Nara melihat Marcel di hadapannya yang hanya berdiam diri, dengan lemah Nara pun berdiri dan memegang wajah Marcel dan langsung mencium bibirnya.
Marcel akhirnya menyerah dengan semua pertanyaan di benaknya, dengan tindakan Nara maka Marcel pun mengikuti apa yang di butuhkan dan di inginkan oleh Nara, Marcel pun membalas ciuman Nara dengan lembut dan berubah menjadi penuh hasrat.
Malam panjang mereka lalui dengan ******* kenikmatan, Marcel memperlakukan Nara dengan penuh kelembutan, Nara meringis kesakitan saat penyatuan itu di lakukan, Marcel tersenyum jika wanita yang ia tiduri adalah wanita yang masih suci dan dia adalah yang pertama memasuki Nara.
Marcel pun selalu mengatakan kata maafnya di telinga Nara, karena harus melakukan hubungan terlarang seperti ini, dalam benak Marcel berjanji untuk menikahi Nara.
Satu jam berlalu Nara sudah terkulai lemah dan sudah tertidur begitu saja, karena kelelahan sesaat ia sampai di klimaksnya yang sudah kesekian kali, sama halnya dengan Marcel yang sudah beberapa kali menyemburkan muntahan juniornya di dalam rahim Nara, Marcel pun mencium kening Nara dan membaringkan tubuhnya di samping Nara.
Marcel menatap wajah Nara yang terlihat cantik, lalu pandangannya tertuju pada bagian tubuhnya yang penuhi dengan luka, Marcel pun bangkit dan pergi kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri lebih dulu, setelah menyelimuti Nara dengan selimut.
Marcel telah membersihkan diri dan ia pun mengambil HP nya untuk mengirim pesan pada seseorang, lalu ia pun bergegas mencari kotak P3K untuk merawat luka Nara.
Sebelumnya Marcel membersihkan tubuh Nara yang penuh dengan keringat dengan lap dan air hangat, Marcel tersenyum melihat betapa banyak nya tanda yang sudah ia berikan pada tubuh Nara, sama halnya dengan tubuh Marcel yang dipenuhi tanda kepemilikan yang di berikan oleh Nara.
"Aku janji akan menikahimu, siapa kau? dan apa yang terjadi denganmu? aku yakin jika kau pun tidak ingin hal ini terjadi padamu bukan?" tanya Marcel pada Nara yang tertidur begitu pulasnya.
Setelah merawat luka Nara dengan telaten, ia merasa kasihan dengan wanita yang di tolong olehnya, Marcel pun menyelimuti Nara kembali dengan selimut tebal dan kembali mencium keningnya.
Marcel pun memutuskan untuk tidur di sebuah sofa, di depan ranjangnya, karena tidak ingin panyatuan kembali terjadi, karena Nara yang tidak sama sekali memakai pakaian.
Marcel terdiam, dengan pandangannya melihat pada Nara yang tidur dengan nyenyak.
"Haah.." Helaan napas panjang Marcel, mengingat bagaimana ia meski menjelaskan pada orang tuanya, jika benar Marcel ingin menikahi wanita di hadapannya.
Hotel dimana tempat Nara menginap masih terlihat heboh dengan pencarian Nara, Samuel, ia benar-benar merasa marah pada Erick, karena berpikir telah mempermainkannya dan berpikir jika Erick tidak memberikan keamanan yang ketat di hotel ini.
"Ck, kau bodoh Erick, tidak membuat keaman yang ketat di hotel ini, hingga akhirnya Nara bisa melarikan diri, dengarkan ini untuk terakhir kalinya! jika kau tidak bisa memenuhi keinginanku maka siap siaplah hidup miskin!" ucap Samuel dengan menatap tajam Erick yang sedang berlutut di hadapannya.
"Ampun tuan maafkan aku, aku tidak berpikir sejauh itu, aku kira Nara tidak akan bisa melarikan diri, tuan apa pun itu jika bisa membantu perusahaan aku akan lakukan ," ucap Erick yang memohon dan terlihat penuh penyesalan.
"Wilona, aku hanya ingin dia, jika tidak maka tidak ada lagi negosiasi, ah aku akan menikahinya hanya satu tahun, maka itu sudah membuat satu keuntungan untuk kalian bukan, jika setuju bawa besok Wilona ke hadapanku dan jika tidak maka kau tau sendiri apa yang akan terjadi bukan?" ucap Samuel lantang dan tegas membuat Erick menunduk lemah dan hanya bisa mengangguk, Samuel pun langsung meninggalkan Erick yang terlihat kebingungan.
Selepas kepergian Samuel, Erick menggeram marah, tangannya terkepal kuat, ia benar benar marah dengan keberanian Nara melarikan diri, bahkan tidak mengikuti perintahnya.
"Nara! kau berani membuatku hancur seperti ini, lihat saja jika kau masih selamat aku tidak akan membuatmu hidup dengan tenang!" geram Erick dengan mata yang menatap tajam, Erick benar benar tidak terima, karena dengan keberanian Nara, dam dia harus bersujud memohon ampun pada Samuel, hal yang sangat ia pantrang dalam hidupnya, karena menjatuhkan harga dirinya, namun demi hidupnya ia terpaksa melakukan hal ini, dan ia bersumpah Nara akan melakukan hal yang sama terhadapnya bersujud memohon ampun padanya.
Hari itu juga di malam hari Erick langsung kembali kerumahnya, dengan perasaan yang berkecamuk, menahan emosi yang memuncak, Erick melihat keadaan rumah yang sepi karena mungkin semua sudah tertidur, lalu Erick memilih memasuki ruang kerja, ia duduk di sofa panjang dan membaringkan badannya yang lelah, setelah cukup lama mencari keberadaan Nara.
Erick menatap langit - langit ruang kerjanya, memikirkan hari esok yang berat untuknya terlebih ia meski memaksa Wilona untuk menikahi Samuel. Erick memijat pangkal hidungnya karena lelah memikirkan hal ini.
Jika di pikir oleh Erick, perusahaan yang sedang di ambang kebangkrutan penyebab utamanya adalah istri dan anak nya yang selalu boros membeli barang-barang yang bermerk, dan Erick tidak pernah melNarangnya, namun ia mendukung, karena agar di lihat orang mampu dan di segani, namun nyatanya itu adalah sebuah bumerang untuknya.
***
Pagi hari di Penthouse, Nara yang terbangun terkejut mendapati dirinya tidak menggunakan pakaian, dan hanya menggunkan selimut, terlebih ia tidur di sebuah kamar mewah, ia lalu mengingat malam panas yang telah ia lakukan bersama seorang pria yang tidak ia kenali, air matanya menetes jika malam tadi, tubuhnya sudah tidak suci lagi.
Nara menangis dan terus bergumam jika dirinya kotor dan menjijikan.
"Hiks, aku kotor aku menjijikan," ucapnya Nara yang terus menangisi dirinya.
Marcel yang masih tertidur, tidurnya mulai terusik mendengar seseorang menangis, ia sedikit bingung dan lalu ia bangkit dan mendekati wanita itu, setelah mengingatnya jika ia sudah meniduri seorang gadis.
"Kau sudah bangun?" tanya Marcel dan Nara mendongkrak dan menatap Marcel.
Nara tidak bisa menyalahkan Marcel, karena ini pun adalah ulahnya yang sudah memancing hasrat Marcel, Nara ingat bagaimana Marcel sudah menahan nya.
Nara hanya mengangguk saja, dengan air mata yang terus menetes, pandangannya terlihat kosong, seolah ia sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup.
"Siapa namamu?" tanya Marcel pada Nara.
Nara tidak menjawab, ia malah semakin menangis dengan tangannya yang memegang selimut tebal, untuk menutupi tubuhnya yang tidak menggunakan pakaian, Marcel melihat itu menghela napasnya kasar, lalu mendekati Nara dan duduk di hadapannya.
"Jangan menangis, aku minta maaf karena tidak bisa menahannya, boleh aku tahu namamu?"tanya Marcel dengan lembut. Marcel mengerti, jika wanita dihadapannya sedang merasakan kesedihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
epifania rendo
marsel baik nara semoga berjodoh
2023-11-27
1
Kenzi Kenzi
semoga jdi marcel.jr...
2023-11-19
0
Lina Herlina
segitu gampangnya sih Marcel percaya klo perempuan yg di tolongnya adalah perempuan baik2...secara di awal Marcel di kenal laki2 yg baik, kecuali kalau Marcel dari awal di kenal Casanova
2023-11-16
0