"Dia sudah menerimanya dan mungkin sekarang dia sudah memakan dan meminumnya, sekarang lebih baik tuan Samuel segera masuk kedalam kamar hotel nya, karena dosisnya sangat tinggi dan aku jamin itu akan memuaskan anda, terlebih dia masih di segel, bukan begitu ayah?" ucap Wilona sambil tersenyum.
Erick yang mendengarkan perkataan Wilona anaknya, terlihat heran, pasalnya Erick masih menganggap Wilona masih putri kecilnya namun kini ia mendengar jika Wilona bahkan mengerti hal hal orang dewasa, hingga ia menghela napasnya, Erick meski menerima jika putrinya sudah tumbuh dewasa, dan harus siap jika suatu saat nanti Wilona akan menikah.
Tuan samuel terlihat menyunggingkan bibirnya, "ku kira kalian hanya bermain - main, baiklah jika begitu, jika ini berhasil aku akan memberikan bonus pada kalian," ucapnya pada Erick dan Wilona.
Erick tersenyum dan mempersilahkan tuan Samuel, "mana berani kami bermain main tuan, jika begitu kami akan menunggu disini dan pernikahan akan langsung di gelar esok di malam hari," ucap Erick dan Wilona pun mengangguk tersenyum.
Tuan Samuel pun langsung keluar dan pergi ke kamar Nara, dia terlihat semangat karena hal ini lah yang di nantikan oleh nya.
Samuel ia sudah mendapatkan kunci ganda untuk membuka kamar Nara, hal itu agar memudahkannya untuk memasuki kamar Nara, Samuel sudah membungkam dengan menyogok hotel kecil ini, agar rencana mereka berjalan dengan lancar.
Nara setelah memakan makanan dan meminum minuman yang dia sediakan hotel mulai merasa gelisah, dan rasa panas di tubuhnya kian terasa, makan malam yang di berikan oleh hotel dengan tanpa rasa curiga sedikitpun, namun apa yang di rasakannya saat ini seolah ia menyesal telah memakan dan meminumnya.
Nara merasa bingung dengan apa yang dia rasakan," ada apa denganku? apa ini ada hubungannya dengan makanan dan minuman itu?" tanyanya pada diri sendiri.
Wilona memberikan obat perangsang pada minuman yang yang sudah di minum oleh Nara meski tidak sampai habis, namun obat itu di berikan dengan dosis yang tinggi hingga efek nya akan cepat di rasa oleh Nara.
Nara berdiri dan berniat masuk kedalam kamar mandi, ia berniat untuk berendam, namun saat kakinya akan melangkah, ia mendengar suara pria yang memanggilnya.
"Nara, ternyata kau lebih cantik dari sebuah poto yang di perlihatkan kepadaku,"ucapnya membuat Nara terkejut, karena ada pria tua yang bisa masuk ke dalam kamarnya.
"Siapa kau? mengapa bisa masuk ke dalam kamar ku?" tanya Nara, dengan sekuat tenaga ia menahan rasa sakit dan yang sedang dia rasakan saat ini.
"Aku adalah calon suamimu," jawabnya dan langsung mendekat ke arah Nara, yang reflex Nara berjalan dengan mundur untuk menjauhinya.
Namum terlambat, karena Samuel lebih cepat dan sudah memegang pinggang Nara dengan erat, wajahnya ia dekatkan ke wajah Nara dan mencium leher Nara, hingga berbisik di telinga Nara dengan penuh hasrat, "kau membutuhkanku Nara, malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk kita," ucapnya dengan menggigit, lembut telinga Nara.
Nara memejamkan matanya, dan Nara yang terkejut mendengar perkataan Samuel, yang mulai menyadari jika ini adalah ulah mereka, mereka membuat ia terjebak dengan Samuel, Nara mulai menyadari dengan apa yang terjadi padanya, jika itu memang ada hubungannya dan makanan atau minuman yang telah ia makan.
"Kau tuan Samuel, apa yang kau berikan padaku?" tanyanya, dengan tangan yang dengan sekuat tenaga ingin melepas tangan Samuel yang melingkar di pinggangnya, namum pegangan Samuel cukup kuat hingga Nara tidak bisa berbuat apa-apa.
"Bukan aku yang memberinya, namun keluargamu lah, sayang itu adalah kado pernikahan untuk kita," ucap Samuel kembali mencium Nara di lehernya, hingga ia tanpa sadar menikmati sentuhan dari Samuel, Nara ingin menolak namum karena efek obat yang di rasakan ia tidak bisa berbuat apapun, karena apa yang di lakukan oleh Samuel membuat Nara menggeliat dan mendesah, Nara seolah menginginkan hal lebih dari Samuel, namun Nara kemudian kepalanya menggeleng kuat dan dengan sekuat tenaga ia mendorong tubuh Samuel hingga terjatuh.
"Jangan menyentuhku brengsek!" ucap Nara.
Nara merasakan tubuhnya semakin panas, bahkan ia seperti ingin melucuti baju nya sendiri, tapi ia terus menahannya.
Melihat itu samuel terkekeh, dan kembali bangkit untuk mendekati Nara, Nara yang mencoba tetap sadar agar tidak terjerat oleh pria tua di hadapannya, pandangannya pun jatuh pada sebuah garpu bekas yang telah ia gunakan tadi.
Nara mengambil garpu itu dan menancapkannya ke paha nya sendiri.
Arrggtth! jerit Nara, dan Samuel pun mendekat merasa mNarah karena Nara harus melukai dirinya sendiri.
"Apa yang kau lakukan, kau melukai kulit putihmu yang mulus ini, Nara!" ucapnya, namun tangannya terlhat meraba area lainnya.
Nara mendongak dan menatap tajam Samuel, pria tua yang sudah memiliki 2 istri, dan Nara benar-benar merasa geram dan mNarah.
"Jangan menatapku seperti itu sayang, itu malah membuatku ingin cepat membuatmu tidak berdaya di bawahku," ucapnya dengan menggoda pada Nara.
Nara tidak menggubris apa yang di katakan Samuel, pikirnya ia harus bisa melarikan diri dari tempat ini.
Keringat di tubuhnya semakin deras bercucuran, dan Samuel melihatnya Nara semakin terlihat Seksi, terlebih Nara menggunakan dress pendek yang terlihat cantik, Samuel sudah tidak tahan jika harus terus menunggu reaksi obat itu sepenuhnya menguasai Nara, hingga ia mengangkat tubuh Nara dan membaringkannya di ranjang, luka tusukan di paha Nara tanpa jijik ia jilati, darah yang telah mengalir, yang semakin membuat Nara menggeliat.
"Kau tidak perlu melukai dirimu sayang, itu akan percuma, karena dosisnya sangat kuat, Nara kau akan menikmati permainanku dan aku janji, rasa sakit mu akan menjadi rasa nikmat, yang akan membuatmu ketagihan dengan sentuhanku," ucapnya setelah menjilati paha Nara yang di tusuk garpu oleh dirinya sendiri dan tersenyum penuh nafsu pada Nara.
Nara menangis dan menggeleng kuat, sungguh obat itu sangat menyiksanya, hingga ia kembali memaksa untuk sadar dan lalu ia menendang burung milik Samuel, hingga Samuel merasa kesakitan, tendangan Nara sangat kuat, membuat Samuel berteriak dan memegang burungnya.
Nara melihat itu langsung berdiri dan melarikan diri dari hadapan Samuel, berniat meninggalkan hotel ini, dengan apa yang akan terjadi dengannya nanti. ia tidak perduli dan mungkin ia lebih baik mati dari pada harus di perdaya oleh orang-orang yang brengsek seperti mereka.
Nara cukup beruntung dengan mudah keluar dari hotel, karena tidak adanya penjagaan yang ketat, hingga ia pun berlari tanpa henti, tanpa alas kaki, dan tidak perduli dengan luka atau sakit yang di rasakan dengan darah menetes dari pahanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Ari_nurin
harusnya sembunyi jangan di hotel .. itu paling mudah dicari ..
2024-12-05
0
Lies Atikah
kirain nara tuh pinter taunya oon
2024-05-11
0
Sari Annissa
rada ceroboh,bodoh si nara
2023-11-28
0