Di salah satu tempat di kota Jakarta, ada satu keluarga yang tinggal di rumah yang cukup mewah, namun tidak seharmonis yang di pikir banyak orang.
"Aku tetap menolak, ayah sudah aku katakan bukan, aku tidak ingin menikah saat ini, apapun alasannya!" tolak tegas salah satu anak perempuan di keluarga itu.
Dia adalah Kinara Wijaya berusia 19 tahun, anak kedua dari Erick Wijaya dan Anaya Wijaya dan kakaknya yang bernama Wilona Wijaya, yang berusia 20 tahun.
Kinara, atau biasa di panggil Nara tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, tidak seperti anak bungsu lainya yang akan di perlakukan manja, Nara kerap di bentak atau bahkan menjadi pesuruh mereka, kedua orang tuanya atau bahkan Wilona.
Nara tidak tahu mengapa kelurganya memperlakukan dirinya seperti ini, tidak dengan Wilona yang akan selalu di manja bahkan selalu di berikan Barang-Barang mahal, namun jika Nara ingin membeli sesuatu, tidak pernah di
berikan, dan dia akan berusaha sendiri, bahkan kuliah pun ia membayarnya sendiri, namun Nara cukup beruntung, Karena Nara gadis yang pintar hingga mendapatkan beasiswa penuh.
"Kau tidak bisa membantah ku Nara, ini demi perusahaan dan keluarga kita, apa kau ingin kita jatuh miskin?" ucap ayahnya Nara yang kesal karena pikirnya Nara bersikap egois.
"Ayah benar Nara, kau tidak bisa membantah, apa susahnya sih, bukannya kau hanya tinggal menikahinya, dan dengan kau menikah dengannya, kau kan bisa hidup enak ya walaupun menjadi istri ketiga dari seorang pria tua haha," ujar Wilona menambah kesal Nara.
"Nara, ikutilah permintaan kami!" ujar Anaya dengan wajah yang di buat memelas dan sedikit memaksa.
Nara berdecih,"aku tidak mau, mengapa tidak Wilona saja, bukankah dia lebih pantas menikah saat ini, aku masih kuliah dan Wilona tidak," desak Nara.
Wilona memang tidak melanjutkan kuliahnya, karena lebih mengutamakan karirnya yang menjadi seorang model, dan orang tuanya mendukung apapun yang di inginkan oleh Wilona.
"Aku ch, yang benar saja kau, aku seorang model menikahi pria tua bahkan sudah memiliki istri dua, apa kau ingin karirku meredup," kesal Wilona pada Nara.
"Nara mau tidak mau kau harus menikah dengannya tidak ada bantahan lagi!" ujar Erick dan Nara menggeleng keras.
"Nara anggap saja kau membalas apa yang sudah kami berikan padamu!" ucap Anaya.
"Membalas? membalas apa maksud mama?" ucap Nara, karena selama ini ia merasa hidup tanpa bantuan dari kedua orang tuanya, Nara sudah mandiri dan mencari uang sejak ia menginjak bangku SMP, karena saat itu Nara sudah tidak pernah mendapatkan uang sepersen pun, bahkan makan dan minum Nara walaupun tetap makan bersama mereka di meja makan, tapi hanya dengan lauk yang di berikan seadanya oleh mereka.
Anaya memandang suaminya seperti meminta sebuah persetujuan, dan Erick yang seperti mengerti pun mengangguk, tidak dengan Wilona yang merasa heran dan tidak mengerti begitupun dengan Nara.
"Nara mungkin sudah saat nya kau tau sebuah Kebenaran, kau sudah besar, jadi mungkin kau bisa memahami ini," ujar Anaya menambah Penasaran Nara, begitu dengan Wilona yang ikut mendengarkan.
"Kau bukan anak kandung kami," lanjut Anaya tanpa basa basi lagi, karena tidak ada perasaan iba, atau kasihan pada Nara
Wilona tersenyum mendengarnya, rupanya Nara bukan adiknya, tidak dengan Nara yang mematung dengan pandangan kosong.
Terkejut, itu yang Nara rasakan.
Anaya dan Erick menatap Nara yang terdiam, hingga Anaya kembali melanjutkan kata-katanya, namun sebelum itu Wilona lebih dulu mengatakan sesuatu.
"Kau dengar bukan, kau bukan keluarga Wijaya, jadi dengan membalas jasa orang tuaku kau harus menikahinya," ucap Wilona memandang remeh Nara.
Wilona selama ini selalu iri terhadap Nara, Nara jauh lebih cantik di banding dirinya, meski Wilona selalu melakukan perawatan mahal, namun tetap tidak bisa menyaingi Nara yang tidak pernah melakukan mahal, tapi dengan perawatan yang seadanya, dan lagi setiap pria yang di incar oleh Wilona pasti lebih memilih Nara dan itu menambah kebencian untuk Nara dari Wilona, namun Nara tidak pernah menerima siapapun pria itu, Nara belum memikirkan untuk berpacaran apalagi menikah.
"Membalas jasa! " ucap Nara tertawa, kini Nara tau mengapa dia di perlakukan berbeda dengan Wilona, bahkan Nara kerap tidak di anggap jika di luar, maka tidak heran jika mereka orang luar hanya menganggap jika keluarga Wijaya hanya memilki satu orang anak, yaitu Wilona.
Nara pernah memikirkan hal ini, ia pernah beranggapan jika dirinya bukan anak mereka, dan Ternyata itu benar, lalu siapa kedua orang tuanya?
Nara memandang ketiga orang yang ia anggap keluarganya, Nara berdecih dan lalu terkekeh merasa lucu," membalas jasa, apa kalian memang membesarkan ku, heh bukankah sejak kecil aku hidup sendiri, tidak pernah merasakan kasih sayang, bahkan makan pun aku hanya memakan sisa dari kalian, meski hanya sepiring nasi, dan bahkan kalian membuatku seperti seorang pembantu, dan hingga saat ini, aku membiayai hidup ku sendiri dengan bekerja, aku sudah memikirkan ini jika kalian bukan orang tua kandungku, dan aku tidak menyangka jika itu benar," ucap Nara menumpahkan keluh kesal nya pada mereka bertiga, yang hanya memandang Nara tanpa menyesal sedikitpun ataupun iba.
Nara melihat ekspresi mereka, dan ia pun tertawa meski rasa sakit nya lebih besar, Nara sekuat tenaga menahan tangisnya, ia tidak ingin di anggap lemah oleh keluarga yang kejam seperti ini.
"Ch, tidak usah berlebihan kau, meski begitu kau masih tetap di ijinkan tinggal disini bukan, jadi anggap saja itu sebagai Bayaran kau tinggal rumah besar ini dengan kau menikah?" ujar Wilona memandang remeh Nara.
Nara menggeram amarah mendengar perkataan Wilona, "aku tidak akan pernah mengikuti apapun mau kalian, apalagi harus menikah dengan pria tua yang sudah memiliki istri, ck dimana hati nurani kalian hah!" tegas Nara.
"Nara dengar, aku tidak meminta persetujuan mu, mau tidak mau kau tetap akan menikah dan besok adalah pernikahanmu!" ujar Erick tegas dan langsung meninggalkan Nara beserta anak dan istrinya ke kamar.
"Dengar Nara, kau beruntung kami tidak pernah mengusir mu, jadi kau harus terima ini, Jeno bawa Nara ke kamar nya dan kunci pintunya, jangan sampai dia kabur!" perintah Anaya pada salah satu pengawalnya.
"Baik nyonya," patuh Jeno pada Anaya.
Nara di bawa paksa oleh Jeno dan satu pengawal lainya, masuk ke dalam kamar Nara, kamar yang sempit hanya ada satu tempat tidur kecil dan lemari baju kecil, berbeda dengan kamar Wilona yang luas bahkan lengkap dengan fasilitas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
epifania rendo
jodohnya marcel
2023-11-27
0
Itha Fitra
alamat berjodoh nih,nara+marcel
2023-11-21
0
Kenzi Kenzi
piye arep kabur ngunu kuwi,.....o,o%.....ksempatanmu neng,
2023-11-19
0