"Marcell yakin bu, terlebih kami sudah melakukan hubungan suami istri dan Marcell yang pertama untuk nya, selain untuk bertanggung jawab, meski ini bukan kesalahan Marcell sendiri, namun Marcell bukan pria yang hanya mengambil manisnya dan pahitnya Marcell buang, lagi pula Nara seperti nya dia wanita yang baik."
"Baiklah jika memang kau sudah yakin, ayah dan ibu akan mendukungnya, tapi ingat meski ini pernikahan yang bisa di bilang terpaksa kau meski memperlakukan dia dengan baik,"ucap Arya pada Marcell.
"Marcell tau yah," ucap Marcell terkekeh.
"Ya sudah, ayo kita temui calon istrimu," ajak Safira.
Nara yang tengah duduk namun dia terlihat tidak tenang, bahkan terlihat gelisah.
Nara masih merasa khawatir dan takut dengan apa yang akan dia dengar saat kedua orang tua Marcell menemuinya.
Satu yang menjadi pertanyaan dan kekhawatiran Nara, jika pria yang akan menikah dengan nya apakah Marcell seorang CEO Admaja Company. Nara, ia mendengar berita ini kemarin, jika Admaja Company memiliki CEO baru bernama Marcell, namun Nara yang tidak terlalu memperhatikan berita tersebut, maka ia tidak mengetahui wajah dari CEO itu, karena menurutnya itu tidak terlalu penting dan lagi Nara mungkin saja tidak akan berurusan atau bertemu dengan orang penting seperti itu.
Namun saat bertemu dengan Marcell dan Nara yang di bawa ke kawasan yang elit, ia mulai curiga, dan bahkan ia mendengar jika mansion ini adalah mansion keluarga Admaja, saat Nara yang sengaja bertanya pada maid yang mengantarkan makanan dan minuman.
"Bagaimana ini, jika benar, apa aku pantas? dan lagi mereka pasti tidak akan merestuinya, ya tuhan aku harus bagaimana?" ucap Nara gelisah.
Nara semakin gelisah saat Marcell dan kedua orang tuanya sudah terlihat menghampirinya.
"Nara," panggil Marcell yang membuat Nara mendongkak menatap Marcell, namun pandangan nya berubah dan menatap kedua orang tua Marcell, ia pun menunduk.
"Tuan, nyonya maafkan aku, jika tuan Marcell tidak menikahi ku itu tidak masalah, karena ini bukan salahnya," ucap Nara di tengah ke gugupannya membuat kedua orang tua Marcell tersenyum.
Marcell berdecak, melihat Nara seperti itu, Marcell pikir, Nara mungkin akan berpikir jika kedua orang tuanya tidak akan merestuinya.
"Nara, itu memang bukan salahku tapi aku akan tetap menikahi mu," ucap Marcell.
"Tapi Marcell, ah maaf tuan Marcell, aku tidak pantas, aku hanya wanita biasa sedangkan anda.. " Ucap Nara terhenti karena Marcell memotong ucapannya.
"Apanya yang tidak pantas, Nara kita di mata tuhan sama, sudahlah kau jangan berpikir terlalu jauh," ucap Marcell yang paham jika mungkin Nara sudah mengetahui jati dirinya.
"Nara," panggil Safira.
Nara mendongkak menatap Safira, wanita paruh baya yang terlihat cantik dan elegan, dan wanita paruh baya itu sedang tersenyum padanya, "kemarilah," ucap Safira lembut membuat Nara menghampiri Safira walau sedikit ragu dan takut.
Safira menghapus air mata Nara di wajah nya, kau cantik, kau sangat pantas dengan Marcell anakku, kau mau berjanji satu hal pada ku," tanya Safira membuat Nara mengangguk saja, walau tidak tahu apa yang akan di katakan oleh Safira.
"Berjanjilah untuk setia, dan menjaga Marcell, karena setelah kalian menikah, ibu akan mempercayai Marcell padamu,"ucap Safira.
Nara terdiam mendengar perkataan Safira
"tuan dan nyonya menyetujui pernikahan kami?"
"Lebih tepatnya merestui, panggil aku ibu dan dia ayah," ujar Safira menunjuk pada Arya, yang membuat Nara tersenyum dengan air matanya yang kembali menetes, merasa beruntung mendapatkan kebaikan dari keluarga Admaja.
"Kapan kalian menikah?" tanya Arya.
"Hari ini yah di KUA, karena aku tidak ingin menunggu lama lagi, karena mungkin orang suruhan keluarga Wijaya akan terus mencarinya," ucap Marcell sambil berjalan ke arah Nara yang hanya menunduk seolah ia malu.
"Tidak ada pesta?" tanya Safira.
"Mungkin setelah ini, aku ingin kita sah lebih dulu," ucap Marcell pada ibunya.
"Tidak, tidak perlu ada pesta, hanya sah di mata hukum dan agama saja nyonya mmm maaf ibu," ujar Nara tulus, karena ia benar-benar tidak ingin ada pesta, karena dengan Marcell menikahinya saja itu sangat membuatnya bersyukur, bahkan ia di perlakukan dengan baik.
Safira tersenyum, " baiklah terserah kalian saja," ucapnya lagi, namun Safira dalam benak nya akan tetap menggelar pesta karena, ia tahu setiap wanita pasti ingin merasakannya, hanya saja Nara mungkin merasa tidak enak dan lagi, ini pernikahan putra semata wayangnya mana mungkin tidak ada pesta untuknya.
"Marcell, apa kau sudah menyiapkan berkas nya?" tanya Arya.
"Sudah yah, Reno yang mengurusnya dan kini ia sedang menunggu disana," ucap Marcell.
"Baiklah jika begitu, kita berangkat sekarang," ucap Arya pada semuanya.
Mereka pun akhirnya pergi menuju KUA, untuk menikahkan Marcell dengan Nara.
Sama halnya dengan kediaman Wijaya yang tengah bersiap membawa Wilona pada Samuel untuk menikah.
Wilona sudah di dandani bahkan ia terlihat cantik dan memakai kebaya, tidak ada gurat kebahagiaan di wajahnya, ia terus menunduk karena tidak ingin hal ini terjadi, tapi ia tidak bisa menolak.
Anaya terus memeluk Wilona, ia seperti merasakan kesedihan anaknya, namun ia pun terpaksa harus merelakan Wilona menikahi pria beristri dua, yang sudah berusia separuh dari umur anaknya, demi kekayaanya dan agar mereka tidak jatuh miskin.
Erick yang berada di depan kemudi hanya menatap iba putrinya, putri yang selalu ia manjakan harus mengalami hal seperti ini.
Hanya untuk satu tahun, bertahanlah Wilona, ucap Erick dalam batinnya.
Mobil pun berhenti keluarga Wijaya sudah sampai di sebuah gedung apartemen yang telah Samuel beritahukan pada Erick, mereka akan menikah di salah satu apartemen milik Samuel.
Mereka memasuki apartemen dan menggunakan lift khusus agar tidak ada yang mengetahui kedatangan mereka, karena permintaan Wilona yang ingin di rahasiakan demi karirnya di dunia modeling.
Kini Wilona dan Samuel sudah duduk di depan penghulu untuk menikahkan mereka secara siri, Wilona tetap menundukkan kepalanya hingga kata SAH terdengar oleh telinganya, air matanya kembali menetes, bukan air mata kebahagian seperti orang-orang yang baru menikah, namun air mata dengan penuh penyesalan dan kemarahan, bahkan sangat tidak rela.
Kedua telapak tangan Wilona mengepal kuat, dalam batinnya ia menyumpah serapahi Nara, Nara brengsek! seharusnya kau yang ada disini dan bukan aku, aku bersumpah jika aku melihatmu aku akan membuatmu mati di tangan ku sendiri.
Wilona sudah dikuasai amarahnya, ia benar-benar ingin membuat Nara tunduk di bawah kakinya, begitu pun dengan Erick dan Anaya yang kian membenci Nara.
Pernikahan siri telah di lakukan, penghulu sudah di antar kembali pulang oleh orang suruhan Samuel, kini mereka berempat duduk di meja makan seolah ingin merayakan pernikahan Samuel dan Wilona.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Cha
sumpah dah seru banget novel nya
2023-12-29
0
epifania rendo
nikmatilah pernikahanmu wilona
2023-11-27
0
Sintia Dewi
dan semoga lu hamil anak itu tua bangka wilona wkwkwk
2023-11-25
0