-cepat pensiun dari sini,"ucap Marcel.
Asisten Dika tertawa, "kau benar, paman ingin segera rehat dan menimang cucu, anak ku sebentar lagi akan melahirkan."
Marcel tersenyum ternyata itu adalah alasan utamanya. Cucu, batin Marcel.
"Marcel, segeralah menikah, mungkin orang tuamu juga ingin segera memiliki cucu," ujar paman Dika.
"Paman, apa menikah itu mudah, aku tidak ingin gagal, maka aku harus benar-benar mencari wanita yang baik, wanita yang tidak melihat kekayaan atau harta ku," jawab Marcel.
Asisten Dika mengangguk mengerti, "lambat laun kau akan tahu wanita yang baik untuk mu atau tidak, kedepannya kau akan menemui banyak orang, terutama wanita, kau bisa menilai dari sana, mana wanita yang melihat harta atau yang tulus padamu."
Marcel terdiam, benar yang di ucapan Asisten Dika, sampai saat ini Marcel sudah sedikit mengerti dengan sikap setiap orang, apalagi wanita yang melihat dirinya hanya karena harta, atau saat dirinya yang hanya karyawan biasa, tidak ada yang mengaguminya, seperti mereka mengangumi dirinya saat Marcel di angkat menjadi CEO.
Tok tok tok...
Lamunan Marcel buyar ketika mendengar suara ketukan pintu.
"Masuklah!"ujar asisten Dika.
"Maaf tuan menganggu, saya hanya ingin memberikan jadwal untuk siang dan besok untuk konferensi pers," sekretaris Haris memberikan jadwal pada Asisten Dika.
"Letakkan saja di meja,"ujar Asisten Dika.
Sekretaris Haris meletakkan jadwal itu di atas meja, seperti yang diminta oleh asisten Dika, setelah meletakan jadwal untuk Marcel kembali menghadap Marcel.
"Siang ini tuan meski bertemu klien di salah satu restoran, membicarakan proyek yang akan di laksanakan bulan depan," ucapnya.
Marcel mengangguk mengerti, "baiklah, sepertinya hari-hari ku kedepannya tidak akan mudah, benarkan paman?" asisten Dika pun tersenyum dan mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
epifania rendo
belajar dari pengelama
2023-11-27
0
Rosdiana Gatri Said
jngn jadikan marcel sombong ya biarlah dia ttp rendah hati ❤🙏
2023-11-23
0
Kenzi Kenzi
masih tentang marcel...kpn nih wanita nya mercel nampakkin diri😉😎
2023-11-19
0